Pak Tua

"Bagaimana penampilan ku kak" ucap Allena sembari memutarkan badannya, Asa dan Ara yang melihat hal itu pun menjadi sangat takjub sebab tak ada pakaian yang tidak cocok di pakai Allena, bahkan pakaian jelek pun akan menjadi sangat indah ketika Allena yang mengenakannya.

"Sangat luar biasa" ucap keduanya secara bersamaan, Ara pun kemudian mengambil sebuah jubah yang memiliki penutup kepala untuk diberikan kepada Allena, Allena pun dengan segera memakai jubah itu begitu pula Asa dan Ara.

Mereka pun segera meninggalkan mansion itu setelah lebih dahulu mengabari kepala pelayan sebab mereka tidak ingin di anggap hilang atu pun di culik dari mansion itu nantinya.

"Wah, benar-benar sangat ramai" ucap Allena dengan penuh semangat hingga tanpa sadar dia telah lebih dahulu memasuki keramaian pasar itu dan meninggalkan Asa juga Ara.

"Adik, tunggu kami" teriak Ara yang melihat Allena telah berjalan lebih dahulu namun sayang teriakannya tidak di dengar oleh Allena karena terlalu ramai orang disana.

Ara terus menerus mencari keberadaan Allena dengan melihat sekeliling "Ada apa?" tanya Asa yang baru saja mengambil uang dari dalam kerera kuda.

"Kak, Allena menghilang" ucap Ara dengan wajah khawatir, mendengar hal itu Asa pun sangat terkejut "Bagaimana bisa menghilang, bukankah kita baru saja turun dari kereta kuda" ucap Asa.

"Apa yang kakak katakan benar, tapi Allena turun lebih dulu dari kita, setelah itu dia pun langsung memasuki kerumunan pasar" jelas Ara.

Mendengar hal itu Asa pun menghembuskan nafasnya "Ayo kita cari, kita harus menemukannya bagaimana pun caranya" ucap Asa sembari berjalan menyusuri pasar bersama dengan Ara.

Di tempat lain Allena pun tengah memandangi sebuah makanan yang terlihat sangat enak, namun sayang dia baru ingat jika dirinya sama sekali tak membawa uang "Ah sial, bagaimana aku bisa lupa membawa hal sepenting itu, padahal aku benar-benar sangat ingin memakannya" ucap Allena sembari mendengus kesal.

Tanpa Allena sadari ada seseorang yang mendengar perkataannya itu hingga tak berselang lama dia pun menghampiri Allena "Ini kan makanan yang kau mau, ambillah" ucap seorang laki-laki tampan dengan ekspresi datarnya.

"Wah, ini benar-benar makanan yang aku mau, terima kasih ya kakak tampan aku pasti akan membalas kebaikan mu ini" ucap Allena dengan penuh semangat.

Laki-laki itu pun segera meninggalkan Allena tanpa mengucapkan satu kata pun "Sayang sekali terlalu dingin padahal wajahnya itu termasuk tipe ku, tapi baguslah karena aku sama sekali tak menyukai laki-laki yang dingin" ucap Allena dengan santainya dan masih bisa di dengar oleh laki-laki itu "Wanita yang berisik" batin laki-laki itu".

Setelah kepergian laki-laki itu Allena pun memutuskan untuk mencari tempat yang nyaman untuk dirinya memakan makanan itu, cukup jauh dia berjalan hingga tanpa dia sadari kini dia telah keluar dari pasar dan melihat sebuah pohon besar yang terdapat tempat duduk dibawahnya selain itu tak ada satu orang pun yang duduk disana.

"Ah, akhirnya aku dapat menikmati makanan ku" ucap Allena yang baru saja duduk di bawah pohon besar sembari membuka makannya.

Allena yang tengah asik menikmati makanannya pun seketika terhenti ketika ada seorang pak tua yang datang ke arahnya dengan penampilan yang sederhana "Bolehkah saya duduk disini nona muda" tanya pak tua itu.

Allena pun menganggukkan kepalanya "Tentu saja boleh kek, selain itu kakek juga tak butuh izin dari ku untuk duduk disini karena aku juga hanya sekedar menumpang duduk saja" jawab Allena dengan sangat sopan.

Pak tua itu pun tersenyum sembari menganggukkan kepalanya pada Allena "Aduh bagaiman ini, apakah aku berikan saja sebagian dari makanan ini atau aku makan sendiri saja ya" batin Allena.

"Oya kek, kakek tidak perlu memanggil ku dengan sebutan nona muda ya, kakek cukup memanggil ku dengan nama ku saja ya, nama ku Allena Robert" ucap Allena yang mencoba memulai percakapan dengan orang yang kini berada di depannya, selain itu dia juga meletakkan beberapa makanan lainnya di hadapan pak tua itu.

Pak tua itu pun paham dengan apa yang dilakukan Allena, dimana Allena ingin membagi makanannya pada dirinya, pak tua itu pun dengan segera mengambil makanan itu sembari berfikir beberapa saat "Robert ya, sepertinya aku pernah mendengarnya namun aku lupa dimana" ucap pak tua itu yang masih mencoba menggali ingatannya lagi.

"Apakah aku ketauan" batin Allena yang mulai sedikit khawatir, sebab Robert adalah nama belakang yang baru saja dia dapatkan setelah menjadi ratu di kerajaan Light, bahkan semua raja maupun ratu terdahulu juga menggunakan nama belakang Robert.

"Wajar saja jika kakek tidak ingat karena nama belakang ku bukanlah sesuatu yang besar" ucap Allena yang sengaja ingin mengalihkan pikiran pak tua itu.

Mendengar apa yang baru saja dikatakan Allena pak tua itu pun menganggukkan kepala "Sepertinya apa yang kau katakan itu benar nona" ucap pak tua yang kemudian menikmati makanan yang ada dihadapannya lagi.

Allena pun merasa lega setelah mendengar hal itu, dia pun ikut kembali menikmati makanan itu dengan santai, hingga beberapa saat mereka berdua pun telah menghabiskan semua makanan yang ada.

"Ah, aku benar-benar sangat kenyang" ucap Allena sembari membereskan sisa-sisa makanan yang ada dan meletakkannya di tumpukan sampah yang tak jauh dari tempat mereka makan, setelah itu dia pun kembali ke tempat dimana ia duduk.

"Nona Allena terima kasih atas makanannya, namun apakah aku boleh meminta bantuan nona" ucap pak tua itu sembari menatap lekat Allena.

Allena pun menganggukkan kepalanya "Apa yang bisa aku bantu kek, jika aku bisa pasti akan aku lakukan" ucap Allena dengan seketika karena Allena merasa jika pak tua itu sama sekali tak memiliki niat buruk padanya.

"Saya mohon tolong antarkan saya pulang ke rumah saya, rumah saya berada di desa sebelah dan untuk kesana kita harus melewati hutan, namun karena saya sudah tua saya tak berani pulang sendiri selain itu terkadang ada orang-orang jahat yang berkeliaran" ucap pak tua tersebut menjelaskan sembari mengamati ekspresi Allena.

Mendengar hal itu Allena pun tampak berfikir "Nona Allena mohon maaf jika saya telah bersikap lancang, mohon lupakan saja apa yang saya katakan tadi" ucap pak tua itu.

"Kakek tidak perlu meminta maaf, aku lah yang harusnya meminta maaf karena telah membuat kakek menunggu jawaban dariku" ucap Allena sembari tersenyum.

"Ayo kek tunjukkan jalannya aku berjanji akan mengantar kakek dengan selamat hingga di depan pintu rumah kakek" ucap Allena dengan yakin, sebab untuk dia yang berada di tingkat terkuat bukanlah masalah jika harus bertemu dengan beberapa orang jahat, namun dia sedang memikirkan untuk menutupi tingkat pelatihannya dengan cara yang telah di ajarkan pelayan kerajaannya Joe.

Pak tua itu pun dengan segera bergegas, Allena yang melihat itu pun dengan segera menarik nafasnya dan menahan kekuatan sihirnya hingga di tingkat atas akhir, sedangkan untuk kekuatan kesatria dia baru bisa mengontrolnya ketika akan menggunakan senjata.

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

next Thor 😃

2023-06-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!