ANEH

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian mabuk-mabukan yang dilakukan rina. Semua aman tidak ada yang mengetahui jika dirinya telah datang ke club, malam itu. Rina menjalani kegitaan hari-harinya seperti biasa, kini ia memaksa dirinya untuk membiasakan membaca sebelum bel masuk kelas, belajar ketika malam hari dan tidak menunda pekerjaan sekokahnya. Walau sulit rina tetap berusaha.

"Rin... Hari ini lo balajar bareng lagi nggak sama cowok keren yang namanya ardi itu? " Tanya cica ketika bel pulang sekolah telah berbunyi.

"Enggak tau, beberapa hari ini dia nggak datang ke kelas bimbel, dan ditaman kota juga nggak ada tanda-tanda keberadaannya. Jadi gue nggak belajar sama dia seminggu ini. " Ungkap rina sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Yahh sayang banget. Padahal gue sama desi mau ngikut belajar. " Ucap cica cengengesan langsung mendapat bekapan dari desi.

"Maksud si cica kita mau bareng ke taman kota, mau beli batagor kan ca. " Desi mendelik pada cica, gadis ceria itu hanya melengos.

"Jangan bohong deh des, kalian mau lihat ardi kan?"

Desi dan cica mengangguk kompak.

"And... Sayang banget dia nggak dateng. "

"Lo nggak nanya gitu dia kenapa nggak dateng? Kalo dia ada masalah gimana? "

Rina terdiam, pertanyaan cica tadi ada benarnya. Ardi menghilang tanpa kabar, teman bimbelnya juga tidak ada yang membicarakannya. Bagaimana jika ardi dalam masalah seperti dugaan cica? Tapi kan itu bukan urusannya.

"Ya itu bukan urusan gue ca. Masalahnya dia kenapa gue ikut campur. "

"Yaallah rina. Gue tau lo orangnya nggak pedulian, tapi seenggaknya lo peduli buat orang yang udah mau bantu lo, ngasih sapu tangan ke elo, dengerin cerita tentang masalah lo. Gratitude, nggak ada sedikitpun di hati lo? "

Rina terdiam kembali, otaknya memutar kembali ingatan dimana ardi telah banyak membantunya. Dia yang selalu merepotkan ardi tanpa ada balasan apapun, dan sekarang apakah rina tega jika ardi benar terkena masalah. Tidak, rina tidak sejahat itu.

"Tapi gue nggak punya nomornya"

"Astaga rina. " Desi tepok jidat. "Lo parah banget sih, kenapa nggak minta? Jadi kan kalo lo nggak bisa ngerjain tugas bisa nanya."

"Ya gue nggak ngerti. " Tutur rina polos.

"Bego! " Desi melengos.

"Hmm.. Dia punya akun media sosial nggak? Atau kita dm instagramnya aja. " Ide cica memang sangat briliant. Kenapa rina tidak kepikiran dari tadi? Apa yang di katakan desi barusan memang benar jika dirinya bego?

Sekitar 10 menit mereka bertiga tinggal di kelas, semua teman-teman mereka sudah pulang. Mereka bertiga heboh sendiri dalam mencari akun ardi di instagram.

"Ardi532... "

"Ardi_zeyan"

"Ardi_**... "

"Ardi_2345.. "

"Ini akun ardi yang mana dah? Profilnya jamet semua disini, nggak ada aura-aura cowok keren.. " Cica masih memasang matanya melihat satu persatu akun bernama ardi di ponselnya. Begitu juga dengan desi yang tampak tidak puas dengan hasil pencarian instagram.

Rina memandang ponselnya dengan sendu, tidak ada tanda-tanda ardi di sini. Apakah cowok itu benar-benar misterius hingga tidak mempunyai medsos. Buruk sekali.

"Oiya rin, siapa nama lengkap nya ardi, bisa jadi kan dia pakek nama belakang atau dia pakek akun fake. "

"Bisa jadi. " Tambah desi membenarkan perkataan cica.

Dengan segera rina mengetik nama belakang ardi, dan BOM pencarian teratas berprofil wajah ardi. Rina tersenyum senang begitu juga dengan kedua sahabatnya.

@ramadhan_ardi

"Untung dia bukan seleb yang memprivasi akunnya, Walau pengikutnya di atas seribu. Ternyata dia banyak penggemar, pesaingmu banyak rin. " Tutur cica menggoda rina yang sudah menunjukan ekpresi tak suka.

"Mulai kan ca... " Rina memberikan lirikan tajam membuat rina menyengir kuda.

"Dm, sekarang Dm dia. Tanyain dia kenapa? "

"Sabar-sabar des. " Rina mulai menuliskan pesan, kemudian mengirimkannya dengan cepat.

Pensan singkat itu berisi:

'Hai, apa lo udah nggak sanggup ngajarin gue lagi?'

"Bisa sedikit lebih halus nggak sih rin? " Tanya cica ketika membaca pesan yang telah terkirim itu.

"Gue nggak peduli. Udah mendingan kita balik, kalo dia bales nanti gue kabarin. " Rina menyeret kedua sahabatnya hingga keluar kelas. Dan bersama-sama menuju parkiran dengan pembahasan yang sama, ardi.

...***...

Pukul 8 malam rina menyudahi acara belajarnya, semakin hari ia semakin baik dalam membagi waktu. Ya walau dirinya masih suka telat bangun, tapi setidaknya PR nya sudah terselesaikan dan tidak harus mencontek di kelas.

Rina mengambil ponsel yang sedari tadi ia kunci di lemari agar tidak mengganggu belajarnya. Dirinya teringat tentang pesan DM nya tadi, segera ia membuka instagram berharap sudah ada balasan dari ardi. Tapi semua itu hanya angan-angan saja, tidak ada balasan dari ardi, bahkan tanda-tanda aktif juga tidak rina temukan.

Kemana dia?

Memikirkan ardi membuat rina teringat sesuatu, segera ia beralih ke galeri dan mencari foto yang ia ambil 1 minggu yang lalu. Foto yang diambil secara diam-diam dan tidak ada yang mengetahuinya. Beberapa saat mencari foto itu di tumpukan ribuan foto akhirnya rina berhasil.

Rina memandangi foto itu, matanya menyipit saat terlihat emosi dalam mimik wajah ardi. Laki-laki itu tidak seperti biasanya, tenang dan santai. Dalam foto ini ardi malah terlihat sebaliknya, antara khawatir marah dan frustasi. Rina tidak dapat mendeskripsikannya dengan jelas tapi dirinya yakin ardi sedang tidak baik-baik saja.

...***...

Rina memasuki kelas bimbelnya, dan kembali ardi tidak ada di bangkunya. Dirinya yakin jika ardi sedang mendapat masalah dan tidak ingin membaginya dengan siapapun. Itu terlihat dari sikapnya yang cuek kayak bebek.

Di tempat duduknya rina berfikir keras apa yang harus ia lakukan. Mungkinkah dia harus kerumahnya? Atau ardi sakit? Tapi dari mana dirinya bisa tau alamat rumah ardi. Sial.

Di tengah kesibukkan nya, rina mendengar suara tak asing tengah berbicara dengan seorang murid laki-laki. AHAA! Rina punya ide.

"Hai gue rina. Mungkin lo udah tau naman gue tapi gue belum kenal lo, jadi boleh gue tau siapa nama lo?" Tanya rina berusaha seramah mungkin. Dalam hidupnya baru kali ini ia bersikap ramah dalam berkenalan.

Lily menatap rina dengan aneh, tatapan itu tajam dan datar seperti milik ardi.

"Ada apa, lo nggak perlu basa-basi. "

'BANG*AT! DASAR CEWEK CEBOL, GUE NANYA BAIK-BAIK BANGKEE' Rina bedialog dalam hati, ia tidak menyangka jika gadis semanis ini memiliki mulut sepedas cabai 1 ton. 'Huuuuhh.. Sabar rina, sabar.' Rina menghela nafas dalam kemudian mengembuskannya. 'Tenang dan santai'

Rina kemudian tersenyum. "Apa ini caramu berkenalan dengan orang baru? " Pertanyaan rina berhasil membuat lily terkejut, sebab ini pertama kalinya lily bersikap buruk dengan orang lain.

"Itu urusan gue. "

"Baiklah, gue nggak akan basa-basi gue cuma mau nanya. Apa lo tau alamat rumah ardi? "

Lily mendelik, bagaimana bisa murid baru ini bergerak sangat cepat dalam mendekati ardi. Sungguh lily tak percaya ini. "Kenapa lo ingin kesana?"

"Gue butuh jawaban, bukan pertanyaan. Jadi tolong.."

"Apa hubungan lo sama ardi? Kekasih? " Pertanyaan lily membuat rina tersentak kaget. Bagaimana bisa lily berfikir seperti itu, apakah ingin berbuat baik harus di cap sebagai pacar? Ngaco!

Rina masih setia dengan senyum ramah yang ia paksakan. "Itu urusan gue. " Rina mengembalikan kata-kata lily tadi. Terlihat lily sangat kesal dengan jawaban rina, tapi rina malah terlihat sangat bahagia bisa membalik ucapan gadis kecil itu. "Jadi, lo punya jawaban buat pertanyaan gue? Pilihan hanya ada dua, ya dan tidak. "

"Enggak, gue nggak tau. " Jawab lily sambil melengos kembali duduk dan fokus kepada buku. Rina mengepalkan tangannya kuat, hampir dirinya menonjok meja gadis itu, untungnya ia bisa mengendalikannya dengan memukul tembok secara pelan namun kuat.

'Emang cewek bang*at lo. Bisa-bisanya ardi temenan sama cewek jutek kek bang*e gini. '

Setelah jam les usai rina segera pergi menemui bu nila di ruang instruktur, tak lupa dirinya mengetuk pintu dan mengucapkan salam ramah. Bu nila mempersilahkan rina duduk di hadapannya.

"Ada apa rin? " Tanya bu nila lembut.

"Em.. Bu.. Apakah ibu memiliki semua data siswa yang belajar di sini? "

"Untuk? "

"Em.. Em... Sa-saya.. Mau cari tau tentang data diri saya bu. Ada tugas dari sekolah dan saya harus melengkapinya sekarang. " Rina berbohong lagi.

Bu nila terlihat mengambil tumpukan kertas itu, kemudian menaruhnya di atas meja. "Kamu cari sendiri ya rin, ibu mau ke toilet sebentar. " Dengan semangat rina mengangguk, dengan begini dirinya akan lebih leluasa dalam mecari data diri milik ardi.

Walau masih ada beberapa guru disana rina tidak peduli, yang terpenting dirinya mengetahui dimana ardi tinggal. Beberapa menit telah berlalu, rina belum bisa menemukan data ardi, ia hampir menyerah namun rina kembali membaca satu persatu hingga suara langkah kaki bu nila terdengar. Dengan segera rina menata kertas-kertas itu kembali seperti semula. Hingga matanya menangkap nama yang tak asing baginya, ardi ramadhan. Sebelum bu nila menyadari, dengan kecepatan 100 kali lipat rina memotret data tersebut.

'Untung deh nggak ketahuan. '

"Sudah? " Tanya bu nila ketika melihat rina yang sudah tidak sibuk dengang kertas-kertas. Rina menggangguk, ia ingin pamit undur diri tapi bu nila mengatakan sesuatu.

"Kamu udah jenguk ardi rin? " Tanya bu nila tiba- tiba membuat rina tersentak kaget. "Ya walau kamu anak baru, ibu harap kalian bisa berteman. "

"Ardi sakit bu? " Tanya rina untuk memastikan.

"Iya, ardi 1 minggu yang lalu kerim pesan ke ibu untuk izin karena dia sakit. Kalo kamu mau ikut jenguk, biasanya lily akan datang jika ada teman sekelasnya yang sakit. Kamu bisa ikut dia, lily anak yang baik kok. "

Rina tersenyum mendengar ucapan bu nila, andai saja bu nila tau apa yang telah di perbuat gadis bernama lily itu padanya. Mungkin pujian itu tidak akan bertahan lama.

"Baik bu, terima kasih. " Rina keluar dari ruangan itu dengan cepat. Ia sangat senang sebab rencananya mengetahui alamat ardi sangat mudah, mungkin allah sangat mendukung niatnya untuk menjenguk ardi.

Gue bakal kesana ar

🤟🤟🤟

Terpopuler

Comments

Thepathner

Thepathner

semangat rina

2023-07-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!