Setelah kejadian di Resort , tepat saat berlibur di Pulau Dewata. Audrey Camilla yang awalnya adalah seorang gadis ceria dan periang, kini sikapnya berubah drastis setelah kejadian malam itu. Perubahan Audrey kini menjadi tanda tanya besar untuk keluarga dan keempat sahabatnya.
Karena Audrey saat ini menjadi sosok yang sangat pendiam dan lebih memilih menyendiri. Bahkan, dia juga jarang sekali ikut berkumpul dengan keempat sahabatnya.
Satu bulan kemudian, setelah malapetaka di Resort itu. Audrey memutuskan untuk pergi dari rumah tanpa sepengetahuan orangtuanya, dia pergi saat mengetahui bahwa di dalam rahimnya, telah hadir sosok nyawa yang ingin hidup bersama dengannya.
Bahkan, keempat sahabatnya pun tidak mengetahui tentang kepergian Audrey, saat orangtua Audrey menanyakan perihal tentang kepergian putri kesayangan mereka.
"Apa kalian yakin? Jika kalian tidak mengetahui tentang kepergian Audrey?" tanya Tante Rosalina Wijaya, ibunda dari Audrey.
"Iya, Tante. Bahkan sebulan terakhir ini, kami juga jarang sekali berkumpul dengan dia. Karena Audrey selalu beralasan sibuk dengan aktivitas barunya, dan lebih senang menyendiri." ujar Shania, salah satu sahabat Audrey.
"Em, apakah Om dan Tante juga merasakan sebuah perubahan dari sikap Audrey? Setelah kami pulang berlibur dari Pulau Dewata?" tanya Reva dengan ragu-ragu.
Karena memang hanya Reva yang menyadari perubahan tentang Audrey, dia adalah satu-satunya sahabat Audrey yang sudah mengetahui bagaimana sosok seorang Audrey. Bahkan, masalah percintaan Audrey pun Reva juga mengetahuinya, dia juga mengenal sosok laki-laki yang berhasil mencuri hati sahabat dekatnya itu.
Rafa Wiguna, sosok laki-laki yang lemah lembut dan penyayang. Laki-laki itu juga berhasil menaklukkan hati seorang Audrey, setelah perjuangan panjang yang di lalui oleh Rafa.
"Tunggu! Apa aku harus menghubungi Rafa, Tante?" tanya Reva dengan hati-hati.
"Rafa? Siapa dia?" tanya Om Riki Arya Wijaya, ayah dari Audrey.
"Em, dia kekasih Audrey, Om." jawab Reva dengan gugup.
"Apa kamu mencurigai laki-laki itu?" tanya Om Riki lagi.
"Entahlah, Om. Karena setau kami, selama ini Rafa selalu menjaga dan melindungi Audrey. Bahkan untuk bertindak sejauh itu pun kami juga ragu. Tetapi alangkah baiknya, jika kita juga bertemu dengan Rafa. Agar semuanya jelas dan tidak terjadi kesalahpahaman lagi, Om." usul Reva dengan mantap.
"Oke, beritahu dia untuk datang ke Resto ini, sekarang juga!" titah Om Riki dengan tegas.
Sedangkan Sandra dan Maura hanya terdiam, sambil bergidik. Saat melihat sorot mata Om Riki, yang saat ini sedang memendam amarah yang sangat besar.
Setelah setengah jam menunggu kedatangan Rafa, kini Om Riki langsung berdiri saat mengetahui jika laki-laki jangkung yang berada di depannya itu adalah Rafa, kekasih putrinya
"Dimana kamu sembunyikan putri Saya Audrey Camilla?" tanya Om Riki sambil menarik kerah baju Rafa dan mencengkeramnya dengan erat.
Sedangkan Rafa yang baru saja datang hanya menatap kebingungan, karena dia tidak tau menahu tentang pembahasan mereka sebelumnya.
"Maaf, maksud Om bagaimana? Ada apa dengan Audrey? Karena sudah seminggu ini, Saya sudah tidak bertemu dengannya lagi. Bahkan terakhir kali kami melakukan panggilan video dia memutuskan sepihak hubungan kami, dan Saya pun juga bingung kesalahan apa yang telah saya lakukan? sehingga dia memutuskan hubungan kami secara sepihak dan tanpa memberikan alasan yang jelas kepada Saya." ujar Rafa dengan suara serak.
Sedangkan Om Riki yang mendengar penjelasan Rafa, perlahan mulai mengendurkan cengkeramannya.
"Bahkan Saya selalu mencoba untuk menghubungi Audrey, Om. Saya juga ingin meminta penjelasan darinya, mengapa dia tega mematahkan hati Saya. Tolong percayalah, Om! Saya benar-benar mencintai putri Anda. Bahkan, Saya rela jika saat ini juga harus menghalalkannya sebagai pendamping hidup Saya. Karena dunia Saya benar-benar runtuh, saat Audrey memutuskan hubungan kami." ujar Rafa sambil menatap sendu ke arah Om Riki.
Terasa sangat lemas dan bergetar seluruh tubuh seorang Riki Arya Wijaya. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, kini dia terduduk di kursi yang berada di Resto tersebut.
Bagai di hantam ribuan batu besar, saat seorang Ayah kehilangan sosok putri yang sangat dia sayangi dan cintai. Sedangkan Rosalina Wijaya semakin histeris karena belum mengetahui titik terang tentang keberadaan putri kesayangannya.
Untung saja, Riki memesan private room yang kedap suara. Karena sejak awal dia sudah mengantisipasi terlebih dahulu, sebelum kejadian ini terjadi.
Akhirnya suasana kembali hening, saat ini hanya suara isakan tangis dari Rosa dan sahabat putrinya. Mereka pun sibuk dengan pikiran masing-masing.
***
Sedangkan yang mereka pikirkan, saat ini sedang berada di sebuah desa terpencil yang sangat jarang orang kunjungi.
Suasana pedesaan yang masih terasa sangat segar dan asri. Membuat sosok Audrey Camilla merasa betah saat tinggal di sana, bersama dengan sepasang suami-istri yang sudah renta namun semangat hidupnya yang sangat tinggi.
"Apa kamu yakin ingin tinggal disini, Nak? Apa kamu tidak akan merindukan orangtua dan orang-orang yang menyayangimu?" tanya sang Kakek, yang bernama Trisno.
"Sejujurnya aku juga berat meninggalkan mereka, Kek. Tetapi aku juga tidak ingin membuat aib untuk orang-orang disekitar ku, apalagi orangtuaku. Pasti mereka akan sangat malu jika mengetahui aku hamil tanpa seorang Ayah. Bahkan aku sendiri tidak mengetahui, tentang seluk-beluk dan identitas Ayah dari janin yang aku kandung saat ini. Jadi aku memutuskan untuk pergi sejauh mungkin dari mereka, dan aku harus membuang jauh-jauh semua mimpiku." ujar Audrey sambil menghela napas panjang.
Nenek Ganda yang baru saja datang pun sempat mendengar ucapan Audrey. Kemudian Beliau langsung menghampiri Audrey, setelah memberikan dua gelas air minum kepada Audrey dan Kakek Trisno.
"Jangan pernah berpikir jika titip Tuhan itu sebuah musibah, Nak! Bahkan kami saja yang hanya memiliki satu orang anak, merasa kebingungan saat dia pergi jauh ke luar pulau untuk meraih cita-citanya. Dia hanya pulang setahun sekali jika memungkinkan, kadang juga bisa dua sampai tiga tahun lamanya. Syukuri apa yang telah menjadi milikmu saat ini. Karena suatu hari nanti kamu pasti akan menyadari, betapa bersyukur kamu memilikinya sebagai teman di kala kesepian datang menyelimuti hatimu." ujar Nenek Ganda dengan penuh kasih sayang.
Betapa beruntungnya Audrey saat ini, bertemu dengan orang asing yang mau menampungnya. Bahkan, bersedia untuk membantu dan menjaga janin yang masih berada di kandungannya.
Entah mengapa, dia juga tidak rela jika harus kehilangan janin yang dikandungnya saat ini. Sehingga sampai sekarang dia masih tetap kekeuh untuk mempertahankan janin ini. Meskipun dia tidak mengenali siapa penanam benih di rahimnya, dan dia pun berharap agar mereka tidak akan pernah bertemu kembali.
"O, iya, Nak. Nanti jika kamu tinggal di sini, kamu hanya akan memakan makanan hasil dari perkebunan kami saja. Karena jika kita ingin memakan makanan yang sedikit enak, kita harus menyeberangi sungai di sebelah barat, agar kita bisa sampai di kota. Bisa saja kita melewati jalur darat, tetapi itu bisa memakan waktu selama dua hari jika tidak ada kendala." ujar Nenek Ganda lagi.
Audrey pun hanya tersenyum, dan merasa sangat bersyukur telah dipertemukan oleh Kakek Trisno dan Nenek Ganda. Mereka yang telah menyelamatkan nyawanya dan janin yang berada di dalam kandungannya, akibat kecelakaan yang beberapa hari yang lalu menimpanya. Sehingga dia bisa sampai di desa terpencil ini, karena pertolongan malaikat yang dikirimkan oleh Tuhan untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments