Menantu Bukan Pilihan

Menantu Bukan Pilihan

Episode Cinta pertama

Aku merasa sangat bangga ketika dipanggil untuk menerima medali saat wisuda. Diantara banyaknya mahasiswa angkatan '87, hanya aku dan temanku Ninik yang diwisuda. Kebanggaan Ku semakin bertambah ketika ayahku diminta untuk memberikan kata sambutan sebagai perwakilan orang tua wisudawan. Teman-temanku mengatakan,

"Cantiknya Sukma, membuat teman-teman pangling".

Aku tersenyum bangga karena banyak kakak kelas yang diwisuda meminta berfoto dengan saya dan banyak teman yang memberikan ucapan selamat. Ibu, ayah dan kakak-kakakku mengantarkan aku saat wisuda sebagai bentuk rasa sayang mereka. Ibu bahkan menyewa mobil untuk mengantarkan aku ke Kampus.

Sebulan setelah wisuda, kakakku yang tinggal di Jakarta menjemput ke sana. Kami pergi ke Jakarta untuk mencari nasib di kota besar. Ketika tiba di sana, aku sangat kagum melihat kota yang ramai dengan orang, bahkan di malam hari pun kota itu tetap begitu ramai layaknya kota yang tak pernah tidur. Gedung-gedung menjulang tinggi sehingga terlihat sangat angkuh. Ku Ucap dalam hati,

"Engkau kalah dengan kesombonganku. Tunggulah",

gumamku dalam hati.

Beberapa hari setelah tinggal di rumah kakakku, aku mencoba mencari pekerjaan di Jakarta Barat, berupa yayasan pendidikan. Ketika aku bertemu dengan Wakil kepala sekolah, aku merasa pandangannya kurang baik padaku, mungkin karena bentuk tubuhku yang mungil dan tinggi ku hanya 150 cm.

Ketika diuji untuk mengajar, aku dihadapkan dengan siswa SMA yang lebih tinggi dariku dan aku mengajar hanya menggunakan topik materi, tanpa membuka buku, mengalir saja. Setelah praktik mengajar di kelas, Wakil kepala sekolah menjadi sangat baik padaku dan keraguannya untuk menerima aku di sekolahnya hilang.

Aku mengikuti kegiatan muda-mudi di lingkungan tempat tinggal kakakku. Setiap malam Sabtu, kami berlatih koor sambil bersama-sama dengan orang tua dan muda-mudi lainnya. Latihan koor itu biasanya diadakan di rumah kakakku.

Aku bertemu dengan seorang pemuda yang tenang dan berwawasan tinggi. Pemuda itu menjadi penasehat muda-mudi meskipun usianya sebaya denganku. Pada pandangan pertama, tidak ada yang aneh, tidak ada getar cinta.

Dari kegiatan itu, Andre, nama pemuda yang kukenal, menjadi sangat perhatian denganku. Dia bahkan sangat rajin berlatih koor supaya bisa bertemu dengan saya. Ketika aku sedang libur dari mengajar di sekolah, dia mengajakku pergi ke gereja. Setiap pagi saat libur itu, kami pergi ke gereja bersama-sama. Salah satu kali, saat selesai misa, ku amati Andre benar-benar tenggelam dalam doa Rosario. Pemuda yang sangat berbeda dari pemuda lain, dia tenang dan kerap beribadah. Saat melihat hal itu, hatiku mulai berdesir dan timbul rona cinta, tapi ku sembunyikan.

Berjalannya waktu, Andre berani mengajakku untuk pergi ke gereja bersama lebih sering lagi. Saat itu aku masih malu-malu kucing dan sedikit jual mahal. Setelah kupikir-pikir, aku menerima ajakan Andre untuk lebih dekat lagi. Kami bertemu di gereja setiap Sabtu malam dan sesudah misa, dia mengajakku makan bakso di seberang gereja. Saat itu, Andre bercerita mengenai keinginannya untuk lebih dekat dengan aku. Aku sedikit terkejut dan terdiam sejenak. Sambil tertunduk, aku menjawab,

"Mungkin kita bisa berteman saja".

Ku Amati Andre sangat kecewa dan terlihat jelas di wajahnya. Setelah Andre mengantarkan aku pulang, dia pulang dengan hati berat.

Setelah sibuk dengan tugas mengajar, aku jarang mengikuti kegiatan muda-mudi. Suatu hari, tante Andre meneleponku dan bertanya dimana Andre berada. Aku tahu dia pergi ke Surabaya, namun tidak tahu pasti dimana karena kami jarang berkomunikasi lagi. Setahun berlalu dan Andre bersama keponakannya berkunjung ke rumahku. Ku Amati, badannya menjadi kurus dan dia menjawab bahwa dia capek kerja, terutama shift malam yang tidak terbiasa. Aku bertanya kenapa sampai harus pergi ke Surabaya, dan keponakannya menjawab,

"Kamu tahu sendiri, dia pergi ke Surabaya karena kamu".

Mendengar itu, aku terharu dan sedikit menyesal karena sempat menolaknya. Jarang ada laki-laki yang sebaik Andre: tampan, berpendidikan dan pasti akan memiliki banyak pilihan. Aku berkata dengan jelas kepada Dion, keponakan Andre, "Dion, aku memang mau dengan Uncle mu".

Malam itu, Andre menelpon dari Surabaya setelah diberitahu oleh Dion. Sejak saat itu kami menjalin hubungan jarak jauh. Setiap minggu, dia datang dari Surabaya dengan penuh cinta.

Lagu "Hello" dari Rafika Duri sangat menggambarkan hubungan kami yang jarak jauh. Setelah enam bulan berhubungan, Andre memutuskan untuk kembali ke Jakarta karena adanya pengurangan karyawan akibat krisis moneter.

Kami mulai sering berjalan-jalan setiap minggu, makan, ziarah, menonton film atau pergi ke gereja bersama. Andre mencari pekerjaan sesuai pendidikannya di teknik mesin dan beruntung mendapatkan pekerjaan di perusahaan Jepang yang cukup besar di bagian teknik mesin.

Editor: Ampy PURNOMO

Terpopuler

Comments

Mawar_Jingga

Mawar_Jingga

salam kak baru mampir

2024-01-02

0

Hofi

Hofi

satu gift🌹 meluncur buat kamu

2023-10-07

0

Rio Vicky julian

Rio Vicky julian

salam kenal

2023-06-10

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!