Dendam sang putri
Part #3 -Pengabdian...
Setelah membaca, Pastikan jempolmu merah dukung autor
" Ampuni kami!" Seru Para dayang memohon dan bersujud di kaki Satsuki. Mereka sujud karna terlalu ngeri melihat teman mereka tergeletak bersimbah darah. Mata Satsuki berubah merah pekat dan tampak tajam, Kali ini Satsuki nampak berbeda dan sangat menyeramkan.
" Cih, apa kalian takut mati sekarang? Bahkan aku lihat sendiri jika kalian " Tunjuk Satsuki ke arah Yao dan Anho " Sengaja mencambukku dan tak memberiku makan dan Minum! Siapa yang menyuruhmu membunuhku! Katakan! Atau kalian mati saat ini juga!" Bentak Satsuki Geram.
" Am-Ampun no-nona, kami di suruh oleh Tuan besar untuk membunuhmu... Kami tak ingin melakukan itu, kami terpaksa! Ampuni kami! " Yao dan Anho memelas belas kasihan.
Cih, Siapa itu tuan besar? Apakah ingatan wanita ini sedikit pudar, bahkan aku asing dengan tubuh ini!" Bathin Satsuki meracau.
" Baik, Kali ini akan ku lepaskan kalian, Tapi dengan satu Syarat!"
" A-apa itu?"
" Kau haru memata-matai tuan besar mu itu! Jika kau menolak, Hidupmu akan lebih menderita dari pada kematian!"
Degh! Anho dan Yao bersujud, Ia sangat takut pada gertakan satsuki hingga saking takutnya, mereka tak berani mendonggakan wajah mereka ke arah Satsuki yang saat ini berdiri di hadapan mereka.
" Untuk menguji kesetiaanmu, ku tugaskan misi pertama kalian!"
" Apa yang harus kulakukan Nona"
" Bawakan aku makanan dan obat luka yang banyak"
" Ba-baik nona... " Anho dan Yao segera berdiri dan mundur.
" Tunggu!"
Degh! Mereka terdiam beberapa saat .
" Ada apa lagi nona?" Tanya Anho.
" Sepertinya aku berubah pikiran" Aho dan Yao mulai berdegug " Apa maksud anda?" Satsuki tersenyum simpul, Senyuman polos itu terasa sedikit menusuk " Aku tak bisa biarkan keduanya hidup" Tangan Satsuki mulai meraih batang leger Anho " Anho!" Pekik Yao , Anho mendelik ke arah Yao " Yao... baik-baiklah... tanpa aku..." Satsuki tersenyum dan Kreeek Trektek " Anho!" Teriak Yao, Mata Anho melotot dan lidah nya menjulur, tanda-tanda tak bernyawa pada tibuh Anho membuat Yao takut.
Satsuki melepas Cekikannya dan Anhopun Jatuh " BRUGH'
Lemas si rasa Yao saat melihat jasad kakaknya tergeletak begitu saja.
" Kau paham maksudku?"
" I-Ia nona..." Wajah Yao pucat pasi, Ada beberapa cairan basah bertumpuk di matanya.
" Lakukan tugasmu dengan benar, jika tidak, Kau adalah orang kedua yang bernasib sama sepertinya..."
Degh!
" Baik... " Yao lari terbirir dan segera mencari makanan untuk putri Satsuki. Satsuki tersenyum setelah meneror mereka dan kembali ke gubuk yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
* * *
Sesampainya di gubuk kematian Satsuki melihat seseorang tergeletak di tanah, Terlihat seperti jelas bahwa itu adalah wanita yang tengah bersimbah darah , Satsuki abai dan membiarkannya begitu saja. Namun saat gadis tersebut meracau , Satsukipun bergeming " Nona muda, bangunlah... Jangan tinggalkan saya, saya tak bisa hidup tanpa anda'' Racau Xing An. Satsukipun bangun dari sandarannya kemudian mengangkat tubuh Xing An ke ranjang kayu yang keras .
Sesaat Satsuki merasa sangat lelah setelah ia mengangkat Xing An menuju ranjang tersebut. Satsuki terengah-engah.
Sial, sungguh menyebalkan! sebenarnya tubuh apa ini, Rasanya sungguh menyusahkan, baru berjalan saja tubuhku mulai lelah. Bathin Satsuki meracau.
Xing An masih meracau tentang wanita yang paling ia kagumi itu.
Satsuki mulai mencari kayu bakar di sekelilingnya, Namun tak sengaja saat matanya teliti mencari ia dapati sebuah batu nisan bertuliskan Kuai Samoro Degh! Tiba- tiba tubuh Satsuki bergetar dan bersujud di hadapan batu nisan tersebut. Ia segera memberi hormat dan memasang dupa.
Sesaat ingatan Satsuki menguasai Xitan.
Deg!
AGGGH! sakit! Kepalaku sungguh sakit! Apakah ini adalah bayangan tentang masa lalu Satsuki? Sungguh sangat menyedihkan. Bathin Xitan
* * *
Beberapa jam kemudian...
Xing An mendapat perawatan dari satsuki hingga ia mulai siuman.
" Nggh, Sakit" Gumam Xing An mulai terbangun. Satsuki yang sedang semedi mulai membuka matanya dan segera menghampiri Xing An.
" Kau baik-baik saja?" Tanya Satsuki , Xing An mulai menyimak suasana aneh itu.
Deh! Ia berdegug dan terbelalak. beberapa kali ia menepuk-nepuk wajahnya saat menatap wajah Satsuki.
" Hey! Apa yang kau lakukan?!" Pekik Satsuki menyenti jidat Xing An " Tak" Kerasnya sentilan itu membuat Xing An pingsan kembali.
" Wanita Lemah! Apa hubunganmu dengan Satsuki? Aku sama sekali tidak bisa mengingat apapun" Umpat Xitan yang bersembunyi di dalam tubuh Satsuki.
* * *
Keesokan harinya...
Kebahagian Xing An akhirnya terkabulkan. Permintaanya saat ingin bertemu Sang Nona akhirnya tercapai. Ia bercerita tentang masa lalu Satsuki yang hidup dalam penindasan orang. Orang Tua yang kejam, Ibu tiri yang sadis dan dua saudara yang usil.
Setiap detik dalam hidupnya adalah penderitaan. Bahkan ia sempat beberapa kali di racuni ibu tirinya sendiri.
Lantas saja tubuh ini sangat lemah, ternyata racun-racun itu yang memakan sisa umur wanita pemilik tubuh ini. Aku harus segera kekota dan mencari obat-obatan untuk memulihkan Kultivatum Q dalam tubuhku, Terutama tenaga dalam ku. Bathin Xitan.
" Nona apa yang kau inginkan, Katakan padaku" Ucap Xing An senang.
" Ambikan makanan yang banyak, aku ingin melahap apapun, aku akan kekota..."
" Nona' Kau sungguh ingin kekota? Bukankah anda ini buta arah?" Tanya Xing An.
Apa? Buta arah! Sial tubuh apa ini Lantas saja terlalu lemah dan mudah di tindas. Bodohnya Satsuki, kasihan ... Nyonya Kuai samoro, Aku akan balaskan dendam anak mu ini.
Xing An Bergegas pergi mencari makanan kedapur istana tersebut.
Tak lama kemudian Xing An membawa makanan sekeranjang penuh.
Satsuki mulai meraih tas berisikan macam-macam makanan dan melahapnya cepat hingga tak bersisa sedikitpun.
Deg! Apa yang terjadi pada nona muda, dia tak terlihat seperti nona muda yang dulu. Bathin Xing an.
" Aku akan pergi kekota, ingat jangan bicara pada siapapun! Dikota aku bisa melakukan sesuatu untuk hidup kita selanjutnya"
Xing An Mengangguk. Satsuki mengambil jubah dan segera memakainya. Saat hendak melompat keluar ia lihat Segerombol orang yang terlihat rapi mulai mendekati Gudang kematian.
" Xing An! Siapa mereka" Xing An mengintip dan terkejut "Mereka adalah Ayah dan Ibu Tiri anda Nona" Satsukipun terdiam dan pura-pura tidur di ranjang.
TUAN BESAR DATANG...
- Pengabdian The End-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
maestuti dewi saraswati
lanjuttt
2021-06-14
1
Natasha Nfa
Visual nya keren" Thor.. Satsuki'y juga Cantik, aku Suka Ceritanya..🤗🤗🥰
2021-06-09
1
Oceana 🌸
Batin
Kultivasi Qi
Ke kota
2021-05-02
2