Derita Akhir Perempuan Berparas Manis

Seingatnya? ah, entah sejak kapan dirinya betul-betul mengalami semacam progress, merasakan pula dirinya lebih sat set ter-impressi, kemampuan ekstranya tersebut seakan mengalami peningkatan secara pesat!

Kadang hal tersebut cukup membingungkan dirinya? kelihatannya seperti serba instan? namun sebetulnya tidak!

Toh Wirasti mengalami dan berkemampuan ekstra tersebut sedari kecil, yep jauh-jauh hari tatkala usianya benar-benar masih bocil.

Hanya saja karena tidak tahu samasekali, awam dan menganggapnya sepi? kemampuan ekstra tersebut bagai terkubur dan Wirasti kurang intens memperhatikannya.

Waow, bukan? juteknya memang parah!

Orang lain kerap tersanjung bahkan bakat seindigo dirinya walau kadang seuprit atau sedikit sekali, sudah narsis sana sini, Wirasti kagak tuh!

"Huh, apa yang harus dipamerkan? nggak baik kan andai mau pongah karena misalnya punya suatu ilmu!" sindir Wirasti, makanya dirinya hanya memilih berendah hati bilamana perlu terbungkam.

"Itu jauh lebih baik," timpalnya, ingin menyikapi dengan cara bijak.

Itulah sebenarnya yang terus berlaku pada diri Wirasti, "Aku merasa jauh lebih nyaman seperti ini kok!" akunya tanpa maksud apapun.

Wirasti mulai sering merasa bahwa dirinya akhir-akhir itu? sekalipun ada semacam tekanan psikis namun sebisanya tidak meleyot alias rapuh.

Karena? ia tahu setidaknya tekanan psikis sedahsyat apapun jika dirinya membiarkan berlarut-larut tanpa sikap menentang, entah apa jadinya?

Menentang bagi Wirasti adalah salah satu upaya dirinya tidak mau di bawah kendali siapapun yang mempunyai energi atau power yang jauh lebih tinggi darinya.

Baginya bersentuhan dengan dimensi lain beserta astralnya pemahaman Wirasti ada unsur senioritas, oleh sebab itu Charissa memang harus bisa mencermati satu persatu yang sengaja mengarahkan energinya. Atau siapapun yang mencoba menyambangi dirinya dengan maksud-maksud tertentu.

Kepekaan dan penglihatan mata batinnya secara bersamaan sinergis menjadi kemampuan ekstranya seakan mengalami suatu progress.

Hal itu yang setiap kali mulai disadari Wirasti. Tidak ada ilmu yang tidak berkembang, bukan?

Jika yang bersangkutan tidak mengasahnya sebagaimana mata pisau tumpul jika terasah dengan benar maka akan menunjukkan kilatnya hingga akan terlihat tingkat ketajamannya.

Apa yang dialami Wirasti pun tidak jauh beda, "Kurang lebih sama!" decaknya.

Diam-diam kerap sekali Wirasti tercengang sendiri dengan kemajuan demi kemajuan yang ia alami, nampak begitu masif karena akhirnya memiliki akibat yang begitu luar biasa.

"Semua yang kurasakan sebelum-sebelumnya masih pada titik terendah ... " ujarnya dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa dirinya memang tengah tertegun tiap kali merasa apa yang dialami sekalipun tidak secara frontal?

At least, Wirasti bisa merasakan bagai terlempar pada satu lokasi yang mencengangkan!

"Bukan dislokasi, bukaaan!" sanggahnya.

"Bagiku? portal tersebut seakan terkuak perlahan untukku, ya! mulanya memang begitu!"

"Perlahan terkuak untukku?" ulangnya, penuh rasa takjub!

"Bukan hanya terlatih kepekaanku mendengar suara-suara, atau menatap berkelibat bayangan apapun, kurasa aku kerap terseret ke alam mereka dengan jalur ekstrem? kuanggap seperti itu ... " aku Wirasti menuturkan pengalaman dirinya ketika bersentuhan secara intens dengan jagat mereka termasuk pelaku astralnya.

"Pernah, tiba-tiba keadaanku sudah flip! itu artinya aku berada di satu keadaan yang beda dengan sebelumnya,"

"Atau ketika merasa memindai suatu lokasi tertentu, sambil meraba-raba ... " desis Wirasti, ingatannya merebak kembali pada satu momen?

Tiba-tiba seperti terlempar ke satu tempat, melalui akses VR atau virtual reflection seakan mengalami suatu kejadian. Pada satu kesempatan bisa berupa konflik, kesedihan, perasaan dendam dan sebagainya.

Lebih aneh lagi? entah, siapa?

Wirasti pun tidak tahu persis tiba-tiba memberi impressi. Atau lebih tepatnya? memori entah siapa tadi secara aneh Wirasti tahu-tahu sudah berubah peran.

Ya, memori tersebut terus memberinya visual dan gambaran utuh tentang suatu kejadian. Wirasti sendiri akhirnya menyimpulkan bahwa itulah yang dialami oleh yang bersangkutan.

Apa yang ia alami kadang bukan sekadar berteleportasi di alam mimpi, malah sering ketika dirinya tengah melakukan sesuatu tahu-tahu bagai terseret ke satu tempat!

Yep, menurutnya itu semacam flip! dalam tempo sekejap dirinya bisa seakan dislokasi? pindah tempat, dalam sekejap pula tahu-tahu tanpa ia sadari sudah dikembalikan lagi pada keadaan semula.

"Sungguh nggak masuk akal, ya kan?"

"Apalagi kalau flipnya justru berganti peran!"

"Seolah impressi dari sosok yang menginginkan dengan memberi memori,"

"Maksudnya memori si entitas tersebut misalnya, dia memberi visual atau gambaran apa yang pernah dialaminya ... "

"Bisa dalam bentuk sadisme, konflik, dendam atau hal yang baik-baik,"

"Tergantung dengan siapa, dan apa yang ingin ia sampaikan!"

Sampai di situ Wirasti seolah, ngap!

sebab merasa begitu banyak hal yang pernah ia alami. Dari yang sifatnya ringan, sedang sampai hal yang ia rasakan amat berat.

Well, pengenalan dirinya terhadap pemahaman bersifat mistis yang langsung bertautan dengan kecakapan ekstra tersebut sedikit banyak membawa Wirasti pada keadaan lebih progress.

Wirasti pun mulai menyadari eksistensi dirinya pada tahapan naik level, karena seiring menapak pada kemampuan atraktif.

"Pernah suatu ketika? sesuatu membawaku ke satu lokasi yang aku sendiri tidak tahu di mana. Kurasa itu salah satu akses berteleportasi, terlempar? mendarat? di satu tempat. Dari situ aku bisa memindai sekelilingku, dengan mencermati tanda-tanda yang ada, dengan mengindentifikasi karakteristik apapun yang ada, hingga kutemukan walau tidak maksimal misalnya sesuatu di situ ... "

"Ugh, tetapi jangan dikira enak!" jelas Wirasti tiba-tiba.

"Yah, karena belum tentu melalui akses teleportasi tersebut kita dengan enaknya memindai tanpa kesulitan, oh tidak seperti itu gaes!"

"Tingkat kesulitan kita lumayan, musti smart dong! agar limit waktu yang pendek tersebut memberi kita wawasan dan memecahkan teka tekinya!"

"Hahh? emang begitukah?"

"Yah! panjang ceritanya, setiap terlempar lewat akses teleportasi kita seakan disodori satu teka-teki, nggak serta merta berada dalam situasi asing terus kita bisa main tebak, oh no!"

Jadi?

"Yaitu tadi, harus smart!"

"Uh, laa laaa!"

"Beda dikit dengan akses VR, ketika terbawa⁹ lewat virtual reflection? Kita seakan mendapat impressi. Lantas memori suatu yang menghendaki kita tersebut ibaratnya nyerocos mengisahkan keadaan dirinya, apa yang pernah dialaminya. Baik yang sifatnya baik-baik atau sebaliknya, semua tergantung mereka ... "

"Sialnya disertai visual tertentu selaras atau sinkron dengan apa yang telah dialaminya!"

"Haahh?"

"Really?"

"Sumpah!"

Wirasti pun nyerocos panjang lebar bagaimana dirinya kadang menghadapi realitas mereka namun sebetulnya, semu!

Astaga, bukan?

"Itu sih absurd!"

"Yep, itu betul sekali!"

Wirasti sempat memberi satu contoh, pernah mengalami ketika sesuatu memberinya memori, tentang sosok perempuan di era lampau.

Perkiraan Wirasti itu terjadi di tahun 1970-an, dilihat dari vibes dan apapun yang ia temui di sana seakan mendukung era tersebut.

Perempuan muda, dengan fashion pakaian yang ia kenakan senada dengan zamannya. Ia bepergian dengan naik sebuah becak, ya naik becak.

Suasana jalanan di era itu masih serba nyaman dan terkesan lengang. Kendaraan yang berseliweran pun masih terlihat jarang.

Becak pun berhenti di sebuah rumah terlihat asri berhalaman luas, perempuan itupun bergegas turun.

Ia dengan anggunnya membuka pintu pagar, melangkah perlahan menyeberangi halaman rumah seluas itu?

Tiba di muka pintu dengan tenangnya masuk ke dalam, aneh situasi rumahnya pun terkesan lengang. Langkahnya bergegas menyelinap masuk ke salah satu ruangan, ternyata sebuah kamar!

Itu rupanya kamar perempuan muda berparas manis menawan, berada di ruang kamar lumayan rapi dan tidak terlalu luas tersebut sesaat sempat berdiri di muka sebuah meja rias. Diraihnya pigura kecil, yang terletak di atas meja rias. Sekian detik ia menatapnya, sayang foto yang ada dalam bingkai kayu tersebut tidak terlalu jelas terlihat oleh Wirasti.

Beberapa saat kemudian si paras manis namun terlihat berekspresi sayu, sedih dan seakan ada sesuatu yang membuatnya sangat tertekan, melangkah pelan menuju pembaringan.

Nampak sekian detik menunjukkan gestur, aneh?

Sekian detik kemudian, apa yang terjadi? serta merta dirinya seperti terlihat panik!

Tubuh semampainya membungkuk di sisi pembaringan, lalu terlihat mengambil sesuatu. Benda yang ia simpan atau ia sembunyikan di bawah bantal tersebut cepat diraihnya.

Sebuah, cutter?

Siapapun tidak akan pernah menyangka jika tiba-tiba perempuan belia berparas manis tersebut melakukan sesuatu yang tidak terduga, siapa sangka begitu beraninya mengambil satu risiko?

Apa yang terjadi?

Entitas yang tidak diketahui Wirasti darimana asalnya? akibat kemampuan ekstranya mengalami suatu kemajuan menguat itukah mampu menarik energi lain walau frekuensinya tidak berdekatan dengannya, seakan acak atau secara random menghampiri lintasan di mana Wirasti tengah eksis.

Yep, perempuan tersebut!

Dengan mudahnya bersentuhan dengannya setelah melewati sekian poldur atau polisi tidur atau gajlukan yang ada sebelum mencapai portal milik Wirasti, seperti itukah?

Dia? si paras manis dengan postur semampai tersebut begitu mudahnya memberinya impressi, lalu menunjukkan ikhwal dirinya lewat memorinya.

Wirasti seakan dengan mata kepala sendiri? melihat seakan sebagai saksi hidup sekaligus bisa merasakan bagaimana pedihnya sayatan cutter tersebut menancap pada urat nadinya?

Wirasti seakan merasakan antara hidup dan mati, meregang nyawa? Sebelum ajal menjemput merasakan luar biasa kesakitan.

Wirasti, yang berada di sekitar ruang kamarnya seolah tahu persis detik-detik nyawanya melayang. Bahkan bau anyir darah, genangan darah memerah di sekitar tubuh perempuan belia tersebut. Semuanya sempat membuatnya mual!

Wirasti untuk pertama kalinya berada pada posisi seakan merasakan, seakan mengalami, seakan melakukan, bahkan rasa sakit sedemikian menyiksa itu benar-benar ia rasakan.

Ketika, cutter tajam itu menoreh luka dalam? menancap kemudian urat nadinya tersayat? darah pun sempat muncrat? mulai merembes dengan bau anyir darah segar? Wirasti merasa tiba-tiba mual, sekalipun mencoba bertahan di situ tak urung berkali-kali memalingkan muka.

Sungguh disayangkan, sangat disayangkan jika semua itu hanya kisah penggalan akhir derita dan sisa hidupnya menuju kesesatan. Sungguh sangat disayangkan, bukan?

Terpopuler

Comments

Y.J Park

Y.J Park

Akibat Kemampuan Wirasti Yang Telah Level-up, Pada Akhirnya Bisa Menjadikan Wirasti Sosok Yang Mudah Untuk Dihinggapi Memori-memori Astral. Dan Kesemuanya Itu Memberikan Wirasti 'Akses' Untuk Mengenal, Mengetahui, Memahami, Dan Juga Merasakan Apa Yang Pernah Dialami Pun Menimpa Sosok Yang Bersangkutan.

2023-08-23

1

Indwi Kusumodjati

Indwi Kusumodjati

penasaran banget siapa perempuan berparas manis tsb? kenapa bundir? 😢

2023-06-23

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah Villa di bawah Harga
2 Penghuni Lain Rumah Villaku
3 Intuisi Wirasti
4 Malam Pertama di rumah villa
5 Damai itu indah
6 Sang Dedengkot
7 Perempuan Tua itu?
8 Siapa Takut?
9 Gercep
10 Naik Level?
11 Numpang rebahan, boleh?
12 Asumsi Lain
13 Mimpi Buruk Inkubus
14 Derita Akhir Perempuan Berparas Manis
15 Kupeluk Wirastiku
16 Cha Jae-hoo Sahabatku
17 Ada apa denganmu?
18 Kita Beda Alam, Jae!
19 Andai Bisa Kuputar Waktu
20 Angin Joseon
21 Alone But Never Lonely
22 Waas Niet Bang
23 Satu Petunjuk
24 Residual yang Tertinggal
25 Entitas Misterius
26 Jangan Terbawa Apriori
27 Cosplay Jadul
28 Aku Memanggilmu Nyai
29 Entitas Bergaun Hitam
30 Cinta Segitiga
31 Di ujung Rembang Petang
32 Mimpi Buruk
33 Noni Bersuara Sopran
34 Titik Impas
35 Bunker Kematian
36 Biarkan Kegelapan Pergi Jauh
37 Sebodoh Amat!
38 Dua Kutub yang Berbeda
39 Jugun Ianfu
40 Obyek Penderita
41 Distraksi
42 Sang serdadu Nippon
43 Tak Cukup Sedih
44 Alasan Berharakiri
45 Buah Simalakama
46 Perempuan Bergaun Broken White
47 Mevrouw Wie?
48 Ketika Sang Mavrouw Menguntitku!
49 Pastry Croissantjes
50 Di ujung Konflik
51 Si Blasteran, Huh?
52 Dua Sisi Mata Uang
53 Moyang Buyutku?
54 Sentimen Negatif
55 Oh, nee! nee!
56 Kita bersaudara, bro!
57 Aku Sudah Tak Marah
58 Plot Twist
59 Monolog
60 Sosok di siang bolong
61 Semisterius Apa Dirimu?
62 Tabur Tuai
63 Aku Ingin Pulang
64 Menembus Tembok Kamarku
65 Mijn Nek Doet Pijn
66 Si Musuh Bebuyutan
67 Pandainya Bersilat Lidah
68 Bukan Suatu Mimpi Buruk
69 Di balik kisah, Api di bukit Menoreh
70 Khodam Leluhur
71 Di ujung Rembang Petang
72 Bisa kurasakan sedihmu
73 Pelarian Terakhir
74 Bayang-bayang Kenistaan
75 Siapakah dia?
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Rumah Villa di bawah Harga
2
Penghuni Lain Rumah Villaku
3
Intuisi Wirasti
4
Malam Pertama di rumah villa
5
Damai itu indah
6
Sang Dedengkot
7
Perempuan Tua itu?
8
Siapa Takut?
9
Gercep
10
Naik Level?
11
Numpang rebahan, boleh?
12
Asumsi Lain
13
Mimpi Buruk Inkubus
14
Derita Akhir Perempuan Berparas Manis
15
Kupeluk Wirastiku
16
Cha Jae-hoo Sahabatku
17
Ada apa denganmu?
18
Kita Beda Alam, Jae!
19
Andai Bisa Kuputar Waktu
20
Angin Joseon
21
Alone But Never Lonely
22
Waas Niet Bang
23
Satu Petunjuk
24
Residual yang Tertinggal
25
Entitas Misterius
26
Jangan Terbawa Apriori
27
Cosplay Jadul
28
Aku Memanggilmu Nyai
29
Entitas Bergaun Hitam
30
Cinta Segitiga
31
Di ujung Rembang Petang
32
Mimpi Buruk
33
Noni Bersuara Sopran
34
Titik Impas
35
Bunker Kematian
36
Biarkan Kegelapan Pergi Jauh
37
Sebodoh Amat!
38
Dua Kutub yang Berbeda
39
Jugun Ianfu
40
Obyek Penderita
41
Distraksi
42
Sang serdadu Nippon
43
Tak Cukup Sedih
44
Alasan Berharakiri
45
Buah Simalakama
46
Perempuan Bergaun Broken White
47
Mevrouw Wie?
48
Ketika Sang Mavrouw Menguntitku!
49
Pastry Croissantjes
50
Di ujung Konflik
51
Si Blasteran, Huh?
52
Dua Sisi Mata Uang
53
Moyang Buyutku?
54
Sentimen Negatif
55
Oh, nee! nee!
56
Kita bersaudara, bro!
57
Aku Sudah Tak Marah
58
Plot Twist
59
Monolog
60
Sosok di siang bolong
61
Semisterius Apa Dirimu?
62
Tabur Tuai
63
Aku Ingin Pulang
64
Menembus Tembok Kamarku
65
Mijn Nek Doet Pijn
66
Si Musuh Bebuyutan
67
Pandainya Bersilat Lidah
68
Bukan Suatu Mimpi Buruk
69
Di balik kisah, Api di bukit Menoreh
70
Khodam Leluhur
71
Di ujung Rembang Petang
72
Bisa kurasakan sedihmu
73
Pelarian Terakhir
74
Bayang-bayang Kenistaan
75
Siapakah dia?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!