14. MELINDUNGI CHINTIA 2

Daniel terus memukuli Gerry dan Martin hingga babak belur dan pingsan. Setelah memukuli Gerry dan Martin, Daniel menghampiri Chintia yang terduduk ketakutan meringkuk dengan kondisi tanpa sehelai benang. Daniel sangat sedih melihat Chintia yang kondisinya sangat mencemaskan, tanpa ragu Daniel mendekati Chintia, namun Chintia menghindar dari Daniel. Daniel terus mendekati Chintia berusaha untuk menenangkanya.

"Jangan takut, aku tidak ingin menyakitimu," ucap Daniel sembari melepas lakban dimulut Chintia

Setelah lakban terlepas dari mulutnya, Chintia menangis melihat kondisinya yang tidak memakai pakaian. Daniel yang merasa kasihan dengan Chintia melepas jaket yang di kenakanya dan memakaikanya ke tubuh Chintia.

"Ini pakaialah, setelah ini aku akan mengatarkamu pulang." ucap Daniel

"Kamu pasti ingin puas menikmati tubuhku juga kan?" saut Chintia lirih

"Aku memang laki laki normal, tapi aku tahu batasku, aku bukan hewan seperti mereka," suat Daniel

"Aku tidak percaya, kamu adalah preman, mana ada preman yang mengerti batas, tugasmu hanya merampok dan menyekap orang lalu dapat bayaran," jawab Chintia

Mendengar Chintia mengatakan hal itu. Daniel meminta maaf pada Chintia.

"Aku minta maaf, aku sekarang ingin melindungimu, sekarang pakailah jaketku ini," ucap Daniel

"Melindungiku? sadarlah kamu adalah preman, pergilah dari sini dan biarkan aku mati, " jawab Chintia

"Jangan banyak bicara, pakaialah jaketku ini, jaketku ini terlalu besar ditubuhmu.sehingga kamu tidak perlu khawatir, bagian bawahmu juga akan tertutup," saut Daniel

"Pergilah aku ingin mati disini, aku tidak mau hidup, aku sudah hina," jawab Chintia menangis

Chintia meraih gunting yang kebetulan berada di dekatnya. Daniel melihat Chintia yang membawa gunting panik. Tanpa berpikir panjang Daniel menegur Chintia.

"Apa yang kamu lakukan dengan gunting itu?" tanya Daniel

"Bukan urusanmu, pergilah !" jawab Chintia

"Jangan bertindak bodoh, pikirkan keluargamu !" saut Daniel

"Bahkan aku sudah tidak pantas dianggap keluarga oleh keluargaku," jawab Chintia

"Apakah kamu ingin keluagamu sedih dengan tidakan bodohmu ini?" tanya Daniel

"Jangan memikirkanku, pergilah dari sini," jawab Chintia

"Bagaimana aku tidak memikirkanmu Chintia, aku sangat sedih melihatmu seperti ini, semoga kamu mengerti bahwa aku sekarang mengkhawatirkanmu," batin Daniel

Chintia merasa sudah merasa kotor dan hina. Chintia berpikir buat apa dirinya hidup kalau dirinya sudah merasa kotor dan hina. Dirinya merasa kotor dan hina karena sudah ada pria yang bukan muhrimnya melihat dirinya polos tanpa sehelai benang. Chintia tidak peduli dengan dirinya sendiri, dirinya ingin memotong pergelangan tanganya. Namun saat guntung ditanganya hendak mengenai tanganya. Daniel sontak merebut gunting dari tangan Chintia kemudian langsung membuangnya. Chintia terkejut dengan tindakan Daniel yang mencegahnya bunuh diri sontak memarahinya.

"Apa yang kamu lakukan, mengapa kami mencegahku, pergilah dari sini !" ucap Chintia

"Aku tidak akan meninggalkanmu, kamu akan bertindak bodoh jika aku meninggalkanmu," jawab Daniel

"Apa urusanmu? aku tidak mengenalmu? kamu hanyalah preman yang dipikiranmu adalah uang ,uang, dan uang !" saut Chintia

"Apapun itu yang kamu katakan, aku hanya ingin melindungimu, ayo pakaialah jaket itu lalu aku akan mengantarkanmu pulang," jawab Daniel

Chintia akhirnya menuruti perintah Daniel, dirinya langsung memakai jaket yang diberikan Daniel. Setelah Chintia memakai jaket, Daniel ingin mengantarkan Chintia pulang ke kontrakan.

"Ayo sekarang aku antar kamu ke kontrakanmu," ucap Daniel

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, pergilah !" jawab Chintia

"Aku tidak akan pergi jika aku belum memastikan dirimu pulang ke rumah dengan selamat," ucap Daniel

"Pergilah, jujur aku takut denganmu. kamu adalah preman, kamu itu orang jahat. aku benci orang jahat," jawab Chintia

"Aku serius ingin melindungimu, kamu jangan takut, tenanglah, aku berjanji tidak akan menyakitimu, sekarang ayo aku antar pulang," saut Daniel

Chintia akhirnya menerima ajakan Daniel untuk mengantarkanya pulang kembali ke kontrakam.Karena jujur sebenarnya Chintia masih takut dan tidak mempercayai Daniel.