Bram dan Serena akhirnya sudah sah menjadi suami istri. Semua orang tampak begitu bahagia melihat kedua orang itu menikah, termasuk ayah Serena sendiri. Walaupun dirinya tahu, anak nya dan menantu nya sebentar lagi akan menghadapi badai silih berganti tapi ia yakin menantu nya akan tetap kuat menghadapi nya serta selalu setia berada di samping putri nya.
"Nak Bram, bawa Istri mu segera masuk kedalam mobil. Kita akan pulang ke mansion sekarang juga!" perintah tuan Bisma.
"Mansion?" Bram terlihat terkejut mendengar perkataan mertua nya barusan. Ia pikir rumah yang mereka tempati saat ini adalah rumah yang akan mereka tinggali, tapi ternyata mereka akan tinggal di mansion yang indah dan mewah milik tuan Bisma.
"Nona Serena, aku akan membopong mu masuk kedalam mobil."
"Nak Bram, tidak seharusnya kamu memanggil Istri mu seperti itu. Sekarang kamu sudah menjadi Suami nya dan kamu berhak memanggil nya dengan sesuka hati mu, asalkan tidak memanggil dengan kalimat barusan," tegur tuan Bisma dan Serena diam-diam tersenyum saja mendengar perbincangan ayah nya dengan suami nya.
Bram rasanya begitu canggung untuk menyentuh tubuh Serena, tapi biar bagaimana pun sekarang gadis itu sudah menjadi istri nya dan ia harus perlahan-lahan membiasakan dirinya untuk mengurus Serena termasuk mengangkat tubuh gadis itu ke kamar mandi serta ke atas kasur. Apapun yang diinginkan Serena, sekarang ia harus menjadi suami yang bertanggung jawab atas semuanya.
"Tu—tubuh mu cukup berat juga!" ucap Bram dengan sedikit gugup dan canggung.
"Itu semua ... karena kamu tidak terbiasa mengangkat ku." Serena pun juga terlihat tersipu malu, apa lagi ketika ia dan Bram tanpa sengaja saling memandang satu sama lain membuat kedua orang itu sama-sama menjadi salah tingkah.
"Nak Bram, perhatikan langkah mu!" tegur tuan Bisma dengan nada suara yang cukup nyaring, ketika melihat menantu nya hampir saja terjatuh membawa putri nya akibat tidak sengaja tersandung batu.
Namun, tuan Bisma sama sekali tidak marah melihat apa yang terjadi. Justru dirinya merasa bahagia karena ia melihat sendiri menantu nya terlihat mulai menaruh hati nya untuk putri kesayangan nya itu.
"Hampir saja aku membuat kesalahan!" gumam Bram dalam hati nya.
"Maafkan aku," ucap Bram kepada Serena.
"Tidak perlu meminta maaf seperti itu, kau sama sekali tidak bersalah."
"Terimakasih."
"Untuk?"
"Untuk semuanya."
Serena tersenyum kecil, ia tahu pernikahan nya dengan Bram begitu mendadak. Bahkan mereka berdua sama sekali tidak pernah bertemu selama ini namun tiba-tiba saja menikah dan menjadi suami istri yang sah. Ia berharap pernikahan nya dengan Bram bisa menjalin rumah tangga yang bahagia seperti orang-orang yang berada di luar sana.
***
Perjalanan yang begitu panjang, membuat Serena dan Bram tertidur di dalam mobil. Kini kedua orang itu begitu asik saja tidur, padahal Haris sudah berusaha membangunkan mereka berdua dari tadi tapi masih belum juga kunjung bangun.
"Biarkan saja mereka berdua tidur dan berhenti untuk menganggu nya lagi," ucap tuan Bisma kepada Haris.
Melihat pemandangan itu, tuan Bisma tidak bisa diam begitu saja sehingga ia memotret momen itu memakai ponsel nya sebagai kenangan yang begitu indah. Namun, baru saja merasakan kebahagiaan di hati nya tiba-tiba ia mendengar suara teriakan yang begitu nyaring memanggil nama nya dari dalam mansion dan rasanya tuan Bisma begitu geram karena suara teriakan itu membuat menantu dan putri nya menjadi terbangun dari mimpi yang indah itu.
"Dimana letak sopan santun mu, Desta? Berteriak seperti itu, apa kau tidak berpikir bahwa suara mu akan menganggu orang lain, hah?!"
"Ayah! Kenapa aku harus memikirkan orang lain? Lagian ini mansion milik kita!"
Desta seorang gadis yang baru saja berusia 23 tahun, ia adalah anak satu-satu nya dari istri kedua tuan Bisma. Gadis keras kepala, serta mudah iri hati kepada orang lain membuat tuan Bisma begitu pusing mendidik anak nya itu.
"Yang dikatakan Desta benar, Pi. Kenapa Papi malah memarahi nya?" Tiba-tiba seseorang datang dan tentunya itu adalah istri kedua tuan Bisma ibu dari Desta sendiri.
"Anak dan ibu sama saja sikap nya! Sekarang kalian berdua segeralah masuk!"
"Lihatlah Ayah kamu! Dia benar-benar tidak memperdulikan kita berdua, Desta! Untuk apa menyambut kedatangan nya jika dia selalu bersikap dingin terhadap kita berdua?!" kesal ibu Jesika.
"Apa kalian berdua berniat ingin Papi memotong belanja bulanan kalian, hah?"
"Tentu saja tidak!" ucap ibu Jesika dan Desta dengan serempak.
"Menantu ku datang ke mansion ini dan kalian berdua seharusnya menyambut nya dengan baik, tapi malah berbuat ulah!" ucap Tuan Bisma dengan nada dingin, anak bungsu serta istri kedua nya selalu tidak pernah menghormati tamu nya dan sekarang kedua orang itu sama sekali tidak bersikap terhadap calon menantu nya yang baru saja hadir dalam keluarga tersebut. Padahal selama ini tuan Bisma sudah begitu disiplin terhadap kedua perempuan itu tapi malah semakin berulah.
"Papi menikahkan laki-laki ini dengan, Serena? Apa Papi serius?" tanya ibu Jesika sambil menatap sinis ke arah Bram yang sama sekali tidak berdaya dan dari tadi laki-laki itu sudah kehilangan muka akibat kedua orang itu seolah-olah merendahkan dirinya.
"Berhentilah berbicara jika tidak ingin aku menghukum kalian berdua!"
"Pokoknya Mami tidak menerima seorang laki-laki seperti dirinya!" ucap ibu Jesika yang sama sekali tidak mau mendengarkan perkataan suami nya
Sedangkan tuan Bisma pun segera memberikan kode kepada pengawalnya untuk segera menyeret kedua perempuan itu masuk kedalam gudang untuk menerima hukuman dari nya supaya kedepan nya tidak bersikap kurang ajar lagi kepada nya serta orang-orang yang berada di sekitar nya.
Ibu Jesika dan Desta terus berteriak di dalam gudang yang penuh dengan kotoran tikus serta bau yang tidak sedap. Kedua perempuan itu sama sekali tidak bisa menerima hukuman itu, mereka berdua pun semakin membenci kehadiran Bram di rumah.
"Mi, aku ingin laki-laki itu segera pergi dari sini. Jika perlu, Serena juga harus pergi dari rumah ini!" ucap Desta dengan mata yang penuh kebencian. Ibu Jesika tentu saja setuju dengan apa yang dikatakan oleh anak nya barusan karena berdua tentunya tidak rela jika laki-laki itu menjadi pewaris harta kekayaan yang selama ini mereka inginkan.
"Saat ini kita berdua hanya bisa diam saja menunggu saat nya mereka membuka pintu ini dan saat itulah kita berdua akan memulai rencana untuk menyingkirkan orang-orang yang menjadi penganggu di rumah ini!"
"Mami, memang benar. Tapi, Desta sama sekali tidak tahan dengan bau busuk ini!"
"Bersabarlah, Nak. Ini semua demi mencapai apa yang kita inginkan!"
Desta hanya bisa menghela nafas dengan sangat kasar. Terus mengomel kepada ibu nya, ia rasa bukanlah sesuatu hal yang tepat dan tidak ada gunanya sehingga ia pun berusaha untuk tetap tenang. Kedua perempuan itu pada akhirnya memilih untuk mencari tempat duduk yang lebih layak dan kebetulan ada beberapa kardus yang cukup bersih sehingga mereka berdua mengambil nya untuk dijadikan alas duduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments