Kencan

Hari kedua dimana seorang Nasya tidak bersekolah, yang membuat laki-laki berparas tampan terus menatap benda pipih ditangannya sejak tadi pagi hingga sudah masuk waktu istirahat, berharap ada balasan chat dari seorang wanita yang memancing keributan kemarin disekolah.

"Bima coba liat instagram Bidadari lu, tadi dia baru aja buat story tuh" ucap Arvin, sahabat baik Bima sejak sekolah dasar. Tentu saja Arvin mengetahui isi hati sahabatnya yang menyukai Nasya, bahkan Arvin mengakui kecantikan wanita itu, tapi tidak dengan kelakuan wanita incaran sahabatnya itu yang buat kegaduhan di sekolahan.

Bima yang mengerti maksud Arvinpun, membuka instagramnya, dan melihat story Nasya, wanita itu berpakaian dress pantai berwana pink dengan senyum cantik diwajahnya. Setidaknya itu sedikit membuat hati Bima lega mengetahui keadaan wanita berambut panjang yang bergelombang itu.

Arvin yang melihat sahabatnya tersenyum kecilpun, merasa bingung apa yang membuat Bima begitu jatuh hati sama Nasya. Kalau cantik, Larisa juga ga kalah cantik dari Nasya. Kalau pintar, Larisa bahkan memenangkan beberapa olimpiade dibanding Nasya. Bahkan keluarga Larisapun hampir setara kayanya sama Bima, dan banyak yang mendukung agar Larisa dan Bima bersama. Karena menurut Arvin, Nasya hanya menang dalam mencari keributan dan banyak gosip yang tidak bagus tentang wanita itu. Tapi Arvin akan selalu mendukung apapun yang membuat Bima bahagia, jika wanita itu harus Nasya.

"Udah jangan diliatin terus foto Nasya, lama-lama kesambet lu" celetuk Arvin yang membuat Bima menatapnya sekilas dengan wajah datar, berbeda dengan melihat Nasya. "Kalo lu naksir Nasya, buru tembak dia, jangan sampe keduluan sama Ferdo" sambungnya.

***

Disisi lain ada seorang wanita cantik berpakaian dress berwana putih dengan rambut panjang yang terurai berjalan memasuki Perusahaan dengan santainya dan sudah ada laki-laki tampan menunggunya dengan jas dan dasi yang bertengger dikemejanya dengan rapi, menyambut seorang Nasya Tiara Gerald dengan senyum diwajahnya.

"Abang!" teriak Nasya sambil berlari memeluk laki-laki yang dipanggil abang itu, dan laki-laki itu dengan senang menerima pelukan dengan senang hati.

"Maaf pak Melviano, rapat hari ini segera dimulai" ucap seorang laki-laki yang baru saja datang, membuat kedua adik kakak ini melepaskan pelukannya.

"batalkan saja hari ini, sekarang saya mau kencan dulu sama wanita cantik ini" ucap Melviano sambil tersenyum mengucapkan itu pada asistennya yang mengerti bahwa kakak adik ini jarang menghabiskan waktu bersama.

"baik pak" ucap Mirza, asisten Melviano yang langsung berjalan menjauh, meninggalkan sepasang saudara yang saling merindukan.

"Abangku terbaik!!!" ucap Nasya dengan senyum diwajahnya dan menunjukkan jari jempol pada laki-laki itu, "Aku rindu Bang Ano" sambungnya melanjutkan pelukannya tadi sebentar.

"Ko kamu ga sekolah?" tanya Melviano atau yang biasa dipanggil Ano.

"Kan abang tau, adikmu ini sangat pintar, saking pintarnya guru disekolah menyuruhku libur dulu" ucap Nasya yang diiringi dengan tawa, Ano yang mendengar penuturan adik perempuannya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Pasti ada alasannyakan kamu kenapa? coba cerita ke abangmu ini?" ucap Ano dengan lembut pada adiknya yang sejak tadi bergelayut dilengan tangannya.

"Aku ribut bang! Tapi sepertinya papa udah menangani perempuan itu deh" ucap Nasya dengan santai, karena tau watak papanya yang sangat tidak terima bila sesuatu terjadi pada kedua anaknya, apalagi menyangkut Nasya.

"Ko bisa sampe ke Papa? Papa ada dirumah? bukannya lagi bisnis di Luar Negeri?" tanya Ano yang sangat jarang sekali pulang, karena pekerjaan yang menuntut.

"Bang Ano makin bawel deh!" celetuk Nasya, "Papa tuh hampir setiap hari pulang ke rumah udah dari 4 bulan yang lalu sama Mama, Kalau ada rapat yang bener-bener mendesak banget dan ga bisa di suruh ke Bang Ano biasanya Papa akan pergi, tapi Mama sekarang udah 4 bulan ini dirumah, kecuali kalo Papa rapat ke luar negeri baru ajak mama" sambungnya.

"Yaudah sekarang kamu mau kemana? Abang temenin deh" ucap Ano sambil mengusap pucuk kepala adiknya dengan lembut.

"Kita kencan seharian ya" tanya Nasya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Iya seharian deh" ucap Ano.

"Janji ya? ga ada Rapat untuk hari ini? hari ini Bang Ano milik aku seharian ya?" Cerca Nasya dengan senang.

"Iya iya tuan putri" ucap Ano dengan senyum tercetak diwajahnya melihat adiknya yang begitu semangat jalan bersamanya.

"Janji dulu dong bang!" omel Nasya.

"Iya, Janji tuan putri" ucap Ano.

Nasya seharian ini pergi ke bioskop, walaupun di Vila pribadi mereka ada bioskop mini khusus untuk keluarganya, namun Nasya tetap ingin pergi ke bioskop yang ada di Mall. Dan 1 studio di kosongkan hanya untuk Melviano dan Nasya menonton film yang sangat ingin ditonton perempuan kesayangannya itu. Dan benar saja, Ano selalu melayani Nasya layaknya tuan putri, Ano rela membooking 1 studio bioskop hanya untuk adiknya, menemani adiknya jalan-jalan di mall yang sudah dikosongnya hanya untuk mereka berdua menghabiskan waktu bersama, makan bersama sambil tukar cerita dan sesekali tertawa.

"Sya, apa kamu udah punya pacar?" tanya Ano yang membuat Nasya tersedak minuman yang sedang dia minum.

"Bang Ano apaan sih nanyanya" oceh Nasya, "Bang Ano tuh yang harusnya cari pacar, eh kaga deh! cari istri!" sambungnya.

"Kamu kan adik abang, wajar abang nanya itu, abang khawatir sama kamu" ucap Ano, "Ketemu kamu aja jarang banget, gimana cari pacar. Tapi nanti kalo kamu punya pacar, kenalin ke abang ya" sambungnya.

"Iya aku kenalin ke abang kok, abang kapan pulang ke rumah? ga kangen apa sama aku?" ucap Nasya manja pada abang satu-satunya itu.

"Kamu ga kangen abang, tapi kamu kangen ribut sama abang dirumah. iyakan?" ucap Ano, yang membuat wanita yang sedang makan dihadapannya tertawa kecil menunjukkan deretan giginya yang rapi.

***

Zara, Ayla dan Vinapun sekolah di hari ketiga tidak ada Nasya dengan wajah lemas, dan sangat tidak ada semangatnya. Berjalan menuju kelas dengan wajah ketekuk mereka, mengacuhkan panggilan-panggilan dari para Fans The Pretty soldiers.

"Duh gue ga semangat banget nih sekolah" ucap Zara.

"Iya, ga ada Nasya kaya ada yang kurang" ucap Ayla bergelayut ditangan Vina.

"Tau gitu mending gue ikut di skors aja deh. Bete banget gue sumpah 3 hari ini kita sekolah ga ada Nasya" ucap Vina yang tidak kalah betenya.

Sampai dikelaspun mereka semua duduk dibangku biasanya sambil meletakkan wajahnya di meja, dan tidak ada suara sama sekali yang keluar diantara 3 perempuan itu. Merekapun memperhatikan pelajaran dengan wajah yang ditekuk dan tidak ada semangatnya sama sekali.

"Ini semua gara-gara Larisa! Cewek sialan itu!" oceh Vina yang kesal dengan kelakuan kakak kelasnya yang mencari gara-gara.

"Tau tuh nenek lampir itu urusannya sama kita apa sih?! emang Nasya salah apa coba?!" sahut Ayla yang membuat Zara menyentilkan jarinya pada jidatnya itu. "Sakit tau Ra!"

"Lagian lu kapan sih pinternya! Larisa itu cemburu gara-gara Bima deketin Nasya dibanding dia!" jelas Zara yang membuat Ayla mengangguk-anggukkan kepalanya. "lu ngerti kaga? jangan ngangguk-ngangguk kepala aja kalo kaga ngerti"

"Ngerti gue! emang gue **** banget apa?!" omel Ayla.

"Emang!" ucap Zara yang membuat Vina tertawa mendengar keributan kedua sahabatnya itu.

Jangan lupa Klik Vote, Like, Favorit dan Komen! 🙏

Terpopuler

Comments

Rina Aina

Rina Aina

Misi kak Numpang promot Salam dari Love Warning

2021-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!