17. DIPAKSA MENIKAH

---- Di Kantor Desa ----

15 menit kemudian, penjaga pos ronda datang bersama perangkat desa diantaranya BPD, kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan pemerintah(kaur) dan kepala dusun. Penjaga pos ronda menceritakan kronologi kejadian yang dilihatnya kepada para perangkat desa. Setelah mendengarkan penjelasan penjaga pos ronda, para perangkat desa menatap Daniel dan Chintia. Para perangkat desa meyakini kalau Daniel dan Chintia berbuat hal yang tidak pantas. Tanpa berpikir panjang kepala desa memberi kesempatan Daniel dan Chintia untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Setelah mendengar penjelasan dari penjaga pos ronda, sekarang coba kalian jelaskan kronologi yang sebenarnya," ucap Kepala Desa

"Malam hari saya mengalami perampokan dan penyekapan. saya hampir diperkosa oleh preman. tapi pria disamping saya ini menolong saya dan mengantarkan saya pulang," jawab Chintia

"Nona, tapi pria disebalahmu itu preman.dan lihatlah sekarang nona juga hanya memakai jaket tanpa bawahan," saut Penjaga Pos Ronda

"Pak, saya menolong Chintia. saya tidak melakukan hal buruk itu. saya memang preman tapi saya tidak tega melihat wanita yang tersiksa," jawab Daniel

"Maaf, Mbak dan Mas, penjelasan kalian kurang kuat untuk meyakinkan kami. kami perangkat desa tidak ingin nama desa kami tercemar. maka dari itu saya memutuskan akan menikahkan kalian," ucap Kepala Desa

"Hah?" teriak Daniel dan Chintia bersamaan

Chintia sangat terkejut saat kepala desa memutuskan dirinya harus menikah dengan Daniel. Bagaikan kesambar petir di siang bolong. Chintia berpikir lebih baik dirinya hilang ingatan daripada hidup bersama dengan preman. Chintia tidak mau menikah dengan Daniel, dirinya terus mendesak kepala desa agar tidak menikahkanya.

"Maaf Pak, saya tidak mau menikah dengan pria disamping saya ini. apakah tidak ada jalan keluar selain saya harus menikah dengan pria di samping saya ini?" ucap Chintia

"Maaf Mbak, semua ini demi kebaikan kita bersama. kami disini tidak mau nama desa kami tercemar hanya gara gara perbuatan kalian yang tidak pantas itu," jawab Kepala Desa

"Pak, tapi saya tidak melakukan perbuatan itu. semua itu hanya salah paham. bahkan saya tidak mengenal pria disamping saya ini. saya tidak mau dipaksa menikah dengan pria yang tidak saya cintai," bantah Chintia

"Maaf Mbak, kalau mbak tetap bersikeras menolak pernikahan ini, saya pastikan mbak akan diusir dari desa ini. dan susah untuk mencari tempat tinggal. lebih baik mbak menghubungi keluarga mbak," jawab Kepala Desa

Degg

Setelah mengalami kejadihan pahit perampokan dan penyekapan. Chintia dilanda dua pilihan yang berat di malam ini. Dirinya tidak mau menikah dengan Daniel dan juga dirinya tidak ingin diusir dari kontrakan. Kontrakan yang dirinya tempati adalah kontrakan yang murah dan strategis karena dekat dengan kampus dan tempatnya berkerja. Sungguh, Chintia hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Bagaimana tanggapan ayah dan ibunya nanti saat mengetahui dirnya akan menikah.

"Apa yag harus aku lakukan? menerima pernikahan ini? Ah...tidak tidak aku tidak mau menikah dengan preman. apa aku harus meninggalkan desa ini? Ah...tidak tidak kontrakanku termasuk murah dan strategis. tidak mungkin aku melepaskanya. Bapak...Ibu...maafin Chintia," batin Chintia

Chintia terus menangis dirinya bingung dengan apa yang harus dilakukanya. Daniel melihat Chintia yang terus menangis dirinya merasa bersalah dan bersedih. Jujur, Daniel senang jika harus menikah dengan Chintia. Tapi jika melihat Chintia menderita dengan keputusan ini, perasaan bahagia Daniel seketika mendung menjadi kesedihan.

Para perangkat desa geram tak kunjung mendapat jawaban dari Chintia dan Daniel. Tanpa ragu, kepala desa menegur dan menuntun jawaba dari Chintia da Daniel.