Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat hingga tiba lah saat dimana leta dan Sifa harus pergi ke puncak untuk mengabadikan salah satu momen wajib bagi calon pengantin yang menginginkannya yaitu foto preweding.
" Sifa udah kamu bawa semuanyakan alatnya?" tanya Leta.
" iya udah Leta" jawab Sifa gemas kepada sahabatnya itu karena ini bukan kali pertama ia menanyakan soal itu.
" yaudah yuk berangkat takut kena macet nanti kalo kesiangan" kata Leta.
"hari ini gue aja yang bawa mobilnya lo setting kameranya" kata Sifa.
"oke" jawab Leta.
sesampainya di parkiran apartemen Sifa mulai menyalakan mobil yang mereka tumpangi dengan perlahan meninggalkan area apartemen mereka. didalam perjalanan menuju puncak suasananya sangatlah hening karena kesibukan mereka masing-masing, Sifa sedang fokus mengemudi sedangkan Leta yang masih fokus mensetting kamera yang akan digunakan nanti.
" Leta gue boleh nanya sesuatu ke Lo nggak?" tanya Sifa memecahkan keheningan didalam mobil
"emangnya Sifa mau tanya apa sama Leta??" tanya Leta balik tanpa mengalihkan pandangannya dari kamera.
"Lo masih cinta sama dia?" tanya Sifa sambil menepikan mobilnya ke pinggir jalan.
"kalo misalnya si dia udah marriage gimana??" tanya Sifa tiba-tiba yang langsung membuat Leta terdiam seribu bahasa.
dan setelah beberapa menit diam.
" ah sudahlah tidak usah dipikir..." belum sempat melanjutkan kalimatnya, Leta pun memotong ucapan Sifa dengan raut wajah yang dibuat sedemikian rupa agar menjadi ceria.
" ya bagus dong, berarti dia bukan jodoh Leta" kata Leta sambil tersenyum paksa.
dan itu pun tak luput dari pengelihatan Sifa.
" lah terus percuma dong selama ini lo selalu nolak pria yang datang ngelamar Lo, kalo ujung-ujungnya orang yang Lo suka selama ini nikah sama orang lain" kata Sifa.
" ya mau gimana lagi sih sifaa, kalo memang itu jalannya leta bisa apa" kata leta
sambil menahan air mata yang ingin keluar dari matanya karena mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Sifa, tetapi Leta mencoba untuk meredamnya.
Leta memang tidak pernah menangis dihadapan siapapun, karena dia tidak mau dikasihani dan dianggap lemah oleh siapapun, setiap ada masalah Leta akan memendamnya hari ini dan melupakannya dikeesokan harinya. Begitu lah prinsip kehidupan yang selama ini leta jalani.
"enggak ada yang percuma Sifa, orang selama ini Leta nolak itu cuman karena Leta mau cari uang yang banyak banget biar enggak abis, udah itu aja kok" tambah Leta berbohong untuk meyakinkan Sifa.
" lo nggak bisa bohong Leta, orang jelas-jelas beberapa tahun lalu Lo pergi ke London karena Lo ngehindar dari dia dan sampai-sampai lo harus ngehapus semua info lo supaya dia nggak nemuin lo kan, Lo pikir gue nggak tau" kata Sifa yang sedikit esmosi kepada Leta.
" gue nggak tau arah pemikiran lo ta, disatu sisi lo pengen dia jadi milik lo tapi disisi lain lo malah ngehidar dari dia dan mencoba buat lupain dia, gue jadi bingung" kata Sifa yang sedikit mulai meredamkan emosinya.
" gue tau lo di London bertahun-tahun cuma buat lupaiin dia kan tapi sayangnya nggak bisa dan sekarang dia itu cuman jadi beban dipikiran lo Leta, bahkan jadi fotografer ini cuma lo jadiin pelarian iya kan supaya lo cepet lupa sama dia" desak Sifa karena sudah tidak bisa di tahan lagi.
" gue juga sering liat Lo pantengin foto dia " tambah Sifa.
kata- kata Sifa membuat Leta diam seribu bahasa, karena ia sudah tertangkap basah oleh Sifa.
" diem kan lo, udah ta jujur aja sama gue" kata Sifa
" i.. iya emang Leta ngeliatin foto tiap malam, tapi Leta enggak cuma liat wajah dia aja kok masih ada wajah-wajah temen SMA Leta termasuk kamu" kata Leta berbohong
"bohong lu mah"
" kan Sifa yang bilang sendiri ke leta kalo takdir tau jalan terbaik buat leta" ucap leta.
" iya, gue cuma nggak suka aja Lo nangis tiap malem cuma gara-gara dia leta, udah sekarang gini aja gue ga mau tau Lo harus nerima kenyataan Leta, waktu itu lo udah ditolak sama dia, dan Lo mutusin buat ke London buat ngelupain dia, jadi lo harus lupain dia." kata Sifa.
" iya Leta bakal berusaha ngelupain dafin, jadi Sifa jangan cerewet oke" kata Leta tersenyum yakin.
ya dafinlah pria yang disukai Leta bertahun-tahun lamanya sampai saat ini pun ia masih menyimpan rasa padanya, padahal dulu waktu Leta mengungkapkan perasaannya langsung ditolak mentah-mentah oleh dafin, seketika itu membuat Leta tersadar dan langsung mengambil keputusan untuk pergi ke London meninggalkan tanah kelahirannya.
"bagus gue harap ini kalimat kedua dan terakhir yang lo ucapin" kata Sifa sambil menepuk pundak Leta.
" gue akan ada disini sama Lo" kata Sifa mengenggam tangan Leta.
setelah melewati obrolan yang begitu lama, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju ke puncak, karena tidak mau clientnya menunggu lama.
setelah beberapa jam perjalanan akhirnya Leta dan Sifa sampai di lokasi pemotretan, beruntungnya sang client belum datang.
mereka pun memutuskan untuk meminta izin kepada penjaga tempatnya terlebih dulu untuk melakukan pemotretan disini, dan untungnya diizinkan.
setelah dirasa persiapannya sudah selesai mereka pun memutuskan untuk beristirahat sekalian menunggu clientnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...See you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments