Emily POV
Aku baru membuka mata ku ketika matahari sudah bersinar terang di luar sana.
Tidak sama sekali aku menyangka. Jika aku akan berada di sebuah kamar mewah di sebuah mansion yang megah saat ini.
Aku juga tidak pernah menyangka jika diriku akan bersama dengan seorang pria, yang akhirnya dia sekarang sudah berstatus sebagai suami ku.
Padahal sejak awal dia mendekati aku. Aku sudah menolak dia dengan cara yang sehalus mungkin.
Aku menolaknya bukan karena ia buruk. Tapi aku menolaknya karena ia baik, bahkan ia terlalu baik untuk ku.
Kendrick Enderson, pria lajang berusia 27 tahun ini bukanlah orang sembarangan.
Selain ia adalah seorang CEO muda yang sukses dan masih lajang. Ia juga seseorang yang berkepribadian baik serta hangat.
Banyak perbedaan di antara kami berdua. Tidak hanya status sosial kami, tapi juga latar belakang keluarga. Aku yang seorang janda beranak satu dan dia seorang pejaka.
Sampai sekarang pun aku masih bingung. Apa yang membuatnya bisa begitu mencintaiku. Apa yang membuat dia menjadi tergila-gila padaku aku juga tidak tahu.
Entah bagian mana dalam diriku yang membuat dia sangat tertarik.
Padahal aku sudah berulang-ulang menolaknya. Tapi dia begitu gigih dan selalu berusaha untuk meyakinkan aku untuk bisa menerima cintanya.
Ketika aku belum siap untuk memulai jalinan asmara dan hubungan dekat dengan pria lain. Dia justru hadir tiba-tiba dan masuk dalam kehidupanku.
Dia sangat berpengaruh. Karismatik yang muncul dalam diri Kendrick seolah olah menarik ku untuk ikut masuk dalam dunianya.
Dan akhirnya, pertahanan runtuh. Aku menyerah kalah sama ia melamar ku dihadapan banyak orang saat meeting di kantor.
Masih jelas bisa ku ingat tiga bulan lalu saat melamarku.
Sebuah moments yang tak pernah aku lupakan. Di mana saat itu Kendrick melamar ku sesuai meeting di hadapan kolega bisnis dan di hadapan semua orang yang hadir dalam meeting kala itu. Termasuk juga ada Ashraf di sana.
"Emily, maukah kau menikah dengan ku." ucapnya, sambil berlutut dan menyodorkan sebuah kotak kecil yang sudah terbuka, yang di dalamnya ada cincin emas berlian.
Seketika seisi ruangan riuh dengan tepuk tangan dan mereka menyuarakan agar aku menerimanya.
"Terima.... terima.....terima!" seru seluruh orang yang ada di ruang meeting kala itu, terkecuali Ashraf, mantan suami ku.
Dalam situasi yang yang begitu mendesak dan sulit. Aku hampir tak bisa berkata-kata.
Tapi Kendrick justru malah mendesak ku.
Bagaimana caranya aku bisa menolak, jika ia sudah merendahkan harga diri sebagai seseorang yang hebat. Dan tiba-tiba hanya demi aku ia malah berlutut.
Aku tidak mungkin membuat dia merasa lebih rendah lagi karena cintanya aku tolak.
"Ya, aku terima." jawab ku akhirnya. Menerima lamarannya yang tiba-tiba dan begitu membuat ku surprise.
Aku akui, aku memang memiliki sebuah perasaan terhadap dirinya.
Sejak ia melakukan pendekatan terhadap diriku yang begitu intens. Yang hampir setiap hari dia selalu mengirimkan aku bunga ke apartemen dan selalu menjemput ku saat jam pulang kerja. Jujur saja, sosok pria berwajah western ini menarik perhatian ku.
Bahkan ia sampai menunjukkan bagaimana ia mengambil hati Jasmine putriku.
Jika ia main ke apartemen, ia selalu mengajak putri ku Jasmine mengobrol.
Meski ia masih lajang dan belum pernah sama sekali tahu bagaimana kehidupan rumah tangga itu berjalan. Kendrick terlihat dewasa dalam usianya. Hal itu terlihat bagaimana mencoba untuk menjalin komunikasi dan kedekatan dengan Jasmine.
Aku tau, itu bagian dari upaya Kendrick agar aku bisa luluh dan mau menerimanya.
Mungkin Ken tahu, jika resiko mendekati seorang janda sepertiku, dia pun juga harus bisa mengambil hati anakku.
Dan ia berhasil melakukannya.
"Sayang, apakah ku sudah bangun?" Di saat aku sedang flashback di masa masa Kendrick berjuang melamar ku. Kini suaranya yang merdu menyadarkan aku dari lamunan. Dan mengembalikan dunia ku yang sudah tak karuan sejak semalam.
Bagaimana ia terlalu bersemangat melepaskan masa lajangnya.
Ia, aku mendapatkan keperjakaannya. Dan ia sudah mendapatkan aku seutuhnya. Karena percintaan kami semalam adalah untuk yang pertama kalinya. Dan itu cukup membuat rasa emosional kami melebur jadi satu.
"Kendrick, aku mencintaimu."
Emily Sarah
Kendrick Enderson
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Rahma Inayah
bgus ceritanya lngs tak favorit..
2023-05-26
4