Berniat pergi dari rumah

Wanita itu menyombongkan dirinya seusai mengakui bahwa ia merupakan atasan suamiku. Aku kesal lantaran ia seolah menatapku remeh.

"Oh..Jadi anda atasan suamiku? Maaf, aku sama sekali tidak peduli. Apapun status anda, bagiku seorang wanita yang berani menggoda pria beristri maka dia tidak lebih dari seorang jal*ng!" ucapku telak.

Wajahnya langsung merah padam mendengar penghinaan dariku, tetapi aku sama sekali tak peduli. Jangan dipikir hanya karena dia seorang atasan, ia berhak menginjak-nginjak harga diriku.

Suamiku sama sekali tak mengangkat suara, ia sudah seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Akupun memilih untuk segera pergi meninggalkan kamar berkubang dosa itu.

Aku sempat mendengar Mas Arya memanggilku, tetapi wanita itu malah menahan suamiku. Ia mewajibkan Mas Arya untuk menghadiri pembukaan cabang perusahaan baru besok.

Jangan ditanya betapa kecewanya hati ini, disaat seperti ini Mas Arya bahkan sama sekali tak memperjuangkanku. Padahal, aku sangat berharap ia menyesal dan mengejarku untuk meminta maaf.

Aku berlari meninggalkan bangunan itu dengan berurai airmata menuju sebuah taman yang berada tak jauh dari sana. Meratapi betapa mirisnya nasib ini, pria yang begitu kucintai dan kubanggakan selama 7tahun nyatanya tak lebih dari seorang gundik.

Alam seakan turut berduka, hujanpun turun membasahi permukaan bumi malam ini. Airmataku luruh bersama derasnya hujan. Dinginnya udara sekitar tak lagi kurasakan hingga sahabatku datang dan memberikan sebuah payung untukku.

"Ngapain sih nangisin cowok nggak guna kaya gitu Ra? Airmata lo terlalu berharga buat bayar pengkhianatannya. Nih lagi pake hujan-hujanan segala, kalo sakit yang ada lo sendiri yang rugi." omelnya kepadaku.

"Lo nggak ngerti apa yang gue rasain, Lan. Gimana rasanya dikhianati sama lelaki yang sedari dulu selalu nunjukkin kasih sayangnya sama gue, selalu menjunjung gue diatas awan.Tapi sekarang, gue seolah dihempaskan gitu aja ke bumi, rasanya sakit banget Lan. Gue udah percaya banget sama Mas Arya." elakku disela-sela tangis.

Lani nampak menghela nafas, memupuk kesabaran untuk menghadapiku yang lemah ini.

"Trus lo mau ujan-ujanan disini gitu?Please, Ra. Lo harus kuat, jangan biarkan mereka bersenang-senang diatas penderitaan lo. Buat mereka nyesel atas apa yang telah mereka lakukan sama lo."

Ucapan Lani ada benarnya juga, aku jadi ingat betapa angkuhnya wanita tadi. Ia pasti akan merasa diatas angin jika aku sampai terpuruk dan menderita. Akhirnya aku mengalah dan mengikuti Lani kembali ke mobil.

Kami memutuskan untuk mencari penginapan sementara. Hujan turun sangat lebat disertai petir sehingga tidak memungkinkan bagi kami untuk pulang malam ini.

Aku langsung membersihkan diri dan mengganti pakaianku yang basah. Untung ada sahabatku yang paling pengertian, ia membawakan dua cangkir kopi panas untuk kami nikmati bersama.

"Makasih Lan. Kalo nggak ada lo, gue nggak tahu mesti gimana."

Benar sekali, jika seandainya tadi aku pergi menguntit suamiku sendiri. Mungkin saat ini aku masih meratapi nasibku ditengah derasnya hujan.

"Itu gunanya temen, Ra. Lo juga sering bantu gue kalo ada masalah. By the way, gimana tadi pas waktu lo mergokin mereka berdua?"

Akupun menceritakan apa yang baru saja ku alami pada sahabatku. Tentang selingkuhan Mas Arya yang tidak lain dan tidak bukan adalah atasannya sendiri. Lani sendiri ikut kaget mendengarnya, ia berpikir jika Mas Arya melakukan hal ini pasti hanya demi uang dan jabatan. Secara, jika dilihat dari segi fisik wanita itu terlihat lebih tua dariku, mungkin sekitar 30tahunan.

"Mata Arya udah buta kali ya. Istri seger, cantik gini malah disia-siain. Sarap kali tuh orang." sahabatku itu sudah seperti nitizen julid saja. Tapi ekspresinya cukup menghiburku yang tengah dirundung galau sekarang ini.

"Trus rencana lo sekarang apa? Nggak mungkin kan lo pertahanin dia? Kalo gue sih ogah." sarkasnya kembali.

Pikiranku melambung jauh ke beberapa tahun belakang ini. Masa-masa indah bersama suamiku, sudah begitu banyak kenangan manis yang terukir diantara kami.

Tak terasa, bulir airmataku kembali lolos tanpa permisi. Rasa sakit itu kembali menyeruak hingga menyesakkan dada. Apalagi mengingat Mas Arya yang lebih memilih bertahan bersama wanita tadi. Aku benar-benar kecewa, sekarang aku sadar jika cintanya hanya setipis kertas.

"Gue nggak bakalan mempertahanin Mas Arya, Lan. Gue udah terlanjur sakit hati sama dia." jawabku lirih.

"Bagus Ra. Lo jangan lembek ngadepin cowok kaya gitu." Lani begitu mendukung keputusanku.

***

Subuh kami memutuskan untuk kembali ke kota. Aku berencana untuk mengambil barang-barangku dari rumah Mas Arya.

Yah, rumah mas Arya sendiri sebab aku ikut dengan suamiku tanpa membawa harta sepeserpun. Aku hanya ingin membawa beberapa pakaian dan surat-surat penting untuk mengajukan gugatan ke pengadilan agama.

Mumpung Mas Arya masih di Puncak, jadi aku lebih leluasa mengambil keperluanku di rumah itu. Hanya saja, aku harus benar-benar menyiapkan alasan yang tepat menghadapi kedua orang tuaku.

Aku yakin mereka pasti kaget mendengar keputusanku. Sebab selama ini rumah tanggaku selalu adem ayem dan belum pernah terjadi percekcokan sama sekali.

Sejujurnya, aku sendiri cemas akan penyakit jantung yang diderita Bapak. Aku akan mencoba bicara pelan-pelan, semoga saja beliau mau mengerti atau paling tidak menyumbangkan pendapatnya. Bapak selalu meng elu-elukan menantunya itu.

Semua barangku sudah selesai ku kemas, aku menatap sejenak rumah yang menyimpan banyak kenangan manis selama setahunan ini.

Lagi dan lagi, bulir airmataku kembali membasahi pipi. Aku segera menyapu kedua pipiku yang basah, semakin lama disini bisa saja membuat pendirianku semakin goyah.

Kulangkahkan kaki menuju ke luar rumah, tetapi betapa kaget diriku melihat pria yang berhasil menggoreskan luka itu berdiri di ambang pintu.

"Mas Arya?"

Ia menatap tajam ke arahku, aku cukup ngeri melihat tampangnya yang lain dari biasanya. Dia nampak bengis dan menyeramkan, baru kali ini aku melihatnya seperti itu.

" Mau kemana kamu? Jangan harap kamu bisa pergi dari sini!"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

Sarafnya putus kali
By Your Side, mampir

2023-05-31

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

setuju 👍

2023-05-30

1

Ni Nyoman Rinti

Ni Nyoman Rinti

kmu harus cerai dr arya tukang selingkuh itu aira...lanjut thor..semangat...😍😍

2023-05-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!