Keadaan Larisa

Setelah 3 hari seorang Nasya tidak masuk sekolah, tiga wanita cantik itu menunggu dengan wajah bahagia di parkiran mobil tempat mereka biasa memarkirkan mobilnya khusus hanya untuk mereka aja. Setelah 5 menit menunggu, akhirnya mobil berwarna silver itu masuk untuk parkir, dan ketiganya berjalan mendekati mobil itu yang keluar wajah yang sudah 3 hari ini tidak ditemui disekolah.

"Sya, Lu liburan dibali ya 3 hari ini? ko ga ngabarin kita sih?" ucap Ayla sambil menggelayutkan tangan kanan Nasya yang baru saja keluar dari mobil.

"Iya, 3 hari doang segitunya ya kalian kangen sama gue" ucap Nasya dengan percaya diri.

Namun saat keempat wanita cantik itu sedang asik bercanda, hingga tanpa sadar ada laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah tampan berdiri tidak jauh dari jarak mereka, melihat keempat wanita itu saling menyalurkan perasaan rindu pada sahabatnya walaupun dengan tingkah yang konyol, hingga salah satu dari mereka tersadar ada seseorang yang memperhatikan kebersamaan mereka.

"Sya kita duluan ya" ucap Vina yang menarik tangan Zara dan Ayla, sebelum mereka berbicara sesuatu yang aneh-aneh. Meninggalkan Nasya bersama kakak kelasnya yang hubungan mereka menurut Vina harus diselesaikan.

"Gue ke kelas duluan" ucap Nasya yang berjalan baru beberapa langkah namun terhenti karena tangan laki-laki itu memegang lengan tangannya. "Apa?" sambung Nasya dengan tatapan kosong pada laki-laki yang sekarang berdiri dihadapannya.

"Kenapa ga balas chat aku?" ucap Bima yang benci dengan tatapan Nasya yang sekarang diperlihatkan padanya.

"Perlu banget? lu chat aja sono Larisa, wanita tercantik, terpintar, terapalah-apalah itu! Emang penting banget apa gue dihidup lu?" kesal Nasya yang membuang mukanya kesamping, mengingat kejadian memalukan yang terjadi antara dirinya dan Larisa. "Lepasin! Gue mau ke kelas!" ucapnya sambil memberontak meminta dilepaskan tangannya, yang sejak tadi dicengkram kuat dengan Bima.

"Nanti kita bicarain lagi" ucap Bima yang melepaskan tangan Nasya, dan berjalan meninggalkan wanita itu berdiri seorang diri dengan kekesalan yang ada pada diri Nasya.

***

Saat di kantin, ke empat wanita cantik itu duduk bersama sambil sesekali tertawa, membuat para siswa dikantin salah fokus pada senyum The Pretty Soldiers yang memikat ke hati siapapun yang melihat. Ferdo dan teman-temannya datang menghampiri keempat wanita itu yang sedang asik mengobrol dengan serunya.

"Hy Nasya, Vina, Zara, Ayla. Boleh gabung?" ucap Ferdo dengan senyum diwajahnya.

"Boleh sini duduk aja" ucap Ayla, hingga akhirnya Ferdo memilih tempat duduk tepat disebelah Nasya, yang diikuti Deni dan Sandi duduk disebelah para wanita cantik.

"Lagi pada ngobrolin apaan sih? seru banget kayanya" celetuk Deni

"Ngobrolin tentang keluarganya Larisa ya" ucap Sandi asal.

"Lah emang kenapa sama keluarga Larisa?" tanya Nasya yang bingung akan kondisi perempuan yang mencari ribut dengannya tiga hari lalu.

"Lu kaga tau Sya? Perusahaannya Larisa sahamnya lagi anjlok parah, bokapnya Larisa aja minta bantuan suntikan dana juga dari perusahaan bokap gue" ucap Ferdo

"Terus bokap lu bantu kaga?" tanya Zara yang pernasaran.

"Kaga, Walaupun bokap gue termasuk perusahaan 10 besar, tapikan ga sebesar perusahaan Larisa" ucap Ferdo.

"Iya, Gue tau dari bokap gue, kalo bokapnya Larisa niat banget buat ngejodohin itu cewek sama Bima, secara Bima sama Larisa beda 1 level doang, Perusahaan Bima terkaya No. 3 dan Larisa di No. 4. Tapi gue gatau bokapnya Bima setuju apa kaga, apalagi Bima sama Larisa deket banget" oceh Ayla yang membuat mulutnya ditutup dengan tangan Zara.

"Lu kalo punya mulut bisa disaring dulu kaga sih?!" ucap Zara sambil sesekali melihat ekspresi wajah Nasya yang sudah tidak enak. "Nih makan bakso" sambungnya sambil memasukkan bakso pada mulut Ayla.

"Yaudah lanjut makan, ngapain sih gosip ga penting" ucap Vina sambil tertawa receh yang diikuti Zara.

"Gue ke kelas duluan ya" ucap Nasya yang langsung beranjak dari bangku kantin, meninggalkan ketiga sahabatnya bersama Ferdo cs.

***

Di dalam kelas, Nasya hanya duduk dan merebahkan kepalanya diatas meja sambil memejamkan matanya dan menggunakan headset ditelinganya, berharap suasana hatinya akan membaik seperti semula.

Brukk!!

Bunyi itu membuat Nasya mengangkat kepalanya dan tersenyum meremehkan wanita yang sedang berdiri dihadapannya, benar-benar susah menghindari wanita yang sangat menyebalkan dan tidak ingin ditemui dirinya saat ini, membuat wanita itu melepaskan headset yang ada ditelinganya.

"Lu tuh sebenernya siapa?! Ini pasti lu yang buatkan perusahaan bokap gue hampir bangkrut?!" teriak Larisa pada wanita yang ada dihadapannya saat ini, namun Nasya masih duduk diam ditempatnya. "Dasar ******! Perempuan bodoh!" sambungnya, hingga Larisa mengangkat tangannya siap menampar wajah Nasya, namun dicekal oleh Bima yang entah dari mana asalnya.

"Gue bahkan bisa buat hidup lu lebih menderita dari yang sekarang karena kelakuan lu sendiri, Ngerti?!" ucap Nasya yang langsung keluar kelas. Vina, Zara dan Ayla yang melihat kejadian Nasya dengan Larisa itupun, langsung mengikuti langkah kaki Nasya berlari, hingga mereka sadari Bima ikut menyusul mengejar Nasya.

"Mending lu urus Larisa aja deh!" ketus Zara pada Bima.

"Kak susul Nasya, dia pasti ada di atap sekolah saat ini" ucap Vina yang masih ngos-ngosan. Bima yang mengerti apa yang diucapkan Vinapun langsung berlari ke atap sekolah.

"Ngapain lu kasih tau sih?!" kesal Zara pada Vina yang selalu mendukung Bima, padahal Nasya selalu sial jika berhubungan dengan Bima, dan Zara tidak suka itu.

"Biarin mereka selesaiin urusan mereka, kita sebagai teman hanya bisa mendukung yang terbaik buat teman kita" ucap Vina.

"Bener juga sih kata Vina, yaudah kita ke kelas aja yuk, kelas bakal dimulai" ucap Ayla yang menggandeng kedua tangan temannya berjalan ke arah kelas mereka.

***

Nasya berdiri menatap pemandangan dari atap gedung sekolahnya, hingga angin menerpa wajah cantik nan mulusnya, tidak ada kata apapun yang keluar dari mulut wanita bertubuh mungil itu. Hingga ada langkah jejak kaki datang menghampirinya, namun wanita itu sama sekali tidak membalikkan tubuhnya, pikirnya itu pasti sahabatnya yang datang untuk menghiburnya. Namun ada sebuah tangan besar memeluknya dari belakang.

"Lepasin! Apaan sih peluk-peluk!" Omel Nasya yang memberontak melepaskan tubuhnya dari tangan besar itu.

"Kenapa sih setiap dipeluk selalu minta lepas?" ucap laki-laki yang memeluk tubuh wanita mungil, Nasya paham bahwa yang memeluk tubuhnya saat ini adalah Bima.

"Lepasin! Ntar calon istri lu cemburu!" ceplos Nasya yang membuat Bima melepaskan pelukannya, namun laki-laki itu memutarkan tubuh wanita itu agar menghadap padanya. Dan sekarang Nasya melihat wajah tampan Bima dengan angin yang menerpa wajahnya.

"Bukannya sekarang kamu yang lagi cemburu?" ucap Bima

"Dih apaan sih lo!" ketus Nasya, "Emang lo siapanya gue harus cemburu?!"

"Pacar" sahut Bima yang membuat Nasya tertunduk malu sesekali tersenyum simpul, "Nas, mau jadi pacar Bima?" sambungnya membuat laki laki itu mengangkat kepala wanita yang ada dihadapannya, Nasya merasa bahwa pipinya saat ini sudah merah padam seperti kepiting rebus.

"Mau" ucap Nasya dengan senyum manis diwajahnya. Dan Bima memeluk tubuh mungil wanita itu.

Jangan lupa klik Vote, Like, Favorit dan Komen! ❤

Terpopuler

Comments

Rina Aina

Rina Aina

Haha mampus si larissa

2021-09-12

0

🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶

🐱🐈 Khairunnisa 🐈🐶

ohh astaga Nasya,,,jaim sikit ke

2020-07-05

0

V_Olin

V_Olin

lanjutt dong... seru nih

2020-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!