Alvian seketika menyeka air matanya. Semua yang dia lihat tidaklah nyata, dia menatap tubuh keluarga kecilnya yang perlahan menghilang seperti embun pagi yang tersapu sinar matahari. Semua itu hanyalah fatamorgana, rasa rindunya yang berlalu dalam kepada mereka membuatnya membayangkan hal yang mustahil.
Bruk!
Dia menjatuhkan tubuhnya di atas kursi. Alvian pun mengusap wajahnya kasar. Memejamkan kedua mata sekejap lalu kembali membukanya dan menatap sekeliling, berharap bahwa dirinya akan kembali melihat mereka. Namun, harapannya itu sia-sia saja tentunya karena dirinya hanya sendirian di rumah ini, merana dan kesepian sesuatu yang begitu menyiksa jiwa seorang Alviano.
"Alena, Lani, Lian saya rindu kalian," gumam Alvian menyeka buliran bening yang berjatuhan tanpa terasa.
Tok! Tok! Tok!
Pintu rumah pun seketika di ketuk. Alvian bangkit dengan tergesa-gesa. Harapannya kembali memenuhi hatinya, harapan bahwa yang datang itu adalah mereka.
Ceklek!
Pintu pun di buka lebar. Seorang laki-laki nampak berdiri tepat di depan pintu membuatnya merasa kecewa tentu saja. Lagi-lagi harapannya itu sirna.
"Permisi, apa benar ini kediaman Alviano?" Tanya laki-laki tersebut.
"Betul."
"Saya hanya mau mengantarkan paket untuk Anda," ucapnya lagi, menyerahkan amplop berwarna putih dan segera berpamitan saat itu juga.
Alvian menerima amplop tersebut. Dia pun membuka lalu mengeluarkan selembar kertas dari dalamnya. Dada seorang Alvian seketika terasa sesak, saat dia membaca isi kertas dengan tanda tangan di atas meterai. Kertas itu adalah surat dari pengadilan, surat permohonan gugatan cerai yang dilayangkan oleh istrinya.
"Alena," gumamnya, mengusap dadanya di mana hati seorang Alvian berada di dalam sana. Rasanya sakit sekali, seluruh dunianya terasa runtuh sekarang.
* * *
3 bulan kemudian.
Tok! Tok! Tok!
Palu hakim pun di ketuk tanda gugatan cerai yang dilayangkan oleh wanita bernama Alena dikabulkan oleh majelis hakim. Mereka telah sah bercerai bukan hanya secara agama tapi juga secara negara. Wanita itu telah sah menyandang status sebagai janda begitu pun sebaliknya.
Baik Alena maupun Alviano nampak hadir di sana. Keduanya duduk di kursi pesakitan lalu bangkit dan meninggalkan ruang sidang. Alena berjalan mendahului Alvian. Sampai akhirnya dia pun menghentikan langkah kakinya saat mantan suaminya itu memanggil namanya dengan nada suara lantang.
"Alena!"
Langkah Alena sontak terhenti. Dia memejamkan kedua matanya sebelum akhirnya berbalik lalu menatap wajah Alviano. Kedua matanya menatap dengan wajah datar laki-laki yang sempat mengisi hidupnya itu.
"Tunggu saya, Len," pinta Alvian mempercepat langkah kakinya.
"Ada apa lagi, Mas?"
"Eu ... Apa boleh saya mengajak anak-anak jalan-jalan? Saya juga ingin mengajak mereka untuk menginap di rumah barang sehari saja," pinta Alvian berdiri tepat di depan Alena kini.
"Boleh," jawab Alena singkat lalu hendak melanjutkan langkah kakinya.
"Tunggu, Len," pinta Alvian meraih pergelangan tangan wanita itu lalu di tepis oleh Alena dengan segera.
"Apa lagi, Mas?"
"Bisakah kita bersikap biasa saja di depan anak-anak? Maksud saya, kita masih bisa jalan berempat. Jangan sampai karena perpisahan kita membuat mereka melupakan bagaimana rasanya berkumpul dengan kedua orang tua mereka."
Alena seketika tersenyum getir. Ya, apa yang baru saja di ucapkan oleh Alvian memanglah benar. Dia tidak ingin anak-anaknya itu sampai kehilangan moment berkumpul bersama kedua orang tuanya. Mereka sudah kehilangan kasih sayang seorang ayah meskipun tidak sepenuhnya, karena dirinya tidak akan membatasi mantan suaminya itu untuk menemui anak-anak mereka.
"Baiklah, mari kita lakukan itu kapan-kapan. Mas boleh menemui anak-anak sekarang, Mas juga boleh membawa mereka untuk menginap di rumah Mas untuk malam ini. Kamu jemput saja mereka ke rumah," jawab Alena kemudian.
"Terima kasih, Lena."
Alena hanya tersenyum kecil, dia pun melanjutkan langkah kakinya meninggalkan Alvian yang saat ini menatap punggungnya dengan perasaan getir.
'Semoga kamu selalu bahagia dengan siapapun nanti. Semoga kamu bisa meraih semua cita-cita yang sempat tertunda karena pernikahan kita dulu, dan semoga kamu bisa menemukan laki-laki yang lebih baik dari saya. Doa terbaik untuk kamu, Len. Saya selalu mencintai kamu,' batin Alvian, menatap punggung wanita yang kini telah menjadi mantan istrinya.
* * *
Sesampainya di rumah, Alena segera di sambut oleh kedua buah hatinya. Lani dan Lian segera memeluk tubuh sang ibu, seolah mengerti bahwa pelukan merekalah yang bisa menguatkan hati seorang Alena.
"Mommy sudah pulang," celoteh Lani tersenyum lebar.
"Mommy gendong," pinta Lian merentangkan kedua tangannya.
"Aku juga mau." Lani melakukan hal yang sama.
"Astaga putra-putri Mommy, sini Mommy akan menggendong kalian berdua," jawab Alena, merentangkan kedua tangannya dan meraih tubuh mungil mereka, menggendong keduanya seperti biasa.
"Mom, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Lani seketika memasang wajah serius.
"Bertanya apa, sayang? Katakan saja."
"Apa Mommy sama Daddy bercerai? Bercerai itu apa sih? Ko kita di sini terus? Kenapa kita tidak pulang-pulang ke rumah Daddy?"
Alena seketika merasa terhenyak. Dirinya terlalu fokus dalam membenahi diri, mengobati luka di dalam hatinya. Namun, dia melupakan satu hal, Alena masih belum menjelaskan tentang kondisi mereka bahwa, keadaan tidak lagi sama dan mereka tidak akan lagi pulang ke rumah ayah mereka itu.
"Kenapa Mommy diam saja?" Lani kembali bertanya.
"Aku kangen Daddy," celoteh Lian menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu.
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
guntur 1609
baru menyesal kau kan...alvano...tu buah dari penghianatanmu. makanya kalau punya burung jangan murahan. enak ja sdh ada sangkar mau cari sangkar baru. kau gak berfikir bagaimana kalau dibalik. bini mu oingin cari burung dengan kualitas premium dari org lain. mau gak kau?
2023-10-23
1
Uthie
Pastinya keputusan Alena juga gak mudah....
namun, benar adanya yg namanya pengkhianatan itu akan membuahkan rasa sakit dan sedikit trauma akan rasa curiga pada yg namanya Cinta....
jadi keputusan Alena saat ini sudah tepat 👍
2023-06-05
0
Daulat Pasaribu
mampus makanya jgn selingkuh ...mudah mudahan Alena dpt pria yg bik
2023-05-27
1