Plak
"Dasar cewek gatau diri!!" Tamparan keras itu kembali melayang pada pipi putih yang sudah memerah milik Alisha.
Apapun yang berhubungan dengan Renata ia akan selalu kena imbasnya.
"Lo mau bunuh adek gue?!!" tanya Devan dengan nada tinggi
"Engga kak" lirih Alisha
Mata elang itu menyorot pada netra biru Alisha yang tampak indah.
"Jika terjadi sesuatu sama adek gue—" Tangan Devan menarik dagu Alisha dengan kasar sehingga membuat gadis itu mendongak menatap mata tajam Devan yang menunjukkan kilat amarah.
"Lo apa apaan sih!!" Arkan turun dengan kilat amarah pula di matanya.
"Gue gasuka liat lo bersikap kaya gini sama Alisha!! Dia adek kita!!" bentak Arkan
"Gue ga pernah anggep dia adek" ucap Devan santai
"Adek gue cuma Renata" lanjut pria itu
"Terserah loh. Tapi lo ga bisa nyangkal kalau darah yang mengalir di tubuhnya adalah darah keturunan keluarga Amergan" ucap Arkan dan memeluk Alisha erat. Tangannya mengusap pipi yang memar karena tamparan.
"Gue ga pernah suka sama dia dari kecil. Kasih sayang mama selalu ada buat dia!!" bentak Devan dan pergi begitu saja.
"Ini sakit?" tanya Arkan lembut
Alisha menatap netra teduh milik Arkan yang menatap penuh kelembutan. Gadis itu mengangguk pelan.
"Yaudah taruh dulu tas kamu" ucap Arkan
Tangan kekar pria itu mengajak sang gadis untuk ke dapur. "Duduk sini dulu ya"
Arkan membuka lemari es dan mengambil es batu untuk mengompres luka di pipi adiknya.
"Awss" ringis Alisha ketika merasakan nyeri.
"Di tampar siapa aja tadi?" tanya Arkan
"Mama sama Kak Devan" ucap Alisha
"Berapa kali?" tanya Arkan
Alisha hanya diam tak menjawab. "Lain kali kamu jangan diem aja" ucap Arkan
"Tapi—"
"Meskipun mereka keluarga kamu" pungkas Arkan
"Iya kak" ucap Alisha
"Boleh peluk?" Arkan mengangguk dan merentangkan kedua tangannya. Alisha masuk ke dalam dekapan sang kakak yang hangat.
"Kamu harus bisa jaga diri" ucap Arkan
"Iya"
"Mulai besok belajar bela diri"
"Kakak" rengek Alisha
"Gak!! Ini demi kebaikan kamu" ucap Arkan
"Iya iya"
"Yaudah sekarang tidur" Arkan membawa adiknya itu masuk ke dalam kamar.
"Bentar aku mau ganti baju dulu" Arkan mengangguk dan duduk di tepi ranjang sambil menunggu Alisha yang mengganti pakaiannya.
Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dari kamar mandi dan melihat Arkan yang senyum-senyum sendiri menatap layar ponsel.
"Ngapain senyum-senyum" Seketika lengkungan indah itu pudar dari bibir Arkan.
"Bukan apa-apa" ucap Arkan
"Udah sekarang tidur"
Alisha naik ke atas ranjang dan menutup tubuhnya dengan selimut.
"Mau di temenin?" Alisha mengangguk sebagai tanda jawaban.
Pria itu berbaring di samping tubuh kecil Alisha. Tangan kekarnya melingkat di tubuh Alisha dan memeluknua erat.
"Gue sayang sama lo Ca" ucap Arkan dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alisha.
"Kenapa sih kak? Lo sakit?" tanya Alisha dan menyentuh kening pria itu namun tidak ada tanda-tanda jika ia sedang sakit.
"Engga gue baik-baik aja" ucap Arkan santai dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Kak"
"Hm"
"Kangen papa" lirih Alisha
"Udah gausah sedih. Gue disini buat gantiin peran papa yang udah ga ada "
"Tapi beda kak"
"Jadi lo ga anggep gue?"
"Ga gitu"
"Udah ah tidur istirahat lo pasti capek banget sama hari ini" ucap Arkan dan kembali mengeratkan pelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments