Mimpi Buruk Inkubus

Langit pekat, mendung tebal bergulung ditingkah tiupan angin kencang hawa pun seakan turun drastis. Berrr serangan udara dingin ia rasakan menusuk-nusuk tulangnya, giginya gemelatuk menahan dingin.

Wirasti pun merapatkan resluiting jaket dark grey-nya, sesaat kemudian kembali matanya nyalang masih menatap tajam layar laptopnya.

"Huft," dengusnya. Tugas kuliahnya belum kelar, berarti Wirasti harus tahan godaan.

"Jangan ngantuk dulu, ah!"

Beberapa lembar telah terselesaikan namun lembar berikutnya?

Wirasti masih fokus pada sekian lembar kertas kerjanya, tidak membiarkan waktu berlalu begitu saja.

Wirasti merasa harus kerja keras malam itu? walau terlihat sepele dirinya harus di muka laptop duduk manis, namun nyatanya juga apa?

Memeras otak? mata sepet mendelik di muka layar? skill minimnya baik merangkai kata maupun kalimat bersifat non fiksi? penguasaan tiap grammar bahasa dewek atau bahasa sendiri harus mematuhi kaidah kebahasaan yang baik dan benar, sementara sepuluh jari wajib terampil menari-nari di atas papan keyboard?

Uhh, laa ... laaa?

"Aduh, duuh?" keluh Wirasti meringis, rasanya setelah bermenit-menit?

"Ah, bukan bermenit!" protesnya sendiri. Bola matanya berputar malas, sesaat mendongak memperhatikan ketak ketik jam dinding sebesar bola basket nempel pada tembok persis di atas meja tulisnya.

Lalu gumamnya? "Nyaris dua jam?" sontak Wirasti menghentikan pekerjaannya, dengan iseng memutar-mutar kursi empuknya. Hanya dengan gerakan kursi putar tersebut dirinya merasa sedikit rileks!

Dengan posisi duduk tiba-tiba beralih posisi, Wirasti merendahkan tekanan pada daerah punggung dan pinggangnya dengan begitu merasa santai bersandar sepenuhnya pada sandaran empuk kursinya, sesaat matanya terpejam.

Astaga, pikirnya. "Bisa mengantuk berat aku nih?" ringisnya, sebetulnya masih ingin terus dalam posisi serileks itu?

"Ah," sentaknya.

"Yeah, apa boleh buat?" lenguhnya, rasanya enggan kembali dengan posisi semula.

Wirasti pun perlahan mengubah posisi duduknya sambil kembali bersiap memulai kembali meletakkan sepuluh jarinya di atas papan ketik.

Rupanya pekerjaan melelahkan tersebut susah payah ia lakukan, "Sistim kebut, hem?" dehemnya, mulai membereskan semua yang berserak di atas meja.

"Aku benar-benar lembur malam ini?" sambil menggumam, geraknya gesit segera menutup laptopnya kemudian menyimpannya pada deretan rak buku yang lebar menyerupai almari.

"Alhamdulillah," ucapnya. Wirasti baru merasa bernapas lega ketika semuanya kelar pada waktunya.

Jarum jam menunjukkan pukul 23.05 ketika Wirasti merasa semuanya selesai, dan semua peralatan beserta berkas-berkas tugas mata kuliahnya esok hari sudah tersimpan rapi di tempatnya masing-masing.

"Huft," ujarnya, pantang membiarkan situasi atau kondisi kamarnya berantakan karena kebiasaan segalanya rapi sejak dirinya ABG meski di usinya yang labil.

Setelah dari ruang toilet, demi kebersihan dan kesehatan aware terhadap gigi sensitifnya. Wirasti pun bermaksud naik ke pembaringan karena malam semakin larut!

"Waktunya bobok, ah!" begitu ujarnya sambil mulai merebahkan tubuh imutnya.

Wirasti pun menebar selimut hangatnya, tidak butuh waktu lama dirinya pun masuk dalam selimut!

Sambil bibirnya komat-kamit terlebih dulu!

Baca doa? bibirnya merapalkan beberapa doa yang biasa ia baca setiap sebelum berangkat tidur, "Allahumma laka ... " berasa kemudian terbang!

Bisa jadi, karena terlalu kelelahan?

Wirasti tidak membutuhkan waktu terlalu lama, kalau hanya untuk tidur di malam selarut itu?

Berasa, terbang? tetapi bukan di awang-awang. Ups, dislokasi?

Ini untuk kesekian kalinya? seperti hinggap pada suatu tempat terasing? belum pernah sebelumnya kemari?

Namun, adakalanya suatu hari? Wirasti mengalami sesuatu yang tidak enak ketika dirinya merasa amat lelah, secara fisik dan psikisnya benar-benar seperti pada titik nol?

Fisik yang terlalu kelelahan itukah kemudian memicu?

"Seharusnya aku mengistirahatkan tubuhku," desisnya, hingga kelelahan fisiknya tidak melemahkan energi yang ia miliki, seakan tiba-tiba lowbad!

Wirasti seperti telah berada di lokasi, entah? seolah ada yang membawanya seperti secara gaib!

Sekelilingnya jauh dari kesan terang, "Aku merasa tempat ini?" pikirnya meragukan penglihatannya, sebab yang nampak di depan mata hanya terlihat samar-samar.

Ada dalam situasi, atau kondisi? fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag, Wirasti tahu betul itu. Terkait dirinya dengan suatu hal yang fenomenal belakangan ini kerap terjadi membuat pikiran Wirasti berputar lebih cepat?

Apa pasal? apa yang dialami setiap kali dirinya seakan terjebak pada situasi menegangkan? sebetulnya Wirasti bukan pribadi penakut apalagi hanya bisa memperlihatkan dirinya bernyali ciut.

Jika sekadar old hag, atau tindihan? Wirasti sebetulnya merasa sudah familiar. Bukankah dalam situasi atau kondisi begitu yang sering ia rasakan ada sesuatu yang membuatnya susah berteriak, atau malah sudah berteriak perasaannya begitu tetapi?

Yep, makanya merupakan fenomena mimpi buruk. "Sangat buruk bahkan," desis Wirasti paling tidak suka situasi atau kondisi sedemikian menyebalkan, ingat bukan mengerikan atau menakutkan.

"Barangkali emang elo ajaah sudah kebal, Wir!"

Wirasti hanya senyum kecil, suatu hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya.

Di bawah alam sadarnya pula Wirasti yang setiap saat mulai merasakan perubahan secara masiv itu terus berlangsung.

"Apa pemicunya?" lontar yang sengaja agar menimbulkan respons secara refleksitas?

Wirasti hanya merasa?

Sejak kepindahannya ke rumah hunian barunya kian merasakan ter-distraksi? apa sesungguhnya yang terjadi, kenapa Wirasti seakan lebih mampu menajamkan penglihatan batinnya daripada sebelumnya?

Apa hanya terbawa suasana, atau karena dirinya terpaksa intens mengerahkan daya upaya ketika terantuk pada radiasi suatu power kuat di sekelilingnya?

"Nenek tua itukah pemicu semua ini?" diam-diam dirinya sering berpikir lain.

Awalnya Wirasti terlalu acuh, tetapi energi yang mengepungnya semakin hari semakin membuatnya harus mampu menangkis keadaan.

"Apa yang sebetulnya mereka inginkan?" pikir Wirasti.

Hingga pada akhirnya? Wirasti mulai merasakan situasi yang tidak seperti biasanya. Mula-mula dirinya hanya seperti mimpi biasa, lama kelamaan Wirasti seperti jauh terseret pada mimpi-mimpi buruk!

"Setidaknya kesan itu yang kurasakan," desisnya, setiap kali kembali pada situasi mimpi buruk.

"Seperti berada di tengah kerumunan banyak orang, tetapi tidak satupun yang kukenal!"

"Muka mereka? pucat, tanpa ekspresi, rata-rata diam dan terlihat dingin ... "

"Suatu ketika, aku seperti terbawa pada satu lorong panjang,"

"Mungkinkah itu sebuah portal?"

"Tetapi di sana lebih menyerupai ruang hampa!"

"Nyaris tidak ada siapapun? ya, tidak ada siapapun yang kutemui!"

Pada kesempatan yang lain? bukan mimpi buruk itu lagi yang membawanya. Wirasti justru terseret situasi, visual yang ia temui bukan berasal dari alam mimpi sebagaimana biasanya ia alami.

Wirasti baru menyadari bahwa dirinya seakan terbawa arus, "Itu, yang disebut teleportasi!" ujar Wirasti bukan meracau, namun intuisinya menajam bahwa clue terkait kemampuannya yang mulai dislokasi agaknya memberi satu petunjuk.

Kerap situasi tersebut membekapnya, Wirasti seakan tidak bisa berkelit. Tiba-tiba seperti ada yang membawanya pergi ke suatu tempat?

"Tetapi di situ vibesnya lebih hidup, tidak terlihat lengang dan hampa!" jelas Wirasti.

"Hanya saja sejauh mata memandang? tetap ada kesamaan, suram meliputi sekeliling, rona abu-abu cenderung berkabut. Tidak ada secercah pun matahari, tidak ada rona terang ... "

"Bisa disimpulkan seperti itukah jagat lain? dimensi astral entah lapisan yang ke berapa di semesta ini," rabaan Wirasti, belum menemukan satu titik temu pun!

Situasi yang sungguh beda dengan alam nyata di mana dirinya berpijak. Kadang visual yang ia temui seakan memperlihatkan vibes yang samasekali beda, entah pernah berlaku sekian dekade lalu? atau, entahlah?

Tetapi jika yang dialami atau yang ia rasakan seperti menajamkan memorinya pada suatu keadaan tertentu, biasanya intuisi Wirasti segera tanggap!

Untungnya Wirasti pandai menangkap suatu keadaan, "Karakteristik situasi yang mendukung visual tersebut," ujarnya, bukan berandai-andai melainkan tebakannya jitu!

Portal tentang sisi sekian dekade lampau, dan Wirasti terseret dengan mudahnya menyelusup ke sana?

Berasa, dirinya tiba-tiba berselancar!

Wirasti bukan terjebak, melainkan ada satu energi atau kekuatan yang melemparkan dirinya ke sana. "Aku berada dalam situasi tanpa aku minta atau tidak kuinginkan sebetulnya ... " jelasnya.

"Apakah elo menggunakan ilmu merogoh sukma?"

Hahh? Wirasti karuan tercengang-cengang. "Apa pula itu? pernah denger sih, tetapi aku nggak ngeh soal begituan ah!" tampik Wirasti.

Di kesempatan lain, beda lagi apa yang dialami Wirasti, kali ini seakan dinaikkan sekian oktaf?

Selain tiba-tiba berselancar, tahu-tahu mendarat dalam kehidupan yang lain? ya, tengah berteleportasi. Namun suatu keadaan yang sungguh beda merenggutnya paksa, Wirasti lebih didekatkan pada keadaan di mana dirinya seolah tengah berganti peran.

"Dalam satu tempo yang sama, aku seperti dalam kondisi dan situasi flip!"

"Tahu kan, flip?"

"Satu keadaan yang membuatku saat itu juga berada di suatu tempat, atau saat itu pula seperti tiba-tiba menjadi orang lain karena dikendalikan oleh memori yang bersangkutan ... "

"Bahkan satu lagi yang membuatku sering panik, dan benar-benar bingung, ketika mendapat impressi seseorang lewat memorinya," terang Wirasti, sesaat menghentikan penjelasannya karena tengah mencoba memilih kata-kata dan merangkainya agar lebih jelas apa yang ingin diungkapkannya.

Apa pasal? Wirasti seakan berperan sesuai memori seseorang atau yang bersangkutan tersebut, dengan begitu? Wirasti seakan menjadi seseorang tersebut.

"Kadang aku bisa merasakan kesedihannya, kegalauannya, kekecewaan atau keputus asaannya ... "

"Itu masih mending," desis Wirasti lalu menunjukkan situasi atau kondisi pernah cheos?

Bagaimana jika yang bersangkutan mengalami konflik? bahkan sempat dan pernah mengalami suatu depresi?

"Itu yang paling mengenaskan," ujar Wirasti sedih.

"Nggak cuma menyedihkan, malah mengerikan. Sungguh horor banget!"

Astaga, bukan? yep, seperti itulah yang tengah dialami Wirasti. Rupanya step by step selain Wirasti mengalami suatu progress dalam segi kemampuan ekstranya, tidak menutup kemungkinan hal mistis yang lebih menantang akan siap menghadang.

Hei, nona? sudah siapkah dengan segala kemungkinan? siap pulakah berjibaku dan beruji nyali?

Terpopuler

Comments

Amber Park

Amber Park

Kemampuan Yang Dimiliki Wirasti Sangatlah Unik, Luar Biasa, Dan Di luar Nalar Pada Unumnya. Namun Apakah Juga Berpotensi Membahayakan Jiwa Wirasti? Hmm, We'll See.

2023-08-23

1

Indwi Kusumodjati

Indwi Kusumodjati

Charissa keren, alamak? dengan kemampuan ekstranya step by step mulai berkecimpung mengawali bersentuhan secara intens dengan dimensi astral 🤔

2023-06-20

2

lihat semua
Episodes
1 Rumah Villa di bawah Harga
2 Penghuni Lain Rumah Villaku
3 Intuisi Wirasti
4 Malam Pertama di rumah villa
5 Damai itu indah
6 Sang Dedengkot
7 Perempuan Tua itu?
8 Siapa Takut?
9 Gercep
10 Naik Level?
11 Numpang rebahan, boleh?
12 Asumsi Lain
13 Mimpi Buruk Inkubus
14 Derita Akhir Perempuan Berparas Manis
15 Kupeluk Wirastiku
16 Cha Jae-hoo Sahabatku
17 Ada apa denganmu?
18 Kita Beda Alam, Jae!
19 Andai Bisa Kuputar Waktu
20 Angin Joseon
21 Alone But Never Lonely
22 Waas Niet Bang
23 Satu Petunjuk
24 Residual yang Tertinggal
25 Entitas Misterius
26 Jangan Terbawa Apriori
27 Cosplay Jadul
28 Aku Memanggilmu Nyai
29 Entitas Bergaun Hitam
30 Cinta Segitiga
31 Di ujung Rembang Petang
32 Mimpi Buruk
33 Noni Bersuara Sopran
34 Titik Impas
35 Bunker Kematian
36 Biarkan Kegelapan Pergi Jauh
37 Sebodoh Amat!
38 Dua Kutub yang Berbeda
39 Jugun Ianfu
40 Obyek Penderita
41 Distraksi
42 Sang serdadu Nippon
43 Tak Cukup Sedih
44 Alasan Berharakiri
45 Buah Simalakama
46 Perempuan Bergaun Broken White
47 Mevrouw Wie?
48 Ketika Sang Mavrouw Menguntitku!
49 Pastry Croissantjes
50 Di ujung Konflik
51 Si Blasteran, Huh?
52 Dua Sisi Mata Uang
53 Moyang Buyutku?
54 Sentimen Negatif
55 Oh, nee! nee!
56 Kita bersaudara, bro!
57 Aku Sudah Tak Marah
58 Plot Twist
59 Monolog
60 Sosok di siang bolong
61 Semisterius Apa Dirimu?
62 Tabur Tuai
63 Aku Ingin Pulang
64 Menembus Tembok Kamarku
65 Mijn Nek Doet Pijn
66 Si Musuh Bebuyutan
67 Pandainya Bersilat Lidah
68 Bukan Suatu Mimpi Buruk
69 Di balik kisah, Api di bukit Menoreh
70 Khodam Leluhur
71 Di ujung Rembang Petang
72 Bisa kurasakan sedihmu
73 Pelarian Terakhir
74 Bayang-bayang Kenistaan
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Rumah Villa di bawah Harga
2
Penghuni Lain Rumah Villaku
3
Intuisi Wirasti
4
Malam Pertama di rumah villa
5
Damai itu indah
6
Sang Dedengkot
7
Perempuan Tua itu?
8
Siapa Takut?
9
Gercep
10
Naik Level?
11
Numpang rebahan, boleh?
12
Asumsi Lain
13
Mimpi Buruk Inkubus
14
Derita Akhir Perempuan Berparas Manis
15
Kupeluk Wirastiku
16
Cha Jae-hoo Sahabatku
17
Ada apa denganmu?
18
Kita Beda Alam, Jae!
19
Andai Bisa Kuputar Waktu
20
Angin Joseon
21
Alone But Never Lonely
22
Waas Niet Bang
23
Satu Petunjuk
24
Residual yang Tertinggal
25
Entitas Misterius
26
Jangan Terbawa Apriori
27
Cosplay Jadul
28
Aku Memanggilmu Nyai
29
Entitas Bergaun Hitam
30
Cinta Segitiga
31
Di ujung Rembang Petang
32
Mimpi Buruk
33
Noni Bersuara Sopran
34
Titik Impas
35
Bunker Kematian
36
Biarkan Kegelapan Pergi Jauh
37
Sebodoh Amat!
38
Dua Kutub yang Berbeda
39
Jugun Ianfu
40
Obyek Penderita
41
Distraksi
42
Sang serdadu Nippon
43
Tak Cukup Sedih
44
Alasan Berharakiri
45
Buah Simalakama
46
Perempuan Bergaun Broken White
47
Mevrouw Wie?
48
Ketika Sang Mavrouw Menguntitku!
49
Pastry Croissantjes
50
Di ujung Konflik
51
Si Blasteran, Huh?
52
Dua Sisi Mata Uang
53
Moyang Buyutku?
54
Sentimen Negatif
55
Oh, nee! nee!
56
Kita bersaudara, bro!
57
Aku Sudah Tak Marah
58
Plot Twist
59
Monolog
60
Sosok di siang bolong
61
Semisterius Apa Dirimu?
62
Tabur Tuai
63
Aku Ingin Pulang
64
Menembus Tembok Kamarku
65
Mijn Nek Doet Pijn
66
Si Musuh Bebuyutan
67
Pandainya Bersilat Lidah
68
Bukan Suatu Mimpi Buruk
69
Di balik kisah, Api di bukit Menoreh
70
Khodam Leluhur
71
Di ujung Rembang Petang
72
Bisa kurasakan sedihmu
73
Pelarian Terakhir
74
Bayang-bayang Kenistaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!