BAB 7

“Mas gak bisa Nay,besok Mas harus meeting pagi pagi ,jarak dari sini ke kantor lumayan jauh.lagipula kalian kan suami istri gak apa- apa kan tingga berdua” jawab Devan sambil mengangkat kedua alisnya menggoda Kanaya.

Gadis itu langsung merona merah, tak pernah terbayangkan dalam benaknya bisa menjadi istri di usianya yang barus lulus sekolah.

Setelah mengantar Devan pergi dan mengunci pintu apartement Kanaya kembali kedalam kamar. Ia melepas sepatu yang melekat di kaki Bumi,dan melihat  kemeja yang emnurutnya sangat panas bila di pakai tidur.Naya perlahan membuka kancing kemeja itu agar Bumi bisa sedikit nyaman.

Namun tiba -tiba sebuah tangan kekar memegangi tanganya,Naya tersentak kaget.Tubuhnya kaku dilihatnya Bumi tengah membuka mata dan menatap tajam padanya.

“Mas… maaf aku..hanya..”Naya berkata sambil ketakutan.

“sayang…kamu balik…ini kamu kan sayang?”ucap Bumi,pria itu langsung memeluk tubuh Naya.dan menduselkan kepalanya di leher gadis remaja itu.

“Mas, ini aku Naya sadar Mas.” Kanaya panik jantungnya berdegup kencang,karena baru kali ini dirinya sangat dekat bahkan bersentuhan dengan lawan jenis.

‘enggak kamu Nesa,please jangan pergi lagi ya sayang. AKu gak mau kamu pergi.” Bumi langsung menangkup wajah Naya dan mencium bibir wanita mungil itu.Seketika tubuh Kanaya menegang matanya membulat sempurna kala bibir Bumi mendarat di bibirnya. Kemudian ia berusaha memberontak ingin lepas dari cengkaraman Bumi ,namun lelaki itu makin mempererat ciumanya.Bumi menahan tengkuk gadis yang ia kira adalah Nesa,ia sedkit menggigit bibir Naya agar mulutnya terbuka.Lalu Bumi langsung menelusuri rongga bibir itu.Naya memukul mukul dada sang suami berusaha melawan,namun ia tak kuasa tenaganya jauh lebih lemah.

Lambat laun tanganya melemah,Kanaya pasrah membiarkan suaminya mencumbu dirinya.Meskipun dia masih berusaha mengingatkan Bumi .

“Mas,sadar aku Naya bukan Nesa.”ucapnya lirih begitu tautan itu terlepas.Namun pria itu seolah tuli.begitu pasokan oksigennya telah kembali cukup.Ia menyambar bibir Naya lagi dan **********.

Ada perasaan aneh yang Bumi rasakan kala bibir itu ia rasakan,ini sesuatu yang baru.Rasanya sulit di ungkapkan dengan kata-kata.ini Bukan perasaan saat ia berciuman dengan Nesa.

Bumi semakin tak bisa mengendalikan dirinya,dengan nafas yang terengah engah ia menindih tubuh Naya tanpa melepas ciuman mereka. Bahkan tanganya sudah bergerak kesana kemari menyentuh segala yang ada disana. Sampai pada bagian yang selalu Naya jaga selama ini.Bumi merabanya dan merasakan gejolak yang aneh.Dirinya menginginkan itu.

Dalam keadaan tidak sadar,Bumi merasakan sesuatu yang aneh,kenapa begitu sulit memasukinya,Nesa begitu sangat mudah ,tapi kenapa sekarang sangat sulit.percobaan tidak berhasil.

“kenapa sekarang kamu sangat sulit sayang? Apa kamu meminum sesuatu?”bisiknya lirih.

Kanaya menggeleng,ia bingung apa yang Bumi tanyakan sungguh ia tidak tahu sama sekali.

Gejolaknya semakin tak tertahan.Bumi kembali mencobanya lagi.ia menempatkan posisi gadis itu di tempat yang sangat nyaman,dan mengarahkan kembali bagian tubuhnya yang sudah mengeras.satu kali gagal,dua kali gagal,dan untuk yang ketiga kalinya.Matanya membulat sempurna.

“ini AMAZING..”Ucapnya lirih

Naya berontak dan menangis mencegah suaminya yang tidak sadar dengan perbuatanya,namun apa daya dia hanya perempuan lemah.lelaki di depannya adalah suami sahnya.sudah seharusnya dia memberikan apa yang jadi haknya,Tapi dia ingin suaminya menerima pemberiannya dalam keadaan sadar tidak seperti sekarang.

Dalam sebuah kamar Kanaya menahan rasa sakit yang amat terasa di bagian bawahnya kala sesuatu tengah memasukinya,Air matanya berjatuhan merasakan sakit dan perih.Dalam hati ia berdoa.

“Ya Allah setelah ini semoga rumah tanggaku menjadi rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah,aku ikhlas Ya Allah.”Ucapnya lirih.

Cobaan untuk Naya,tidak berhenti sampai disini,suaminya menikmati tubuhnya namun tidak menyebut Namanya. Bumi terus mengalunkan nama Nesa sepanjang malam itu.Dia terkulai lemas saat pelepasan itu telah sampai.Lalu ambruk disamping Naya.

“cup.” Bumi mengecup kening Naya dan berbisik.

“Terimakasih sayang,aku suka kamu yang sekarang,rasanya sempit tidak seperti biasanya.”Lalu Bumi tertidur setelahnya.

Air mata Naya kembali berjatuhan dirinya tidak dianggap.Ia menatap punggung suaminya yang telah menggagahinya itu.Rasanya sangat sakit mengetahui suaminya masih menyimpan nama kekasihnya di dalam hati ,hingga saat berhubungan pun menyebut nama orang lain.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***