Bab 5 Pemuda Tampan

Bibir Adelia melengkung ke atas ketika melihat wajah seorang pemuda tampan dan berpenampilan keren sedang berdiri dan tersenyum padanya. Dia segera beranjak dari duduknya dan merentangkan tangannya ke samping untuk memberikan akses agar pemuda tampan tersebut bisa memeluknya.

Dengan segera pemuda tampan tersebut memeluk Adelia dan tersenyum bahagia seraya berkata,

"Sepertinya kita memang gak bisa terpisahkan."

Adelia mengurai sedikit pelukan mereka. Dia menatap pemuda tampan itu sambil tersenyum manis dan berkata,

"Bukannya memang seperti itu?"

Mereka berdua terkekeh tanpa menghiraukan orang lain di sekitar mereka. Akan tetapi semua pasang mata mengarah pada mereka berdua yang bertingkah layaknya pasangan yang sedang kasmaran.

Mia terpana melihat pemuda tampan tersebut yang terlihat sangat dekat dengan Adelia. Bahkan dia mematung dan hanya melongo sambil menggerak-gerakkan bulu matanya yang lentik melihat betapa romantisnya pemuda itu bersama dengan Adelia.

"Makan siang di sini juga?" tanya Adelia tanpa melepaskan kedua tangannya yang melingkar pada leher si pemuda tampan tersebut.

Pemuda tampan yang berpenampilan keren itu menganggukkan kepalanya. Kemudian dia duduk di kursi dekat Adelia dan menatap Adelia yang masih berdiri sambil tersenyum manis padanya.

Adelia menyipitkan matanya dan membalas tatapan pemuda itu sambil melipat seraya berkata,

"Apaan? Gak usah senyum-senyum gitu deh."

"Traktir aku ya. Aku sudah pesan makanan tadi. Bayarin sekalian," jawab pemuda tersebut sambil tersenyum lebar hingga memperlihatkan lesung pipinya yang sama seperti milik Adelia.

"Ck! Kebiasaan. Harusnya seorang laki-laki yang traktir perempuan. Ini malah kebalik," omel Adelia sambil kembali duduk di kursinya.

Pemuda tersebut merangkul pundak Adelia, tersenyum padanya sembari menaik turunkan alisnya dan berkata,

"Emansipasi wanita, My Princess...."

"Ok My Boy...," tukas Adelia sambil tersenyum pada pemuda tersebut.

Mia masih saja melongo melihat interaksi antara Adelia dengan pemuda tampan tersebut. Dalam hatinya berkata,

Apa laki-laki itu pacarnya Lia? Kenapa sangat tampan sekali? Aku juga mau punya pacar yang seperti itu.

Tiba-tiba datanglah seseorang yang mengantarkan makanan di meja mereka. Makanan tersebut diletakkan oleh orang itu tepat di depan pemuda tampan itu seraya berkata,

"Silahkan dimakan."

"Terima kasih," ucap pemuda tampan tersebut sambil mendekatkan piring itu lebih dekat dengannya.

Mia memperhatikan Adelia dan pemuda tersebut. Dia bahkan tidak berkedip melihat Adelia serta pemuda itu secara bergantian.

Kenapa mereka sangat mirip sekali? Apa mereka memang berjodoh? Lalu, jodohku siapa dong? Apa Tuhan belum mengirimnya untukku? Mia bertanya-tanya dalam hatinya.

Mia seolah lupa jika dirinya sedang makan saat ini. Dia malah asyik memandangi Adelia dan pemuda tersebut seolah dua sejoli yang sedang kasmaran.

"Enak gak?" tanya Adelia pada pemuda tersebut ketika pemuda itu mengunyah makanannya.

Pemuda tersebut mengunyah makanan yang ada di mulutnya dan menelannya. Kemudian dia mengangguk dan berkata,

"Enak. Mau coba?"

Seketika Adelia menganggukkan kepalanya seraya berkata,

"Mau...."

Adelia membuka mulutnya lebar-lebar sehingga pemuda tersebut bisa dengan mudah menyuapinya. Pemuda tersebut terkekeh dan menyuapi Adelia dengan pelan-pelan agar Adelia tidak tersedak.

Setelah itu pemuda tersebut mengusap sudut bibir Adelia yang sedikit belepotan bumbu makanan dengan menggunakan jarinya dan berkata,

"Dasar bocah, selalu saja belepotan."

Adelia menelan makanannya, setelah itu dia menjulurkan lidahnya pada pemuda tersebut untuk mengejeknya. Pemuda tersebut terkekeh dan mencubit gemas hidung Adelia.

Adelia melepaskan tangan pemuda tersebut dari hidungnya. Kemudian dia menyendok makanannya dan mengarahkan pada mulut pemuda tersebut seraya berkata,

"Ini coba makananku."

Pemuda tersebut membuka mulutnya dan menerima suapan dari Adelia. Dia mengunyah makanannya dan menelannya, setelah itu dia berkata,

"Enak. Seperti masakan Nenek."

"Iya benar. Aku tadi juga merasa begitu," tukas Adelia menimpali ucapan pemuda tersebut.

Adelia merasa ada yang melihatnya. Dia menoleh ke arah tersebut. Dia terkesiap ketika melihat Mia, sahabatnya sedang melongo melihatnya.

"Mia, kamu gak makan?" tanya Adelia sambil menatap serius pada Mia.

Sontak saja Mia tersadar. Dia terkesiap mendapati Adelia yang sedang menatap dirinya. Tanpa menjawab pertanyaan yang diberikan Adelia padanya, dia tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.

Kemudian dia memakan makanannya tanpa melihat ke arah Adelia yang masih memperhatikannya. Dia memakan makanannya dengan lahap seolah tanpa bernafas.

Pemuda tersebut melihat Adelia yang memandang ke arah depannya. Dia mengikuti arah pandang Adelia dan terkesiap melihat seorang perempuan yang sedang makan dengan sangat lahap tanpa melihat ke arah mana pun, seolah dia sedang fokus pada makanannya.

"Mbak, lagi lapar ya? Apa memang doyan?" tanya pemuda tersebut sambil menatap heran pada Mia.

Sontak saja Mia tersedak makanannya. Dia menerima sebuah gelas berisi air putih yang diulurkan oleh seseorang.

Diminumnya air putih tersebut dan melihat ke arah orang yang memberinya.

Byuuur...

Mia menyemprotkan air yang ada dalam mulutnya pada orang yang tepat di hadapannya.

Untung saja Adelia sempat menghindar, sehingga dia tidak terkena serangan air dari mulut sahabatnya itu.

"Kamu apa-apaan sih Mia?" tanya Adelia dengan kesalnya.

"Maaf Lia, aku gak sengaja. Habisnya pacar kamu ini ngagetin," jawab Mia sambil mengusap mulutnya menggunakan tisu yang ada di meja tersebut.

"Hah?! Pacar?" celetuk Adelia sambil mengernyitkan dahinya.

"Iya, Mas yang ganteng itu, pacar kamu, ngagetin aku tadi," jawab Mia dengan entengnya, seolah tanpa sadar ada pemuda tersebut di hadapannya.

Seketika Adelia dan pemuda tersebut saling menatap. Mereka berdua terkekeh mendengar perkataan Mia. Kemudian Adelia merangkul pundak pemuda tersebut sambil berkata,

"Apa menurutmu dia ganteng, Mia?"

Mia kembali terkesiap mendengar pertanyaan dari Adelia. Dia kembali tersadar jika di hadapannya ada seorang pemuda yang sedang menatapnya sambil tersenyum padanya.

"Pilihanmu gak pernah mengecewakan, Lia," jawab Mia sambil mengaduk minumannya, seolah mengalihkan pandangannya dari pemuda tampan tersebut yang masih melihat ke arahnya.

"Apa dia temanmu?" tanya pemuda tersebut sambil menatap Adelia.

Adelia menganggukkan kepalanya seraya berkata,

"Dia sahabatku sejak kuliah."

Kemudian Adelia mendekatkan bibirnya ke telinga pemuda tersebut dan berkata,

"Tapi dia gak pernah main ke rumah. Dia juga gak pernah tau tentang keluargaku."

Pemuda tampan tersebut tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dan berkata,

"Pantas saja...."

Adelia melihat ke arah jam tangan yang melilit di tangan kirinya dan berkata,

"Mia, sepertinya jam makan siang kita segera berakhir. Cepat habiskan makananmu."

"Makananku sudah habis, Lia," ucap Mia sambil memperlihatkan piringnya yang sudah kosong dan tersenyum lebar pada Adelia.

Adelia terkekeh sambil menggelengkan kepalanya tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Pasalnya Mia tadi menolak untuk makan di tempat itu, akan tetapi dia menyantap makanannya dengan sangat lahap dan tanpa bersisa sedikit pun.

"Ayo cabut, Lia," ajak Adelia sambil beranjak dari tempat duduknya.

Mia pun menuruti ajakan Adelia. Dia segera beranjak dari duduknya tanpa berkomentar apa pun.

Pemuda tampan tersebut menghentikan Adelia yang hendak berjalan dengan memegang tangannya seraya berkata,

"Eits... Tunggu Princess Sayang... Aku juga udah selesai. Ayo bayar di kasir."

Mia kembali terkesiap mendengar sebutan yang diberikan pemuda tampan tersebut pada Adelia. Dia berjalan mengikuti di belakang Adelia yang dirangkul pundaknya oleh pemuda tampan itu.

Setelah membayar di kasir, pemuda tampan itu pun mengantarkan Adelia masuk ke dalam mobilnya. Kemudian dia melambaikan tangannya sambil berkata,

"Sampai ketemu nanti di rumah."

"Sampai jumpa pacar...," seru Adelia sambil terkekeh.

Pemuda tampan tersebut pun terkekeh mendengar perkataan Adelia sambil melambaikan tangannya mengiringi kepergian mobil Adelia dari hadapannya.

Mia hanya dia. memperhatikan interaksi Adelia bersama dengan pemuda tampan tersebut ketika berpisah dan mengucapkan salam perpisahan. Dalam hatinya berkata,

Di rumah? Apa mereka tinggal satu rumah tanpa menikah?

Episodes
1 Bab 1 Error
2 Bab 2 Keluarga Luar Biasa
3 Bab 3 Payung Cinta
4 Bab 4 Makan Siang Viral
5 Bab 5 Pemuda Tampan
6 Bab 6 Pacar
7 Bab 7 Jodoh Sejak Orok
8 Bab 8 Minder
9 Bab 9 Tentang Perasaan
10 Bab 10 Orang Tua yang Luar Biasa
11 Bab 11 Sepasang Kekasih
12 Bab 12 Pengantar
13 Bab 13 Antara Motor dan Perasaan
14 Bab 14 Iri dan Cemburu
15 Bab 15 Hinaan
16 Bab 16 Traktiran Balasan
17 Bab 17 Sebuah Kesempatan
18 Bab 18 Trial
19 Bab 19 Ragu
20 Bab 20 Penilaian Diri
21 Bab 21 Kencan Pertama
22 Bab 22 Berkunjung ke rumah
23 Bab 23 Gosip
24 Bab 24 Galau
25 Bab 25 Dinner Mewah Dua Keluarga
26 Bab 26 Perjodohan?
27 Bab 27 Bintang Malam
28 Bab 28 Tentang Perasaan
29 Bab 29 Lupa
30 Bab 30 Tentang Perbedaan
31 Bab 31 Tentang Sebuah Hubungan
32 Bab 32 Hacker
33 Bab 33 Mengenal Lebih Dekat
34 Bab 34 Mengintai
35 Bab 35 Rencana Balas Dendam Intan
36 Bab 36 Rencana Adelia
37 Bab 37 Keinginan Adelia
38 Bab 38 Intan
39 Bab 39 Rencana Balas Dendam Intan
40 Bab 40 Kekhawatiran Arion
41 Bab 41 Amnesia Sesaat
42 Bab 42 Sakit Gigi
43 Bab 43 Kakak Luar Biasa
44 Bab 44 Lagi dan Lagi
45 Bab 45 Kejutan
46 Bab 46 Jawaban
47 Bab 47 Bertemu Lagi
48 Bab 48 Mengatakan Keinginan
49 Bab 49 Kekecewaan
50 Bab 50 Kegalauan Hati Arion
51 Bab 51 Rencana
52 Bab 52 Tentang Sebuah Keputusan
53 Bab 53 Keputusan
54 Bab 53 Curiga
55 Bab 55 Dering Telepon
56 Bab 56 Merencanakan Kembali
57 Bab 57 Demi Mencapai Tujuan
58 Bab 58 Sebuah Rencana
59 Bab 59 Sosialita
60 Bab 60 Beban Pikiran
61 Bab 61 Berkumpulnya Tiga Lelaki Tampan
62 Bab 62 Salah Paham
63 Bab 63 Salah Sangka
64 Bab 64 Malu
65 Bab 65 Tidak Sengaja Mengaku
66 Bab 66 Pasangan Untuk Adelio
67 Bab 67 Dilema
68 Bab 68 Masalah Hati
69 Bab 69 Kedatangan Arion
70 Bab 70 Rindu
71 Bab 71 Janji
72 Bab 72 Ikrar
73 Bab 73 Kecewa
74 Bab 74 Cewek Jutek
75 Bab 75 Pilih Mana?
76 Bab 76 Cemas
77 Bab 77 Introspeksi Diri
78 Bab 78 Kesabaran Fabian
79 Bab 79 Suami Istri
80 Bab 80 Firasat
81 Bab 81 Kecewa
82 Bab 82 Berkenalan
83 Bab 83 Perjodohan
84 Bab 84 Teror
85 Bab 85 Tentang Janji
86 Bab 86 Gosip
87 Bab 87 Ketidakpercayaan Arion
88 Bab 88 Mencari Kebenaran
89 Bab 89 Mengungkap Kebenaran
90 Bab 90 Mengungkap Kebenaran
91 Bab 91 Pembalasan Dendam
92 Bab 92 Fakta
93 Bab 93 Misi
94 Bab 94 Penyergapan
95 Bab 95 Kemarahan Adelio
96 Bab 96 Hukuman Perasaan
97 Bab 97 Mencari Fakta
98 Bab 98 Menguak Masa Lalu
99 Bab 99 Bertemu Musuh
100 Bab 100 Fakta yang Terkuak
101 Bab 101 Ketakutan Adelia
102 Bab 102 Trauma
103 Bab 103 Polisi Tampan dan Banker Cantik
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Error
2
Bab 2 Keluarga Luar Biasa
3
Bab 3 Payung Cinta
4
Bab 4 Makan Siang Viral
5
Bab 5 Pemuda Tampan
6
Bab 6 Pacar
7
Bab 7 Jodoh Sejak Orok
8
Bab 8 Minder
9
Bab 9 Tentang Perasaan
10
Bab 10 Orang Tua yang Luar Biasa
11
Bab 11 Sepasang Kekasih
12
Bab 12 Pengantar
13
Bab 13 Antara Motor dan Perasaan
14
Bab 14 Iri dan Cemburu
15
Bab 15 Hinaan
16
Bab 16 Traktiran Balasan
17
Bab 17 Sebuah Kesempatan
18
Bab 18 Trial
19
Bab 19 Ragu
20
Bab 20 Penilaian Diri
21
Bab 21 Kencan Pertama
22
Bab 22 Berkunjung ke rumah
23
Bab 23 Gosip
24
Bab 24 Galau
25
Bab 25 Dinner Mewah Dua Keluarga
26
Bab 26 Perjodohan?
27
Bab 27 Bintang Malam
28
Bab 28 Tentang Perasaan
29
Bab 29 Lupa
30
Bab 30 Tentang Perbedaan
31
Bab 31 Tentang Sebuah Hubungan
32
Bab 32 Hacker
33
Bab 33 Mengenal Lebih Dekat
34
Bab 34 Mengintai
35
Bab 35 Rencana Balas Dendam Intan
36
Bab 36 Rencana Adelia
37
Bab 37 Keinginan Adelia
38
Bab 38 Intan
39
Bab 39 Rencana Balas Dendam Intan
40
Bab 40 Kekhawatiran Arion
41
Bab 41 Amnesia Sesaat
42
Bab 42 Sakit Gigi
43
Bab 43 Kakak Luar Biasa
44
Bab 44 Lagi dan Lagi
45
Bab 45 Kejutan
46
Bab 46 Jawaban
47
Bab 47 Bertemu Lagi
48
Bab 48 Mengatakan Keinginan
49
Bab 49 Kekecewaan
50
Bab 50 Kegalauan Hati Arion
51
Bab 51 Rencana
52
Bab 52 Tentang Sebuah Keputusan
53
Bab 53 Keputusan
54
Bab 53 Curiga
55
Bab 55 Dering Telepon
56
Bab 56 Merencanakan Kembali
57
Bab 57 Demi Mencapai Tujuan
58
Bab 58 Sebuah Rencana
59
Bab 59 Sosialita
60
Bab 60 Beban Pikiran
61
Bab 61 Berkumpulnya Tiga Lelaki Tampan
62
Bab 62 Salah Paham
63
Bab 63 Salah Sangka
64
Bab 64 Malu
65
Bab 65 Tidak Sengaja Mengaku
66
Bab 66 Pasangan Untuk Adelio
67
Bab 67 Dilema
68
Bab 68 Masalah Hati
69
Bab 69 Kedatangan Arion
70
Bab 70 Rindu
71
Bab 71 Janji
72
Bab 72 Ikrar
73
Bab 73 Kecewa
74
Bab 74 Cewek Jutek
75
Bab 75 Pilih Mana?
76
Bab 76 Cemas
77
Bab 77 Introspeksi Diri
78
Bab 78 Kesabaran Fabian
79
Bab 79 Suami Istri
80
Bab 80 Firasat
81
Bab 81 Kecewa
82
Bab 82 Berkenalan
83
Bab 83 Perjodohan
84
Bab 84 Teror
85
Bab 85 Tentang Janji
86
Bab 86 Gosip
87
Bab 87 Ketidakpercayaan Arion
88
Bab 88 Mencari Kebenaran
89
Bab 89 Mengungkap Kebenaran
90
Bab 90 Mengungkap Kebenaran
91
Bab 91 Pembalasan Dendam
92
Bab 92 Fakta
93
Bab 93 Misi
94
Bab 94 Penyergapan
95
Bab 95 Kemarahan Adelio
96
Bab 96 Hukuman Perasaan
97
Bab 97 Mencari Fakta
98
Bab 98 Menguak Masa Lalu
99
Bab 99 Bertemu Musuh
100
Bab 100 Fakta yang Terkuak
101
Bab 101 Ketakutan Adelia
102
Bab 102 Trauma
103
Bab 103 Polisi Tampan dan Banker Cantik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!