“Ini yang anda minta,” ucap Raphael seraya memberikan selembar kertas.
“Terima kasih,”
“Baik. Saya permisi,” Raphael mengundurkan diri dari ruangan Victoria.
“Ini,” Victoria meletakkan kertas perjanjian di atas meja dan menandatanganinya lalu menyerahkan ke Noah.
Pihak A: Victoria Xander
Pihak B: Noah Specter
1. Pernikahan hanya berlangsung selama 1 tahun (365 hari).
2. Pihak A memberikan sebesar 1 (satu) persen kepemilikan saham Xander Group.
3. Kedua belah pihak tidak diperkenankan melakukan hal yang mencoreng nama baik pihak satu sama lain.
Noah membaca perjanjian yang dibuat Victoria dan melihat keinginannya yang hanya berjumlah 1 itu.
“Hanya ini?” tanya Noah.
“Iya. Saya belum memikirkan apa konsekuensinya kalau salah satu pihak melanggar perjanjian ini. Ada ide?”
“Menurut hukum, kalau ada yang melanggar perjanjian dianggap melanggar Undang dan akan menerima sanksi hukum.”
“Ah, hukum. Saya malas berurusan dengan hukum. Bagaimana kalau yang melanggar harus menuruti permintaan pihak lain?”
“Boleh saja,”
Noah menandatangani perjanjian pernikahan mereka.
“Saya akan memberitahu anda apa permintaan saya sekarang jika anda melanggar perjanjian. Saya ingin pernikahan kita diperpanjang tergantung seberapa fatal perbuatan anda. Dalam hukum pelanggaran dikategorikan menjadi tiga, ‘kan? Untuk pelanggaran ringan ditambah 1 tahun, pelanggaran sedang ditambah 4 tahun, pelanggaran berat 8 tahun,” ucap Victoria.
“Baiklah. Begitu saja.”
“Saham akan diberikan setelah serangkaian acara pernikahan selesai. Ada lagi?”
“Kapan pernikahan kita dilaksanakan?”
“Menurut anda, kapan baiknya?”
“Hari Minggu pekan depan.”
*Pekan depan? Apa yang dia incar sebenarnya? *batin Victoria.
“Baiklah. Asisten saya yang akan mengurusnya,”
“Yang menikah anda atau asisten anda?”
“Tentu saja saya. Tapi maaf sekali, saya tidak bisa mengurusnya. Ada lagi?”
“Tidak ada. Kalau begitu, sampai jumpa di hari pernikahan, Victoria
Xander,”
Noah keluar dari ruangan Victoria.
Xander Group, ini baru permulaan. batin Noah.
“Pak Specter, ini rincian biaya untuk rumah yang akan menjadi tempat tinggal bersama setelah menikah nanti,” ucap Raphael.
2,5 miliar?! Dan akan dihancurkan setelah 1 tahun?! Tenang, Noah. Anggap saja ini modal untuk menjatuhkan Xander Group. batin Noah.
“Baik, terima kasih,” ucap Noah.
Malam harinya, setelah pulang bekerja, Victoria berkunjung ke kediaman Thomas. Sesampainya di sana, dia terkejut saat melihat semua anggota keluarga sudah berkumpul kecuali dirinya di meja makan.
“Aktris utama kita baru saja datang…” ucap Steven.
“Maklum, CEO memang sibuk,” timpal John.
“Akhirnya, cucu kakek datang juga. Duduk, nak. Kita akan makan malam bersama,” ucap Thomas.
“Kakek memiliki pengumuman besar yang mau dia sampaikan,” jawab Isabela, ibunya.
“Ada apa ini, ma?” tanya Victoria saat duduk di samping ibunya.
Pengumuman?
“Xander Technical, apakah ada kesulitan, Stev? Kok kakek perhatikan labanya menurun dalam 3 bulan berturut-turut?” ucap Thomas.
“Oh, itu… saat ini memang sedang menurun ekspor mesin ke luar negeri. Sedang tidak musimnya,” jawab Steven.
“Victoria, kira-kira langkah apa yang akan kamu ambil untuk masalah ini kalau kamu direktur utamanya?” tanya Thomas.
Victoria terkejut. Dia sedang menikmati hidangan penutup tiba-tiba disenggol kakeknya dengan pertanyaan.
“Oh, aku akan menganalisa apakah memang sedang tidak musimnya, atau pelanggan berganti pemasoknya,” ucap Victoria.
“Baik, Kek. Aku akan membentuk tim untuk menganalisanya,” ucap Steven.
“Laporkan pada Victoria,”
“Baik, kek.”
“Bagaimana dengan Xander Construction? Kenapa kakek menerima laporan banyak bangunan yang tidak selesai sesuai estimasi? John? Bagaimana kamu akan menjelaskan ini?”
“Maaf, kek. Ini dikarenakan cuaca hujan yang ekstrem sehingga pembangunan sempat tertunda,” ucap John.
“Victoria, kakek mau dengar saran darimu,” ucap Thomas.
Sepertinya bukan pengumuman besar. Tapi sedang melakukan pemeriksaan hasil kerja para cucunya. batin Rebecca.
“Untuk itu, kurasa Xander Construction perlu melakukan pemasangan tenda besar untuk menanggulangi hujan. Tentu ini akan memakan biaya tambahan dan bisa menjadi opsi bagi pelanggan. Dengan pemasangan tenda, ada biaya tambahan tapi pembangunan cepat selesai, atau sebaliknya,” ucap Victoria.
“Kakek setuju. Bagaimana, John?”
“Aku juga setuju. Terima kasih, Victoria atas saran bagusnya,” ucap John.
“Kakek tidak ingin kalian semua tidak bisa menangani masalah masing-masing anak perusahaan dan mengganggu Victoria. Karena Victoria sebentar lagi akan menikah,” ucap Thomas.
“Apa?” Immanuel, anak kedua Thomas, ayahnya Victoria terkejut.
Tidak hanya Immanuel sebenarnya, semua yang berada di meja makan juga terkejut. Dan bertanya-tanya siapa calon anggota baru di keluarga Xander.
“Dengan siapa lagi papa akan menjual anakku?” Immanuel menentang keras.
“Menjual? Memang selama ini papa memaksa kalian untuk menikah dengan si ini, si itu? Kalian sendiri yang berlomba-lomba memenangkan hati papa dengan mencari pasangan yang menarik. Meski tetap Victoria pemenangnya. Dan tanya pada anakmu sendiri, apakah papa memaksanya?” ucap Thomas.
“Wow… jadi siapa anggota baru yang akan masuk ke dalam keluarga Xander?” ucap Rebecca.
“Anak dari kepala jaksa Otto Specter, Noah Specter,” jawab Thomas.
“Woah… jaksa yang baru saja mengungkap korupsi 3 pejabat sekaligus itu?” tanya Steven.
“Selera keluarga Xander memang tidak main-main,” ucap Paul.
“Maka dari itu, aku tidak ingin kalian mengganggu Victoria untuk beberapa waktu. Dia akan fokus pada pernikahannya. Kalian mengerti? Victoria, ikut kakek.” ucap Thomas.
“Oh, ya. Baik, kek.” Victoria langsung bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti kakeknya ke ruangannya.
“Dia meminta saham?!” Thomas terkejut.
“Dia meminta 2 persen tapi karena mencurigakan, aku hanya memberikan setengahnya,” ucap Victoria.
“Bagus. Bagus. Aku tidak menyangka dia ternyata mengincar sahamku,”
“Tenang saja, kek. Satu persen tidak berarti apa-apa. dia tidak bisa melakukan apapun dengan satu persen.”
“Baiklah. Kalau kamu berkata begitu, kakek bisa tenang. Oh, ya. Kapan pernikahannya?”
“Hari Minggu pekan depan. Aku sudah menyuruh Raphael mengurus semuanya.”
“Kapan pengumuman pernikahannya? Kamu tidak mungkin menikah tanpa membuat pengumuman, ‘kan?”
“Aku akan mengurusnya.”
Thomas mengangguk. “Kakek ingin bertanya untuk yang terakhir kalinya. Kamu tidak terpaksa melakukan ini, ‘kan? Jawab jujur, Victoria.”
“Kek, aku akan jawab jujur. Aku hidup di dalam, karena, dan hanya untuk Xander Group. Apapun akan aku lakukan agar aku tetap bertahan hidup,” ucap Victoria.
“Kakek memang tidak salah memilihmu untuk menggantikan kakek. Kakek sangat bersyukur memiliki kamu sebagai salah satu cucu kakek.”
Setelah Victoria keluar dari ruangan kakeknya, suasana di kediaman kakeknya sudah sepi. Karena anggota keluarga yang lain sudah pulang. Tersisa Raphael yang masih setia menunggu Victoria.
“Bu, keluarga anda menyuruh anda untuk ke kediaman mereka malam ini. Tampaknya mereka sangat terkejut dan marah,” ucap Raphael.
“Iyakah?” Victoria tersenyum.
“Haruskah anda kembali ke rumah anda saja?” tanya Raphael.
“Panggilan kejaksaan aku penuhi, kenapa panggilan keluargaku sendiri tidak aku penuhi?” balas Victoria.
“Anda tidak takut dimarahi?”
“Entah mengapa, saat ini aku merasa tidak takut dengan apapun juga. Apa karena aku memiliki kamu di sisiku?”
“Saya? Saya tadi melihat ada arak beras di meja. Sepertinya anda sudah mabuk,”
“Cepat antar aku ke kediaman orang tua aku,” ucap Victoria.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments