PART 8

Tok.. Tok.. Tok..

Kirana mengetuk pintu ruangan CEO dengan membawa secangkir kopi di tangannya. Setelah dipersilahkan masuk oleh sekretaris Niko, Kirana pun langsung menyeret langkah kakinya memasuki ruangan tersebut.

Kirana mendekat ke arah meja kerja Arsen kemudian meletakkan cangkir ke atas meja. "Ini kopi pesanan Tuan." Kali ini Kirana sudah tidak gemetaran lagi. Namun masih ada sedikit rasa takut. Takut jika kopi yang dibuatnya itu tidak sesuai dengan permintaan bosnya. Ada kalanya semua tidak sesuai dengan harapan kita. Entah itu kemanisan atau kepahitan. Yang jelas Kirana sudah membuatnya sesuai dengan takaran seperti kemarin. Sama dengan takaran kopi saat ia membuatkan untuk ayahnya.

"Permisi Tuan." Kirana baru saja membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan ruangan itu. Namun suara Arsen menghentikan langkahnya. Segera Kirana membalik tubuhnya kembali.

"Diam di tempat mu!" Ujar Arsen tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang ada di atas meja.

Kirana pun terdiam. Namun pandangannya melirik ke arah sekretaris Niko yang terlihat menganggukkan kepala memberikan isyarat kepadanya agar menuruti perintah Arsen. Kirana pun ikut mengangguk.

Arsen mengulurkan tangannya meraih cangkir kopi. "Kalau kopi ini rasanya tidak seperti kemarin, maka kamu harus membuatnya lagi hingga rasanya sama seperti kemarin!"

"Ba-baik Tuan." Baru saja Kirana merasa lega karena tubuhnya sudah tidak gemetaran lagi. Namun setelah mendengarkan ucapan bosnya itu, tubuhnya kembali terasa gemetar ketakutan.

Perlahan Arsen mendekatkan cangkir ke bibirnya. Bukan langsung menyeruputnya seperti tadi pagi. Melainkan meniupnya beberapa kali guna mengurangi rasa panas yang nantinya akan kembali membakar lidahnya. Setelah dirasa cukup, Arsen langsung menyeruput kopinya.

Satu kali sruputan dirinya masih belum bisa merasakan kenikmatan kopi itu. Kemudian Arsen menyeruputnya untuk yang kedua kalinya. Kali ini dalam hati Arsen mengakui bahwa kopi buatan Kirana benar-benar nikmat dan cocok di lidahnya. Namun dirinya tidak mau mengakui itu secara terang-terangan karena tidak ingin membuat karyawannya itu merasa bangga diri.

"Sekarang keluar dari ruangan saya! Besok pastikan sebelum saya datang kopi itu sudah berada di meja saya!" Tutur Arsen tanpa melihat ke arah Kirana.

"Ba-baik Tuan. Kalau begitu saya permisi." Kirana segera meninggalkan ruangan bosnya. Saat tiba di luar dirinya ingin bersorak kegirangan. Meskipun bosnya itu tidak mengatakan bahwa kopi buatannya enak, namun bosnya itu tidak mencela kopi buatannya atau bahkan membuangnya.

"Carikan aku wanita lagi untuk nanti sore setelah jam kerja usai. Suruh langsung datang ke kantor!" Perintah Arsen kepada sekretarisnya.

"Baik Tuan!" Sekretaris Niko hanya bisa menuruti segala perintah bosnya.

Arsen tidak peduli dengan nasehat Papanya semalam. Selagi Papanya itu tidak berada di kantor, baginya ia bisa melakukan apa saja sesuai dengan kemauannya.

Sekretaris Niko segera meninggalkan ruangan bosnya setelah tidak ada lagi yang perlu dilakukannya. Sekretaris Niko langsung masuk ke dalam ruangannya sendiri untuk melanjutkan pekerjaannya.

*****

Sore hari pun tiba....

Sesuai dengan permintaan Arsen, sekretaris Niko memesankan seorang wanita pilihan dari seorang g3rm0 langganannya. Bukan langganan karena sekretaris Niko sering datang ke sana. Tapi langganan karena dia sudah terbiasa memesankan untuk bosnya sejak beberapa tahun yang lalu.

Wanita itu datang ke kantor saat jam kerja telah usai dengan menggunakan pakaian yang sangat seksi. Kantor nampak terlihat sudah sepi. Wanita itu terlihat mengotak-atik ponselnya guna menghubungi seseorang yang sudah memesan jasanya. Setelah mendapat informasi dari si pemesan agar dirinya segera naik ke lantai teratas, wanita itu langsung masuk ke dalam lift bersamaan dengan Kirana yang juga masuk ke dalam lift dengan membawa peralatan kebersihan. Wanita itu langsung mundur menjauh dari Kirana. Kirana tidak ambil pusing dengan sikap wanita itu kepadanya.

Ya, sebagai ganti atau hukuman karena dirinya dan Mei terlambat, Bu Winda menambah jam kerja mereka sesuai dengan keterlambatannya. Dan sesuai dengan tugasnya, Kirana segera naik ke lantai teratas untuk membersihkannya. Sedangkan Mei tetap berada di lantai 2 karena tugasnya memang menjaga kebersihan di lantai itu.

Ting!

Pintu lift terbuka. Dengan cepat wanita itu melesat keluar dari lift menuju ke ruangan yang sudah disebutkan oleh sekretaris Niko. Dan sekretaris Niko pun sudah menunggunya di depan ruangan tersebut.

Kirana menyeret alat-alat kebersihan yang dibawanya keluar dari lift dan langsung mulai membersihkan lantai teratas. Menyapu kemudian mengepelnya hingga bersih.

Sekretaris Niko langsung membawa masuk wanita pesanannya ke dalam ruangan bosnya. "Permisi Tuan, pesanan sudah datang."

"Heem, kamu boleh keluar!" Ujar Arsen tanpa mengalihkan pandangannya dari layar datar yang ada di atas meja kerjanya.

Sekretaris Niko pun langsung meninggalkan ruangan bosnya menuju ke ruangannya sendiri. Tiba-tiba perutnya terasa mules. Bahkan saking terburu-burunya hingga ia sampai tidak menutup pintu ruangan bosnya dengan rapat.

Kirana yang saat itu tiba di depan ruangan CEO, tak sengaja Indra pendengarannya mendengar suara-suara yang baginya mengerikan dari dalam ruangan bosnya. Tubuhnya mendadak gemetaran. Otak kotornya pun mendadak ikut melalang buana entah kemana. Bahkan ia sampai mengeratkan pegangan pada sapunya guna menajamkan indra pendengarannya. Lama-lama Kirana bergidik ngeri saat menyadari kegiatan apa yang dilakukan oleh bosnya di dalam sana bersama dengan wanita yang tadi ditemuinya.

"Hey, kamu kenapa belum pulang?" Sekretaris Niko tiba-tiba saja sudah berada di depan Kirana membuat Kirana terlonjak kaget.

"Astaghfirullah.... Bapak ngagetin saja."

"Kamu kenapa belum pulang? Bukannya jam kerja telah usai?" Sekretaris Niko mengulang pertanyaannya. Namun dirinya belum juga mendapat jawaban dari karyawannya itu. Sekretaris Niko pun memperhatikan gadis di depannya itu yang sesekali melirik ke arah pintu ruangan bosnya.

"Astagaaaaa..." Sekretaris Niko langsung melangkah menuju ke pintu saat menyadari pintu ruangan itu ternyata sedikit renggang. Sekretaris Niko segera menutup rapat pintu tersebut kemudian menghampiri Kirana lagi. "Abaikan apa yang kamu dengar dan apa yang kamu lihat." Bisik sekretaris Niko.

Kirana hanya menanggapinya dengan anggukan kepala saja. Memangnya dia mau apa? Dia masih sayang dengan pekerjaannya. Jadi Kirana akan menutup rapat-rapat apa yang sudah dilihat serta didengarnya itu.

*****

*****

*****

Kabari ya kalau ada typo nama, takut namanya ketuker sama yang di sebelah 😂

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Firman Firman

Firman Firman

astazim babang aren jodohmu itu Kirana😂🤭bukan wanita murahan 😱

2024-04-09

2

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Arsen busuk sekali kelakuan nya

2024-03-18

0

Koni Dwi N

Koni Dwi N

contoh boss yg g patut ditiru nih, thor

2024-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!