"Arsy, kamu duduk." titah ayah Wahyu setelah Arsy menghidangkan teh kepada Dominic dan dirinya. Ibu Jannah juga ada diantara mereka.
Arsy mengangguk patuh. Ia duduk di sofa yang sama dengan Dominic, tapi tidak saling berdekatan. Sementara pria yang sedari tadi hanya diam dengan wajah datar menatap ayah Wahyu tanpa rasa takut setelah mengutarakan niat kedatangannya untuk melamar Arsy.
"Benar kalian akan menikah?" tanya ayah Wahyu kepada Arsy.
Untuk sesaat Arsy diam sambil melirik ke arah Dominic. Tidak mungkin ia menceritakan bahwa gara-gara mawar hitam, ia harus menikah dengan Dominic. "Benar, ayah. Jangan khawatir, Arsy sudah siap untuk memulai hubungan baru." Arsy tersenyum setelah menjawab pertanyaan dari ayah Wahyu.
Tatapan ayah Wahyu beralih menatap Dominic. "Kenapa kamu yakin ingin menikahi anak saya? Sementara kamu tidak pernah melihat paras Arsy seperti apa. Jika kamu sudah menikahi anak saya lalu kecantikannya tidak sesuai ekspektasi kamu, gimana?" cecar ayah Wahyu berusaha menggoyahkan niat Dominic. Bukan maksud seperti itu, hanya saja tidak ingin Arsy mengalami kegagalan dalam pernikahan untuk kedua kalinya.
Dominic tidak langsung menjawab. Kepalanya menoleh ke kiri tempat Arsy duduki. Wanita itu tampak menunduk dengan kedua tangan saling meremas jari-jemari lentik yang tampak terawat. Memerhatikan kuku Arsy yang tampak bersih tanpa kuku palsu seperti wanita lainnya.
"Keyakinan saya tanpa alasan karena jika ada alasan untuk menikahi Arsy maka akan mudah menemukan alasan lain untuk meninggalkan." Tegas sekali jawaban Dominic dan tampak meyakinkan ayah Wahyu.
"Anak saya janda tanpa anak dan pernikahan mereka berakhir karena adanya orang ketiga. Apa kamu bisa berjanji tidak akan ada orang ketiga diantara kalian?" Sebagai seorang ayah tentu saja akan melakukan hal apa pun demi kebahagiaan putrinya. Apalagi Arsy yang memiliki kisah masa lalu yang begitu menyakitkan.
"Saya berjanji," jawab Dominic tegas kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya lalu meletakkan di atas meja yang membuat semua orang terkejut.
"Ini adalah salah satu senjata kesayangan saya. Jika suatu saat tuan mengetahui ada orang ketiga di pernikahan kami, maka anda berhak membunuh saya dengan senjata ini." Entahlah, Dominic hanya ingin bertanggung jawab saja karena pasti setelah kejadian malam kemarin akan membahayakan keselamatan Arsy.
Tentang hatinya, biarkan saja seperti ini. Bukankan kejadian tujuh tahun lalu juga tak pernah mengantarkan dirinya bertemu lagi dengan wanita itu. Semoga ucapan Evan benar, wanita tersebut sudah menikah dan menemukan cinta sebenarnya.
Bukankah Dominic juga harus melakukan hal yang sama?
Cinta seiring waktu, mungkin.
Tapi masalahnya, jangan sampai ada yang tahu kalau dirinya yang membuat ayah Wahyu di penjara.
"Jadi, kapan kamu ingin menikahi Arsy?" tanya ayah Wahyu.
"Sekarang. Saya sudah menyiapkan segalanya. Pernikahan kami akan tercatat di negara Indonesia dan juga Australia."
"Apa?" pekik Arsy setelah Dominic mengatakan persiapan itu.
Dominic menoleh menatap Arsy yang tampak salah tingkah. "Tidak baik menunda, bukan?"
Tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka karena beberapa orang masuk ke dalam rumah ayah Wahyu. Seorang penghulu, pihak pemuka komplek, 4 orang pria memakai pakaian serba hitam membawa bingkisan berupa emas batangan, satu set perhiasan berlian, sebuah kunci mobil beserta surat kepemilikan, terakhir adalah sertifikasi kepemilikan gedung dan usaha supermarket yang berada di persimpangan jalan depan komplek tempat tinggal ayah Wahyu.
****
Mommy Aisyah dan Daddy Malvyn baru saja tiba saat akad selesai beberapa waktu lalu. Mommy sangat bahagia Dominic menikahi wanita yang tertutup seperti ini. Bukan seperti wanita pilihan grandma Ivy.
"Kau lihat, Vyn. Anak semata wayangmu pandai memilih istri. Aku harap dia seperti mendiang opa Qenan. Bukan seperti dirimu yang bodoh karena jeratan Jesica ataupun mendiang papi Ed yang selalu menurut saja dengan mami Ivy," sindir mommy Aisyah.
Kedua paruh baya itu harus berpura-pura akur di hadapan besan, anak, dan menantu karena sepanjang perjalanan dari Australia menuju Jakarta kerap berdebat.
"Kamu benar, semoga dia tidak bodoh sepertiku yang masih sendiri karena menunggu jandamu tapi tetap saja di tolak."
Mommy Aisyah melengos mendengar ucapan Daddy Malvyn. Kemudian tidak lagi meladeni karena Dominic dan Arsy berjalan ke arah mereka.
"Menantu Mommy pasti cantik," puji mommy Aisyah yakin dari bentuk mata yang indah. Mommy Aisyah memeluk Arsy. "Tolong tetaplah mendampingi anak mommy, ya. Dom memang kelihatannya kaku. Tapi percayalah, setelah kalian saling mengenal pasti dia berubah menjadi hangat. Apapun cobaan dan ujian pernikahan kalian, tetaplah saling menguatkan."
Arsy tampak tersenyum di balik cadarnya. Teringat pembicaraan Dominic dengan mommy Aisyah saat di apartemen malam itu, semoga dugaannya benar bahwa mommy Aisyah wanita yang lemah lembut. "Aku akan berusaha untuk tetap mendampingi Dom."
"Jangan sentuh istriku, dad!" pekik Dominic saat Daddy Malvyn hendak merangkul Arsy.
"Ck. Posesif!" umpat Daddy Malvyn di dengar oleh Arsy dan mommy Aisyah.
Arsy mendengar pekikan Dominic pun tersipu malu.
Selang beberapa jam malam sudah menampakkan wujudnya. Ayah Wahyu memanggil Arsy untuk memberitahukan bahwa hari ini juga adalah hari pernikahan Haris.
"Kamu tidak apa-apa kan, nak?" tanya ayah Wahyu memastikan keadaan Arsy.
Arsya mengangguk sambil tersenyum di balik cadar. "Arsy baik-baik saja, yah. Kalau begitu Arsy akan minta izin dulu agar kita pergi bersama."
"Iya, nak. Berusahalah ini adalah pernikahan terakhir kamu. Apalagi dia bukan orang sembarangan. Tetap jaga marwah kamu sebagai istri agar nama baik dia tetap terjaga."
"Iya, nak. Walaupun wajah nak Dominic kebule-bulean, tapi ibu lihat dia sangat menyayangi ibunya." Timpal ibu Jannah lagi.
Arsy tersenyum. "Arsy akan berusaha, yah, bu."
Arsy keluar kamar diikuti ibu Jannah. Ia menghampiri Dominic yang tampak sedang bicara dengan serius bersama Evan. Sebenarnya ragu, apalagi wajah Dominic yang memang seperti kanebo kering, kaku, dan datar itu.
Melihat kedatangan Arsy, Evan langsung membungkuk hormat kemudian pamit pergi dari pasangan yang baru saja halal itu.
"Tuan, bisa kita bicara?" tanya Arsy pelan.
Dominic diam saja sambil menatapnya. Oke baiklah, sepertinya Arsy mulai mengerti jika Dominic diam saja berarti mengizinkan ia untuk bicara.
"Mas Haris menikah hari ini. Bolehkah aku pergi?" tanya Arsy ragu-ragu.
Untuk sesaat Dominic diam saja tanpa menjawab pertanyaan Arsy yang meminta izin. Entah apa yang dipikirkan pria itu tapi mampu membuat Arsy takut. Terlihat jelas Arsy meremas jemarinya sakit takut di tatap seperti itu oleh Dominic.
"Aku ikut." kata Dominic kemudian memberitahukan kepada Evan untuk mempersiapkan kepergian mereka ke acara pernikahan Haris, mantan suami istrinya.
Tentu saja Evan sigap melaksanakan tugas dari Dominic. Baginya, semua yang diinginkan Dominic adalah perintah.
"Persiapan sudah selesai, tuan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Dewi Chusnual
😂😂😂😆kasian daddy malvyn ditolak meski sudah nunggu lama
2024-05-24
1
Neulis Saja
ternyata Allah memisahkan Arsy dgn haris melalui orang ketiga karena Allah akan menggantikan dengan sosok yg lebih dari segalanya ketimbang mantan here we must understand that the winner is patience ✊
2023-10-05
0
Sandisalbiah
maaf thor.. aku emang belum baca kisah Arsy dan Haris makanya agak bingung koq Haris baru mau menikah di hari yg sama spoerti Arsy pdhal kan meraka udah pisa 3 thn dan itu krn adanya org ke tiga kan.. Haris menikahi mantan kekasinya krn dorongan keluarga yg mengingikan keturunan kan... jd agak ngeblank akunya.. 😅😅
2023-06-28
1