Mencintai Putri Ayahku

Mencintai Putri Ayahku

Bab 1

Mentari pagi yang cerah mulai memberi kehangatan pada setiap makhluk yang ada di bumi.

Hangatnya mentari di pagi ini membuat semangat Viona semakin membara untuk mengawali langkah barunya.

Hari ini, gadis berparas cantik dan anggun itu baru saja menyelesaikan sarapan paginya.

Rambutnya yang sedikit ikal di bagian bawah sengaja di ikat dua kiri dan kanan agar dia terlihat rapi.

Di awal sekolah di SMA Garuda ini, Viona ingin tampil lebih baik, karena dia benar-benar bahagia bisa diterima di sekolah yang diimpikannya selama ini.

SMA Garuda merupakan salah satu sekolah yang sangat digemari oleh para siswa yang ada di kota Jakarta.

Sejak Viona duduk di bangku SMP, dia sudah menyiapkan diri untuk bersaing dengan siswa lain untuk dapat lulus saat ujian tes masuk. Viona juga bekerja keras agar memiliki tabungan untuk membiayai sekolahnya selama duduk di bangku SMA nantinya.

Ekonomi keluarga Viona memang jauh dari kata cukup, karena ayahnya kini bekerja sebagai kuli bangunan dalam mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

Ayah Viona berjuang membesarkan Viona seorang diri tanpa pendamping di dalam hidupnya.

Ayah Viona terpaksa menjadi ayah sekaligus ibu bagi Viona karena dia telah kehilangan wanita yang dicintainya itu sejak hadirnya Viona di dunia ini, ya Ibu Viona meninggal dunia saat melahirkan Viona.

"Yah, aku pamit dulu, ya," ujar Viona pada pria yang ketampanannya mulai memudar termakan usia.

"Iya, Sayang. Semoga harimu menyenangkan," lirih sang Ayah sambil mengusap lembut kepala putrinya.

"Terima kasih, Ayah." Viona melangkah keluar rumah lalu menaiki scooter bekas yang baru satu bulan ini dibelinya dengan hasil keringatnya selama ini.

Viona memang sengaja membeli scooter bekas itu agar dia bisa berangkat sekolah lebih awal dan sampai di sekolah tepat waktu, dia tidak mau datang terlambat karena susah mendapatkan angkot untuk berangkat sekolah seperti yang selama ini dirasakannya saat duduk di bangku SMP.

Viona mulai mengendarai scooter bekas miliknya, dia tersenyum bahagia menyambut hari yang akan dilewatinya, dia berharap hari ini berjalan lancar dan memiliki banyak warna.

Viona sampai di sekolah sebelum bel masuk sekolah berbunyi, dia dan teman-temannya telah berkumpul di pinggir lapangan basket karena mereka belum memiliki kelas masing-masing karena mereka akan melaksanakan MOS (Masa Orientasi Siswa) perdana hari ini.

Bel sekolah berbunyi, semua siswa baru pun mulai berkumpul di lapangan basket untuk memulai acara MOS hari ini.

"Selamat pagi, Adik-adik," sapa seorang senior kelas XII menyapa para peserta MOS tahun ini.

Wajahnya yang tampan dan gayanya yang penuh kharisma membuat para siswi tak mengedipkan mata.

Mereka terpesona dengan kegantengan pria yang kini mulai memberi arahan mengenai kegiatan MOS hari ini.

"Pagi, Kak!" sahut para peserta MOS.

Para. siswa dan siswi baru terlihat semangat untuk mengawali hari-hari mereka di SMA Garuda.

"Baiklah, adik-adik hari ini kita akan mulai acara MOS pagi ini, sebelum kegiatan dimulai, kita akan mendengarkan arahan dan nasehat dari bapak kepala sekolah kita terlebih dahulu, untuk itu dengan segala hormat kita persilakan kepada beliau," ujar Ridwan selaku ketua panitia MOS tahun ini.

Kepala sekolah pun melangkah ke podium, pria yang paling memiliki andil di sekolah itu mulai memberi arahan dan nasehat pada siswa dan siswi baru sebagai sambutan atas kehadiran siswa siswi baru di SMA Garuda.

Semua siswa mendengarkan arahan tersebut dengan seksama.

Setelah arahan dari Kepala sekolah, semua kegiatan dikembalikan kepala sekolah pada panitia untuk melanjutkan kegiatan yang sudah dirancang hari ini.

"Baiklah, Adik-adik semua. Hari ini kita akan mulai kegiatan hari ini, kalian akan diberi tugas untuk mencari orang yang ada di amplop ini." Ridwan menunjukkan tumpukan amplop yang ada di atas meja.

"Setelah itu kamu melakukan tugas yang ada di sana, lalu kamu meminta orang tersebut untuk menunjukkan seluk beluk tentang sekolah ini, masing-masing orang di sini bisa mendapat 1 nama untuk 2 orang, ada 1 nama untuk 1 orang," seru Ridwan terus memberi penjelasan apa yang harus mereka lakukan.

Setelah itu satu per satu siswa mengambil amplop yang ada di hadapan panitia, begitu juga dengan Viona, dia ikut melakukan apa yang sudah diarahkan oleh kakak seniornya.

Viona mengambil satu amplop, dia membaca nama seorang yang tertera. di sana.

"Rayhan," lirih Viona.

Viona bingung harus mencari sosok nama yang tertulis di amplop yang ada di tangannya.

"Vio, kamu siapa?" tanya Rasya sahabat Viona yang kini sudah berdiri di samping Viona.

"Rayhan, kamu siapa?" jawab Viona lesu.

Viona sangat berharap mendapatkan nama senior perempuan agar dia bisa leluasa bertanya tentang berbagai hal yang ada di sekolah itu.

"Aku sama kak Ridwan," sahut Rasya senang.

Sejak Ridwan tampil memulai acara Rasya sudah kesemsem dengan pria tampan yang penuh wibawa itu.

"Wah, senang banget kamu," ujar Viona.

"Ya iyalah, semua siswi baru di sekolah ini ingin banget dekat sama Kak Ridwan, dan aku dapat keberuntungan itu," ujar Rasya riang.

"Ya udah, syukur deh kalau gitu, aku ikut senang," ujar Viona.

Viona masih saja cemberut, membuat Rasya merasa kasihan.

"Mhm, kamu kenapa cemberut?" tanya Rasya heran.

"Mhm, aku enggak tahu mana senior yang namanya Rayhan. Sebanyak ini senior yang ada di sini, aku belum lihat papan nama di baju seragamnya yang bernama Rayhan," tutur Viona bingung.

"Ya udah, nanti aku bantuin tanya sama Kak Ridwan," ujar Rasya menenangkan sahabatnya.

Rasya pun langsung menghampiri Ridwan yang kini duduk santai di bangku panjang yang ada di pinggir lapangan basket.

Dia tengah menunggu siswa baru yang akan mencari dirinya.

"Pagi, Kak," sapa Rasya ramah pada pria tampan penuh pesona itu.

Ridwan menoleh ke arah sosok wanita yang kini berdiri di sampingnya.

Ridwan memamerkan senyuman yang begitu menawan membuat Rasya semakin terpesona.

"Ya," lirih Ridwan dengan ramah.

Rasya pun menunjukkan amplop yang ada di tangannya.

"Oh, nama kamu siapa?" tanya Ridwan langsung.

"Aku Rasya, Kak." Rasya langsung mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

"Rasya, nama yang cantik," ujar Ridwan memuji Rasya.

Rasya tersipu mendengar pujian dari pria tampan itu.

"Baiklah, apa yang bisa aku bantu?" tanya Ridwan pada Rasya.

Rasya membuka lagi amplop yang ada di dalam amplop sebelumnya.

Di dalam amplop tersebut, Rasya mendapat tugas mentraktir Ridwan makan di kantin sepuasnya.

"Ini, Kak." Lagi lagi Rasya menyerahkan kertas yang ada di tangannya kepada Ridwan.

"Beneran kamu mau traktir saya?" tanya Ridwan sambil tersenyum.

Rasya menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Ridwan.

"Kalau saya tidak mengerjakan misi ini, kakak mana mau menjelaskan pada saya tentang sekolah," ujar Rasya sambil tersenyum.

"Hehehe," kekeh Ridwan.

"Mhm, Kak. Sebelum kita ke kantin aku boleh nanya sesuatu, Enggak?" tanya Rasya.

"Mhm, tanya apa?" Ridwan menautkan kedua alisnya heran.

"Mhm, Kak Ridwan kenal sama Kak Rayhan, Enggak?" tanya Rasya lagi.

"Rayhan?" Ridwan memastikan.

"Iya, Kak." Rasya mengangguk.

"Yuk, ikut aku. Kita bakal ketemu dia sembari melangkah ke kantin," ajak Ridwan.

Rasya pun melambaikan tangannya pada Viona yang masih berdiri tak jauh posisi mereka saat ini.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Az-Zahra

Az-Zahra

aduh, Rasya gampang banget kesemsem nya Sama cogan...

2023-05-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!