Dengan wajah tersenyum, Tiffany mengiyakan tawaran tersebut.
Lalu saat di toilet Calvin secara tidak sengaja mendengar perbincangan licik rekan kerja Tiffany. Ia mendengar segala rencana buruk yang telah disediakan oleh dewan komisarisnya itu.
"Aku akan membawa Tiffany ke kamar. Tolong kamu siapkan obat tidur dan bawa wine." ucap dewan komisaris Tiffany kepada anak buahnya di telepon.
Mendengar hal itu, perasaan hati Calvin langsung berubah menjadi khawatir.
Di kamar hotel, pria itu menyebutkan solusi yang sama seperti masalah Tiffany dan Calvin yaitu menikah. Kehidupan dan status keduanya sejalan dengan konsep yang sama, tetapi kali ini Tiffany menyebutkan hati dan perasaan.
"Menikah harus dilandaskan oleh hati dan perasaan." ucap Tiffany.
"Kalau kita menikah, kamu akan diuntungkan. Dan aku juga akan diuntungkan." jawab pria itu sambil mengajak Tiffany meminum air yang mengandung obat tidur.
Di kamar hotel, pria itu menyebutkan solusi yang sama seperti masalah Tiffany dan Calvin yaitu menikah. Kehidupan dan status keduanya sejalan dengan konsep yang sama, tetapi kali ini Tiffany menyebutkan hati dan perasaan.
"Menikah harus dilandaskan oleh hati dan perasaan." ucap Tiffany.
"Kalau kita menikah, kamu akan diuntungkan. Dan aku juga akan diuntungkan." jawab pria itu sambil mengajak Tiffany meminum air yang mengandung obat tidur.
Calvin masih terus menerus kepikiran tentang apa yang ia dengar di toilet. Karena itu ia bergegas ke kamar hotel yang di tempati oleh Tiffany. Dengan cemas Calvin untuk mengetuk pintu kamar hotel tersebut dengan keras. Saat itu, Tiffany membuka pintu dengan ekspresi bingung dalam kondisi tangannya memelintir tangan pria tersebut. Dewan komisarisnya sangat salah menilai Tiffany. Tiffany adalah seseorang yang sangat jago bela diri dan ahli dalam tinju-meninju dengan berbagai cara. Setelah kejadian itu, mereka berdua meninggalkan hotel sambil berbincang.
"Apakah kamu bisa selalu melindungi dirimu sendiri?" tanya Calvin.
"Tentu saja, kenapa tidak." jawab Tiffany.
Tiba-tiba Tiffany berjongkok dibawah dengan sakit perut, ekspresinya kesakitan.
Calvin yang melihat Tiffany kesakitan pun langsung khawatir. Ia langsung menawarkan ke rumah sakit. Namun Tiffany terus menerus menolaknya. Terlepas dari perhatian Calvin, Tiffany bersikeras untuk menghadiri janji temu yang sudah ia buat. Ia meminta tolong kepada Calvin untuk mengantarkannya ke tempat tersebut. Meski dalam kondisi yang tidak begitu baik, Tiffany terus menerus memaksakan dirinya untuk menghadiri acara sosialisasi.
Acara itu akhirnya selesai, Tiffany keluar dari restoran bersama rekan kerjanya yang lain, ia juga menunggu sampai semua rekan kerjanya itu dijemput.
"Huhh… sudah jam 11 malam." ucapnya dengan nada lelah.
Sekarang hanya ada Tiffany seorang diri, kemudian ia kembali merasakan sakit di bagian perutnya itu. Ia akhirnya berjongkok di bawah.
Kenapa perut ku sakit sekali. batin Tiffany sambil menahan sakit.
Tiba-tiba seorang laki-laki datang dengan membawakan sekantong plastik yang berisikan obat-obatan, dan laki-laki tersebut adalah Calvin.
Lalu Calvin mengantarkan Tiffany pulang. Sesampainya di rumah Tiffany, Calvin langsung memberikan obat untuk meredakan rasa sakit pada perut Tiffany. Tidak lama kemudian Tiffany bergegas ke toilet dan muntah-muntah akibat meminum alkohol disaat perut yang kosong. Melihat kondisi Tiffany yang mengkhawatirkan, Calvin langsung berinisiatif memasak sesuatu untuk Tiffany. Dia memasak bubur. Namun ternyata Tiffany sudah tertidur lelap di sofa. Melihat itu Calvin langsung membawa Tiffany yang sedang tertidur lelap ke kamar tidur untuk beristirahat. Tetapi pada saat itu, Calvin melihat foto-foto yang ditempatkan di kamar tidur Tiffany. Ternyata Tiffany, yang tertidur di depannya, adalah teman bermain dekat pada masa kecilnya. Calvin menatap wajah Tiffany dengan heran.
Pada saat Tiffany sedang tidur, Calvin sibuk menyiapkan makanan, membersihkan kamar, membersihkan seisi rumah Tiffany yang sangat berantakan.
Setelah semuanya bersih Calvin berniat untuk membangunkan Tiffany lagi.
"Tiffany, ayo kita makan. Aku sudah membuatkan bubur untuk kamu." ucap Calvin.
Mereka berdua datang ke meja makan, Tiffany memuji kebaikan Calvin dan memuji makanannya. Saat lagi makan, ponsel Tiffany berbunyi, dan pada saat diangkat ternyata pria itu mengancam Tiffany. Namun Tiffany tidak takut dengan ancaman itu karena ia memegang prinsip "Tidak akan berkerja sama dengan penjahat" Calvin menyadari hal-hal dan tekad yang ditegaskan Tiffany dengan sekuat tenaga setelah narasi Tiffany. Gadis keras kepala di depannya tidak berubah sejak dia masih kecil.
Keesokan harinya, Tiffany menemukan catatan yang ditinggalkan oleh Calvin di atas meja dapur setelah bangun pagi.
"Hanya satu tahun." tulis Calvin.
"YEYYY!!" teriak Tiffany dengan nada yang sangat amat gembira.
Meskipun dia mengerti kalau Calvin benar-benar menyetujui permintaannya untuk menikah dengannya selama satu tahun, untuk memberikan jawaban yang lebih pasti dan dapat mendengarnya secara langsung, Tiffany datang ke ke rumah Calvin untuk menemui Calvin, dan Calvin yang malu untuk berbicara, menyeret Tiffany pulang. Disaksikan oleh ibunya, adiknya dan yang lainnya, Calvin hanya ingin berbicara, tetapi diinterupsi oleh gaya kekerasan Tiffany.
"Ibu, ini adalah calon istriku." ucap Calvin.
"Maksudnya kalian akan menikah?" tanya ibu Calvin.
"Yaa… Menikah." jawab Tiffany.
Setelah berpikir-pikir, sang ibu menyadari kalau wanita di depannya adalah Tiffany, dan putranya Calvin telah mengabdikan hidupnya untuk hutang. Tetapi Calvin menjelaskan kalau dia dan Tiffany telah bertemu sejak kecil.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu menjual diri?" ucap ibu Calvin.
"Bu, aku tahu menjual diri itu salah, dan aku tidak menjual diri." jawab Calvin.
"Lalu apa yang kamu lakukan? Kalian baru kenal 1 bulan." sahut ibu Calvin.
"Bu, sebenarnya kami sudah kenal sejak lama." jawab Calvin.
Calvin ingin mengambil kesempatan ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang Tiffany dan berjanji akan menikahi Tiffany dengan niat tulus.
Tiffany akhirnya kembali ke perusahaan dengan perasaan bahagia dan raut wajah yang tidak dapat ditutupi. Tapi David, ayah dari pria yang sudah mengancam Tiffany di telepon itu, bergegas ke kantor untuk putranya. Untuk menutupi rasa malu putranya, David ingin meyakinkan Tiffany dengan hak suara.
"Lepaskan putra ku, maka aku akan memberikan hak suara untuk ‘Universe’." kata David.
"Hmm… Aku ingin putra anda meminta maaf kepada ku, dan berjanji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi ke siapa pun." jawab Tiffany.
"Aku tidak akan memberikan suara untuk Universe." sahut David.
"Ok. Silahkan, aku juga memiliki rekaman putra anda mengancam ku. Kalian berdua terlihat sangat mirip." jawab Tiffany.
Tiffany yang dibantu oleh pernikahan Calvin tidak lagi takut dengan ancaman hak suara, karena ia tau proyek Universe akan berjalan dengan lancar begitu pernikahannya berjalan. Tiffany menelepon Jason, ayahnya, untuk memberi tahu ayahnya tentang pernikahan yang akan datang. Jason takut putrinya hanya dijadikan sebagai mainan saja, maka dari itu Jason meminta makan malam dengan orang tua Calvin.
Calvin sedang berjaga di rumah sakit. Di saat itu ada yang menawarkan menonton bioskop bersama, namun Calvin tidak ingin menonton bioskop bersama rekan kerja wanitanya. Dan disaat itu juga Calvin mengungkapkan kalau dia akan menikah. Hanya untuk menikah, Calvin dengan patuh pergi ke pemeriksaan fisik pranikah. Tiffany dengan penasaran menguping di pintu masuk pemeriksaan laki-laki, namun dipergoki oleh seorang suster.
Setelah pemeriksaan Calvin dan Tiffany ada di dalam mobil untuk mendiskusikan makan malam besok, tetapi setelah mengetahui karakter utama yang akan datang besok, yaitu ayahnya Tiffany, Calvin merasa gugup. Tetapi Tiffany menenangkan Calvin, ia menyuruh Calvin tidak terlalu khawatir karena anggota keluarganya bukanlah tandingannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments