PART 20

"Selamat malam semuanya." Tiba-tiba saja suara Arsen menyapa mereka yang sedang asyik menikmati makan malamnya.

"Malam." Balas semua orang kemudian menoleh ke arah Arsen bersamaan. Semua orang terkejut karena Arsen tidak datang sendirian. Melainkan bersama seorang wanita. Dan yang semakin membuat mereka terkejut adalah, tangan keduanya bertaut dan saling menggenggam erat.

"Perkenalkan namanya Kirana, dia adalah calon istri ku." Ucap Arsen yang membuat mereka semua semakin terkejut. "Calon ibu dari anak-anak ku." Lanjut Arsen.

Klunting!

Pak Darel yang tak lain adalah Papanya Claudia suami dari Mama Mita langsung meletakkan sendoknya dengan kasar. "Ayo kita pulang!" Pak Darel beranjak dari kursinya. Dirinya tidak terima dipermalukan seperti ini. Dirinya merasa dibohongi oleh keluarga Papa Haris yang mengatakan bahwa anaknya belum memiliki kekasih apalagi calon istri, hingga mereka menerima perjodohan di antara anaknya.

Mama Mita menatap kecewa ke arah Mama Davina begitupun Claudia. Mereka langsung ikut beranjak dari duduknya, lalu ketiganya meninggalkan kediaman Papa Haris.

Dalam hati Arsen bersorak kegirangan karena berhasil menggagalkan rencana perjodohan yang sudah disusun sedemikian rupa oleh mamanya.

Papa Haris dan mama Davina langsung beranjak dari duduknya kemudian membawa keduanya menuju ke ruang tengah untuk di sidang.

"Sekarang jelaskan, kenapa kalian tiba-tiba datang dan mengaku sebagai pasangan?" Ujar Mama Davina setelah mereka berempat duduk di ruang tengah.

Kirana yang duduk di samping Arsen menunduk ketakutan. Namun Kirana mencoba memberanikan diri mengangkat kepalanya saat tangannya digenggam erat oleh Arsen.

"Kami sudah menjalin hubungan selama satu bulan ini Ma." Arsen mulai membuka suaranya dan dia mulai mengarang indah.

"Sebentar." Sergah Mama Davina memperhatikan baik-baik gadis yang saat ini duduk di samping anak laki-lakinya itu dan diperkenalkan sebagai calon istri dari anaknya. "Bukannya kamu Kirana ya?" Akhirnya Mama Davina bisa mengenali Kirana. "Office girl di kantor?"

Kirana pun mengangguk. Dirinya tidak ingin menyembunyikan apapun dari keluarga calon suaminya.

"Ya, memang dia office girl di kantor." Sahut Arsen. "Apa Mama keberatan jika calon menantu Mama ini seorang office girl?"

"Bukan! Bukan begitu. Hanya saja Mama tidak menyangka kalau yang membuatkan teh untuk Mama dan Papa ternyata adalah calon menantu mama."

Kirana hampir saja tersedak oleh ludahnya sendiri. Kirana tidak menyangka kalau orang tua dari bosnya itu bisa menerima dirinya yang notabenya hanya seorang office girl di kantor. Ya meskipun dirinya yakin kalau orang tua dari bosnya itu baik, namun dirinya tadi sempat mengira bahwa dirinya tidak akan diterima di keluarga ini.

"Jadi bagaimana? Apa kalian mau merestui kami berdua?" Tanya Arsen memastikan.

"Tentu saja!" Sahut Mama Davina cepat. Mama Davina tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Dirinya tidak peduli tentang bibit, bebet dan bobot calon menantunya itu. Yang terpenting baginya adalah anaknya itu segera menikah. Dirinya sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu. Dan lagi Mama Davina ingin mematahkan rumor yang mengatakan bahwa anaknya itu terkena impoten.

"Kapan kalian akan melangsungkan pernikahan?" Papa Haris yang sejak tadi diam saja akhirnya membuka suaranya.

Gluk!

Kirana menelan ludahnya susah payah. Tidak menyangka kalau keluarga dari calon suaminya itu akan langsung menodongnya dengan pertanyaan seperti itu. Kirana pikir mereka bisa melakukan pendekatan antar kedua keluarga dulu seperti halnya orang-orang yang akan menikah. Namun sepertinya semua itu tidak berlaku bagi keluarga bosnya itu yang sialnya adalah calon suaminya.

"Sudah pa, nanti kita bicarakan lagi. Sekarang lebih baik kita makan dulu. Kalian pasti belum makan kan?" Mama Davina menatap ke arah anak dan calon menantunya.

Arsen dan Kirana langsung mengangguk. Mereka berempat akhirnya kembali lagi ke ruang makan. Meski Kirana merasa sungkan karena baru pertama kalinya dia berada di rumah itu, namun dirinya tetap memakan makanan yang sudah disajikan di atas piringnya karena perutnya sejak tadi sudah terasa keroncongan.

Setelah makan malam usai mereka kembali lagi ke ruang tengah. Mama Davina ingin membahas lagi tentang rencana pernikahan mereka.

"Apa orang tua kamu sudah tahu tentang rencana pernikahan kalian?" Mama Davina menatap ke arah Kirana yang kembali menelan ludahnya karena dirinya sama sekali belum mengatakan hal ini kepada ayahnya. Bagaimana mau mengatakan, semua ini bagi Kirana terlalu mendadak. Baru saja dirinya tadi menerima tawaran dari bosnya itu untuk menikah, dan malamnya langsung diperkenalkan kepada kedua orang tua bosnya.

Kirana menggeleng sebagai jawaban. Kirana tidak tahu harus mengatakan apa kepada kedua orang tua yang saat ini ada di hadapannya. Lidahnya terasa kelu.

"Sebenarnya kami tidak ingin buru-buru Ma. Hanya saja karena mama memaksa Nio dan berusaha menjodohkan Nio, jadi Nio terpaksa membawa Kirana ke rumah untuk bertemu dengan kalian berdua."

"Jadi kamu memaksa calon menantu Mama ini?!" Mama Davina langsung mendelik ke arah anak laki-lakinya.

"Bukan begitu Ma, hanya saja Nio tidak mau di jodoh-jodohkan lagi karena Nio sudah menentukan pilihan Nio sendiri."

"Katakan Kirana, apakah Nio memaksa mu?" Tanya Mama Davina memastikan.

Kirana menatap ke arah Arsen yang terlihat melotot ke arahnya tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Kirana pun langsung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Mama Davina.

"Baiklah kalau memang ini keinginan dari kalian berdua. Yang penting tidak ada paksaan. Oh ya, kapan kami bisa bertemu dengan kedua orang tua mu?" Tanya mama Davina.

"Sa-saya sudah tidak memiliki ibu, Bu." Jawab Kirana terbata.

"Oh maaf, Mama tidak tahu. Kalau begitu mulai sekarang kamu bisa memanggil ku dengan sebutan mama." Ucap Mama Davina yang membuat Kirana berkaca-kaca. Mimpi apa dirinya hingga bisa mendapatkan calon mertua sebaik Mama Davina.

"Terus ayah kamu?" Lanjut Mama Davina.

"A-ayah ada di rumah. Tap-tapi ayah saya tidak bisa melihat."

"Hah! Ayah kamu buta?" Mama Davina nampak terkejut.

"A-ayah tidak bisa melihat lagi setelah mengalami kecelakaan." Akhirnya Kirana pun menceritakan tentang keadaan ayahnya yang sebenarnya. Sekali lagi Kirana tidak ingin menyembunyikan apapun keadaan keluarganya kepada keluarga calon suaminya.

"Mama tenang saja. Setelah ijab kabul nanti, Nio janji akan langsung mengirim ayahnya Kirana ke luar negeri bersama Niko untuk menjalani pengobatan. Nio sudah meminta Niko untuk melobi semua rumah sakit yang ada di luar negeri untuk mencari donor kornea mata."

Mendengar penuturan Arsen barusan membuat Kirana meneteskan air matanya. Dirinya tidak menyangka dibalik sikap Arsen yang kasar memiliki hati yang baik hingga bersusah payah melakukan semua itu untuk ayahnya.

*****

*****

*****

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Endang Sarwosih

Endang Sarwosih

sebentar lagi si bucin akut bermuka dua akan tau akibatnya Arsen Arsen kalau dah bucin baru tau rasa

2024-05-02

1

Mayrima Najma

Mayrima Najma

Jodohmu babang Arsen Ki 🥰

2024-04-24

0

Firman Firman

Firman Firman

dasar pangeran kodok Masih aja ngebucin😄🤭

2024-04-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!