Sesuai dengan kesepakatan antara Aaron dan Rider, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk melakukan penyelidikan terlebih dahulu, kepada wanita yang bernama Audrey Camilla Wijaya.
Tepat di pukul dua siang, Aaron ditemani oleh sang sekretaris menuju ke Resto Nirwana untuk melakukan rapat di sana dengan Wijaya group.
Tunggu! Wijaya group? Bukankah itu nama terakhir dari Audrey Camilla? Mengapa Aaron tidak menyadarinya?
Di sepanjang perjalanan, Aaron hanya terdiam sambil memandang keluar jendela. Dia berharap bisa bertemu kembali dengan sosok gadis kecil yang telah mencuri perhatian dan hatinya.
***
Resto Nirwana
Setelah tiba, akhirnya Aaron langsung melangkahkan kakinya menuju ke private room, yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Saat tiba di sebuah ruangan yang bernuansa serba biru laut, kini Aaron berjalan untuk menghampiri rekan kerjanya.
Kini matanya langsung tertuju kepada sosok pria paruh baya, yang sedang tersenyum saat menyambut kedatangannya.
"Selamat siang, Pak Wijaya?" sapa Aaron dengan seulas senyum, sambil mengulurkan tangannya.
Dengan senyum simpul yang tersungging di bibirnya, kini tangan Aaron disambut dengan hangat oleh rekan kerjanya.
"Selamat siang kembali, Pak Rich. Senang sekali bisa bertemu dengan Anda secara langsung saat ini." ujar Pak Wijaya yang notabennya adalah Presiden Direktur di Wijaya group.
Setelah acara basa-basi, kini mereka pun langsung ke inti dari rapat yang dipimpin oleh Aaron. Saat ini mereka membahas tentang kerjasama dalam bidang teknologi yang sangat besar. Bahkan mereka berharap bisa bekerjasama dengan baik, agar bisa memenangkan tender proyek yang sangat besar ini.
Satu jam kemudian, akhirnya pembahasan inti pun selesai. Dan mereka pun menyepakati kontrak kerjasama antara Rich's Company dan Wijaya Group.
"Saya sangat senang sekali bisa bekerjasama dengan bisnisman yang sangat terkenal dikalangan pebisnis ini, Pak Rich. Saya berharap kerjasama antara kita berjalan dengan baik dan lancar, karena proyek ini sangat penting untuk Saya." ujar Pak Wijaya.
Ya, saat ini Aaron sedang berbicara dengan Riki Arya Wijaya, sosok Ayah dari Audrey Camilla Wijaya. Wanita yang beberapa tahun lalu telah dihancurkan oleh seorang Aaron Vincent Rich, sebagai pelabuhan hasratnya.
"Saya juga sangat senang, Pak Wijaya. Karena Saya bisa bekerjasama dengan bisnisman yang juga sangat terkenal dalam bidang teknologi dan otomotif. Dari Anda, Saya bisa lebih banyak belajar lagi, agar Saya bisa lebih baik lagi dalam mengembangkan bisnis Saya. Karena potensi Saya saat ini belum sebanding dengan Anda, yang sudah sangat ahli dan berpengalaman dalam dunia bisnis." ujar Aaron dengan seulas senyum.
Sembari berbincang-bincang, kini mereka sesaat mengesap minuman yang telah mereka pesan, dan memakan beberapa hidangan yang telah tersaji di meja tersebut.
Di sela-sela dentingan alat makan yang bersahutan, sesekali mereka membuka obrolan, agar suasana terasa nyaman dan hangat.
"O, iya, Pak Aaron. Saya dengar Anda belum memiliki pendamping hidup 'kan?" tanya Pak Wijaya, sekedar basa-basi untuk memecahkan keheningan di meja makan.
Dengan seulas senyum tipis, Aaron menggelengkan kepalanya.
"Belum, Pak Wijaya. Saya masih fokus pada bisnis Saya terlebih dahulu. Karena Saya sangat yakin, jika jodoh Saya pasti akan datang di saat waktu yang tepat." ujar Aaron sambil menyunggingkan senyuman.
Sayup-sayup terdengar helaan napas panjang dari Pak Wijaya.
"Hem, seandainya saja putri Saya masih ada di samping kami. Pasti Saya akan mengenalkan dia kepada Anda, karena Saya yakin jika Anda pasti akan tertarik dengan putri kesayangan Saya. Tetapi memang mungkin takdir berpihak lain kepada putri Saya, karena dia menghilang bagai ditelan bumi dan tanpa adanya kabar sama sekali." ucap Pak Wijaya sambil tersenyum getir.
Degh!
"Em, mohon maaf sebelumnya, Pak Wijaya. Memangnya apa yang terjadi dengan putri Anda? Apakah dia telah tiada?" tanya Aaron dengan hati-hati.
Kini tatapan mata Pak Wijaya berubah menjadi tatapan sendu, saat mendengar pertanyaan dari Aaron.
"Tidak, Pak. Tetapi entahlah. Karena selama tujuh tahun ini, dia sama sekali tidak memberikan kabar kepada kami. Bahkan dia juga tega meninggalkan kami tanpa memberitahukan kemana tujuannya saat itu. Bahkan saat ini Ibunya juga sakit-sakitan, karena kepergian putri kami yang tanpa kabar apapun. Saat ini kami juga sangat menantikan kepulangan putri kesayangan kami, dan berharap jika dia masih hidup. Saya juga berharap jika dia secepatnya pulang, agar istri Saya bisa kembali sehat dan tersenyum kembali." ujar Pak Wijaya, dengan penuh harap.
Degh!
Bagai dihantam oleh batu yang sangat besar, kini hati Aaron terasa sesak dan berhenti bernapas seketika.
'Pak Wijaya? Apa jangan-jangan dia adalah Riki Arya Wijaya? Ayah dari Audrey Camilla Wijaya?' batin Aaron yang penuh dengan tanda tanya.
"Maaf, Pak. Jika boleh Saya tau. Mengapa putri Anda sampai pergi dan meninggalkan rumah selama itu? Apa dia tidak meninggalkan petunjuk apapun kepada kalian?" tanya Aaron lagi, dengan sangat hati-hati.
Masih dengan tatapan sendu nya, kini Pak Wijaya menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Tidak ada, Pak. Bahkan kami juga melakukan berbagai macam pencarian, dengan berbagai macam cara. Seperti menyewa beberapa detektif profesional dan berpengalaman. Tetapi tetap sama, kami sama sekali tidak menemukan sedikit pun petunjuk keberadaannya." ujar Pak Wijaya lagi.
Benar-benar miris jika mendengar ceritanya. Seorang Ayah yang sangat berharap jika putri kesayangannya pulang kembali ke dalam pelukannya, dengan rasa kerinduan yang mendalam.
"Awalnya sebelum dia melakukan liburan ke Pulau Dewata, dia masih menjadi gadis yang ceria dan periang. Tetapi setalah dia pulang dari liburannya, dia menjadi sosok yang berbanding terbalik. Dia menjadi gadis yang pendiam dan tertutup. Bahkan dia juga jarang berinteraksi dengan kamu ataupun sahabat-sahabatnya. Hingga hilangnya putri Saya, Saya juga menuduh kekasihnya yang sama sekali tidak tahu menahu tentang hilangnya putri Saya. Jujur saja, saat itu Saya benar-benar putus asa. Tetapi beberapa hari terakhir ini, Saya mendapatkan sebuah kabar, jika beberapa orang melihat putri Saya dengan seorang gadis kecil yang selalu bersama dengannya." ujar Pak Wijaya, dengan raut wajah yang sedikit berbinar.
Degh!
'Ternyata benar. Jika Pak Wijaya adalah Ayah Audrey. Pantas saja, saat melihat wajahnya untuk pertama kali, dia terlihat seperti tidak asing. Jadi memang benar dugaan Saya. Baiklah, setelah ini Saya harus segera melakukan tindakan. Agar Saya tidak kecolongan lagi untuk kedua kalinya dan kehilangan jejaknya kembali.' gumam Aaron dalam hati.
"Anda tenang saja, Pak. Saya akan mencoba untuk membantu Anda untuk melakukan pencarian terhadap putri Anda. Saya juga tau, bagaimana perasaan Anda dan istri Anda saat ini. Kehilangan sosok yang sangat berarti dalam hidup kita, bagai dihantam oleh batu yang sangat besar dan membuat sesak di dada." ujar Aaron sambil menyunggingkan senyuman manisnya.
Kini Aaron sudah bertekad bulat untuk melakukan sesuatu, setelah dia berhasil mendapatkan semua informasi secara terperinci tentang wanita yang diam-diam telah menaklukkan hati sang CEO Arogan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments