Alena menganggukkan kepalanya samar. Buliran air mata itu masih deras membasahi wajah cantiknya itu. Dadanya terlihat naik turun manahan rasa resak. Suara tangis itu dia tahan sedemikian rupa, tapi tidak dengan air matanya yang bergulir semakin deras saja kini.
"Kamu serius? Suami kamu selingkuh?" Fazril mengulangi pertanyaannya, rasanya sulit sekali untuk mempercayai hal itu.
"Iya, Bang. Mas Alvian selingkuh, hiks hiks hiks!" Alena kembali menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Brengsek! Dasar laki-laki kurang ajar. Biar Abang hajar suami kamu itu," geram Fazril berbalik dan hendak pergi.
"Tunggu, Abang mau ke mana?" tanya Alena, menarik pergelangan tangan sang kaka mencoba untuk menahan kepergiannya.
"Ke mana lagi? Abang bakalan kasih pelajaran sama suami kamu itu. Brengsek, dasar laki-laki tidak tahu diri. Berani sekali dia selingkuh dari kamu?"
"Jangan, Abang. Aku mohon ..."
Fazril memejamkan kedua matanya. Kedua telapak tangannya mengepal sempurna, dia merasa tidak terima adik kesayangannya ini di sakiti dan khianati. Alena telah mengorbankan segalanya untuk laki-laki itu, bahkan kedua orang tua mereka sempat menentang keinginannya untuk menikah muda kala itu. Apa yang telah dilakukan oleh laki-laki bernama Alviano itu benar-benar keterlaluan. Fazril merasa geram tentu saja.
"Abang memang tidak ingin ikut campur dengan urusan rumah tangan kamu, Len, tapi kalau suami kamu sudah selingkuh Abang gak terima. Abang gak bisa diam saja. Biarkan Abang kasih pelajaran sama si Alviano bajingan itu!" geram Fazril dengan nada suara berapi-api.
"Jangan Abang, aku mohon. Biarkan aku menyelesaikan masalah ini sendiri. Lagi pula, apa yang akan di katakan sama ibu dan ayah kalau mereka sampai tahu bahwa rumah tangga aku bermasalah seperti ini? Aku belum siap untuk melihat mereka kecewa. Aku mohon, Abang. Hiks hiks hiks!" Alena kembali mengiba dan memohon.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang? Kamu akan memaafkan dia dan menerima dia kembali? Gila kamu Alena. Sekali suami kamu selingkuh, maka dia akan melakukannya lagi, selingkuh itu seperti sebuah penyakit! Gak ada obatnya."
"Aku tahu, Abang. Aku tahu betul akan hal itu, tapi jangan bertindak gegabah seperti ini. Jangan apa-apain Mas Vian, itu hanya akan memperburuk keadaan."
"Brengsek! Haaaaaa!" teriak Fazril merasa kesal.
Dia tidak menyangka bahwa Alviano akan mengkhianati adiknya, membagi cinta tulus sang adik dengan wanita lain. Padahal, laki-laki itu begitu serius ketika meminta izin untuk menikahi Alena 5 tahun yang lalu.
Adiknya baru saja lulus Sekolah Menengah Atas kala itu. Dia memutuskan untuk menikah dan menolak untuk berkuliah seperti keinginan orang tua mereka. Bukankah sangat menyakitkan jika kemudian dia di khianati, setelah Alena mengorbankan masa mudanya dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga?
"Aku mohon, Abang. Jangan memperburuk keadaan dengan melakukan kekerasan. Biarkan aku tenang dulu, biarkan aku menjernihkan pikiranku terlebih dahulu. Aku janji akan mengambil keputusan nanti setelah aku yakin dengan keputusan apa yang akan aku ambil," lirih Alena, tatapan matanya terlihat sayu. Jelas sekali terlihat kalau dia begitu kelelahan.
Lagi-lagi Fazril memejamkan kedua matanya. Dirinya akan menekan emosinya sekuat yang dia bisa. Semua ini adiknya tercinta. Dia pun berharap bahwa Alena bisa mengambil keputusan yang tepat.
"Baiklah, Abang gak akan melakukan apapun sama si Alviano, tapi Abang harap kamu bisa mengambil keputusan yang tepat. Laki-laki kayak gitu tinggalkan saja. Lihat, kamu itu masih muda. Masa depan kamu masih panjang, saran Abang tinggalkan suami kamu dan mulailah kehidupan kamu yang baru," lirih Fazril, suaranya sudah sedikit melemah.
"Lalu, bagaimana dengan anak-anak aku? Mereka masih kecil, Lani dan Lian masih membutuhkan kasih sayang ayahnya."
"Abang tahu itu, Abang juga kasihan melihat mereka berdua, tapi Len ... Jangan sampai kamu mengorbankan perasaan kamu demi anak-anak, menahan rasa sakit demi mereka berdua."
"Aku tahu, Bang. Perasaan aku masih kacau sekarang. Aku tidak terima cintaku di duakan rasanya sakit sekali, tapi--" Alena tidak meneruskan ucapannya. Dia menggigit bibir bawahnya keras. Ada banyak tapi yang sulit dia ungkapan dengan kata-kata.
"Abang mengerti bagaimana perasaan kamu, Len. Lebih baik kamu tenangkan diri kamu dulu sekarang. Beri waktu kepada hati juga tubuh kamu untuk beristirahat. Abang tahu kamu lelah karena harus mengurus anak-anak tanpa bantuan baby sister."
Alena hanya menganggukkan kepalanya. Dia pun mengusap wajahnya kasar. Benar apa yang dikatakan oleh sang kaka, beban yang dia pikul terasa berkurang setelah dia menceritakan masalah besar yang dia hadapi itu.
"Terima kasih karena telah menjadi pendengar yang baik, Bang. Aku sedikit merasa lega sekarang. Masalah bagaimana rumah tangga aku ke depannya, biarkan takdir yang menentukan. Sekarang, aku hanya ingin tenang dulu. Menata hati dan pikiran, setelah itu baru aku akan mengambil keputusan."
"Apa maksud kamu, Lena? Ada apa dengan rumah tangga kamu?!" Tiba-tiba terdengar suara sang ibu berdiri di depan pintu.
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Sukliang
ya begitu la rasa persaudaraan
2023-06-30
1
Mezuke Holee
nyesek ,,pernah merasakan ,,bukan hanya selingkuh tpi d caci d maki,,,tp senyum anak2 bisa menguatkan kita ,,,allhamdullilah setelah 5yhn perpisahan ,,menta hidup ,,penuh kenyaman ,,bahagian dengan melihat anak2 ku tersenyum,,,,semangat selalu 💪💪 k nantikan part selanjt nya
2023-05-23
1
Diana Susanti
lanjut kak mantab 👍👍👍
2023-05-23
1