Keesokan harinya Tom terbangun lebih dahulu. Ia mendapati Alula masih terlelap di sampingnya. Tom memandang lekat-lekat wajah wanita yang telah menghabiskan malam bersamanya. Ia menghela napas panjang memikirkan perubahan dalam hidupnya sejak hari ini. Saat memutuskan untuk melakukan itu tadi malam, Tom sudah pun memikirkan konsekuensi yang akan dia hadapi kedepannya.
Tom membangunkan tubuh telanjangnya keluar dari kamar menuju ke kamar pribadi miliknya untuk membersihkan diri. Setumpuk pekerjaan sudah pun menunggunya setiap hari. Selesai mandi Tom melihat pesan yang dikirimkan oleh Sky, yang memintanya mengantarkan beberapa jenis obat-obatan ke hotel tempatnya menginap. Tepat pukul tujuh pagi Tom sudah pergi meninggalkan apartemen dan memulai aktivitas.
Tom menghentikan mobilnya di sebuah apotek untuk membeli obat pesanan sang majikan. Tom mengkerutkan keningnya memikirkan apa yang dilakukan oleh Sky dan istrinya di hotel ?
Tom kembali ingat dengan pesan yang dikirimkan oleh Sky tadi malam yang mengatakan jika Alula kembali memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya dan minuman itu di minum oleh istrinya.
"Astaga, apa dia juga minum obat terkutuk itu." tebak Tom karena melihat Alula yang begitu agresif tadi malam.
Tak ingin terlalu memikirkan tentang wanita yang telah menghabiskan malam bersamanya, Tom lantas melajukan mobilnya ke hotel menemui Sky. Setelah itu, Tom pergi ke perusahaan Health Sky untuk bekerja seperti biasa.
Alula menggeliatkan tubuhnya di bawah selimut. Matanya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya terang. Ia merasakan seluruh tubuhnya begitu sakit dan kepalanya terasa pusing. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam.
"Astaga." Alula terkejut ketika mengangkat selimut melihat tubuhnya yang polos.
Kilasan bayangan kejadian tadi malam mulai berputar di kepalanya.
"Kau benar-benar seorang ja*ang sekarang, Alula." Alula mengutuk dirinya sendiri.
Meskipun dalam keadaan mabuk, dia ingat bagaimana dia merayu seorang pria untuk bercinta dengannya. Dan sialnya lagi dia tidak tahu siapa pria yang telah mendapatkan mahkotanya yang berharga itu.
Alula sadar dia lah yang bersalah. Dia tidak bisa marah, apalagi meminta pertanggungjawaban. Anggap saja ini kesialan dalam hidupnya.
Alula kemudian bangun untuk membersihkan diri. Berjalan tertatih menuju ke kamar mandi. Dia harus segera pergi dari sini. Alula tidak ingin berlarut-larut memikirkan kejadian tadi malam. Memikirkan siapa pria bereng*ek yang telah menidurinya.
Setelah membersihkan diri, Alula kembali memungut gaunnya dan memakainya lagi. Ia mengambil tas dan ponselnya lalu membuka pintu kamar.
Alula terkesiap ketika menyadari ternyata dia berada di sebuah apartemen. Ia pikir pria itu membawanya ke hotel. Alula pun mencari pintu keluar agar ia bisa segera pergi.
"Sial. Pintunya di kunci dari luar." Alula berusaha memutar gagang pintu namun tidak bisa.
Puas berusaha, tapi tidak berhasil. Pintu tetap tidak bisa di buka. Alula kembali ke kamar dan membuka jendela. Dia bergidik ngeri melihat ketinggian apartemen ini yang lebih tinggi dari apartemen miliknya yang berada di lantai empat.
Alula mengurungkan niatnya untuk keluar melalui jendela. Bisa-bisa tubuhnya hancur jika nekat melompat dari jendela. Mau meminta bantuan, tapi ponselnya mati. Sekarang Alula hanya bisa pasrah menunggu pemilik Apartemen ini pulang. Padahal Alula ingin menghindar dari pria itu karena merasa malu.
Alula melihat jam di dinding, sekarang sudah hampir pukul dua belas siang. Pantas saja perutnya terasa lapar. Alula kemudian pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. Melihat kondisi dapur yang terlihat bersih, Alula tidak begitu berharap bisa menemukan makanan. Hanya ada susu steril dan air putih di dalam kulkas.
"Ish, apa orang ini tidak butuh makanan ? bagaimana jika kelaparan di tengah malam ?" Alula menggelengkan kepalanya ketika tidak menemukan makanan apapun. Bahkan sepotong roti dan sebiji buah pun tidak ada.
Alula kemudian mengambil satu kaleng susu steril dan memanaskan di dalam microwave sebentar. Lalu ia kembali duduk di sofa sambil menyeruput susu hangatnya. Matanya berkeliling memperhatikan apartemen yang tidak terlalu besar ini. Ruang tamu menyatu dengan ruang makan. Dapur hanya di batasi oleh meja bar. Ada tiga pintu di apartemen ini. Salah satunya pintu kamar tempat Alula tidur tadi malam. Dan ada kamar mandi di bagian dapur. Tidak terlalu banyak barang dan perabotan. Tapi semuanya tampak tersusun rapi dan bersih.
Jarum jam terasa begitu lambat berputar. Ini bahkan belum sampai satu jam Alula menunggu. Tapi rasanya sudah seperti berjam-jam lamanya. Bosan tidak melakukan apa-apa. Mata Alula kembali mengantuk karena tubuhnya juga begitu lelah.
Baru saja Alula memejamkan matanya, ia langsung bangkit ketika mendengar suara pintu terbuka.
"Kau !"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Fenty Dhani
kejutan😁
2024-02-03
1
Retno Palupi
ini sebenarnya alula wanita bagaimana ya?
2023-09-18
1