Alena seketika ambruk dengan posisi duduk, dia memeluk kedua lututnya. Buliran air kian deras membasuh setiap helai permukaan kulit tubuhnya itu. Rasa dingin terasa menyapu tubuh polos seorang Alena. Air mata yang bergulir kian deras menyatu dengan derasnya air shower.
Dia ingin menangis sepuasnya. Alena ingin memuntahkan seluruh kesedihan yang terasa menyiksa relung jiwanya kini. Di sana, di ruang kamar mandi yang begitu lembab dan dingin, di mana tidak ada seorang pun yang mendengar dan melihat betapa hancur dan terluka hatinya saat ini.
"Alviaaaaan! Brengsek, bajingan gila! Haaaa!" teriak Alena, suaranya tertelan oleh suara gemercik air shower begitu pun dengan suara tangisnya.
* * *
Sementara itu dikediaman Alvian. Wanita bernama Aprillia benar-benar mendatangi rumah itu. Dia mengorbankan harga dirinya dengan mendatangi laki-laki yang selama ini telah memandu kasih dengannya. Laki-laki beristri, tapi dia begitu mencintai laki-laki ini.
Tok! Tok! Tok!
Pitu rumah di ketut dengan tidak sabar. Tidak perlu menunggu terlalu lama pintu pun di buka, Alvian berdiri di belakang pintu menatap wanita itu dengan wajah datar. April masuk ke dalam rumah begitu saja tanpa menunggu untuk di persilahkan terlebih dahulu oleh sang pemilik rumah.
"Istri kamu benar-benar sudah pergi dari rumah ini?" tanya April duduk dengan bersilang kaki di kursi ruang tamu.
"Saya sudah bilang, hubungan kita berakhir sampai di sini, April. Saya mohon tolong mengerti," ujar Alviano berbalik dan menatap wajah Aprillia lekat.
"Alviano, tidak semudah itu untuk mengakhiri hubungan kita, kamu sudah menikmati tubuhku, kamu juga bilang kalau kamu mencintai aku!"
"Rasa cintaku kepada kamu tidak sebesar rasa cintaku kepada Alena. Dia istriku, April."
"Kamu yakin kalau kamu mencintai dia?"
"Tentu saja?"
"Kalau kamu mencintai dia istri kamu itu, kamu gak akan mencintai wanita lain. Kalau kamu sayang sama dia, kamu gak akan bermain gila dengan aku, sadar Vian. Kamu itu sudah tidak mencintai dia, kamu hanya takut kehilangan anak-anak kamu, itu saja!"
Alvian seketika memejamkan kedua matanya. Bayangan-bayangan masa lalu pun seketika singgah di dalam otaknya kini. Saat dia pertama kali bertemu Alena 6 tahun tahun yang lalu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk menikahi wanita itu karena dia berfikir bahwa Alena adalah wanita yang tepat yang akan menemani hari-harinya sampai dia tua nanti.
Betapa dirinya sangat mencintai Alena. Betapa dia sangat memuja wanita itu, wanita yang telah rela mengorbankan masa muda demi menikah dengannya. Wanita yang telah memberinya 2 buah hati. Mana mungkin dia tidak mencintai wanita itu? Batin Alviano seketika dilanda dilema.
"Tidak, April. Kamu salah, saya mencintai dia. Saya menyayangi istri saya!" tegas Alvian penuh penekanan.
"Lalu aku ini apa? Kamu juga mengatakan hal yang sama kepadaku."
Alvian seketika terdiam. Ya ... Dia memang pernah mengatakan hal yang sama kepada selingkuhannya ini. Namun, perasaan cintanya berbeda. Dia hanya terjebak di dalam perasaan sesaat, tergoda dengan kemolekan dan kecantikan wanita ini. Jujur, dia menyesalinya sekarang. Karena wanita ini, rumah tangganya berantakan.
"Maafkan saya, April. Sekali lagi saya tekankan kepada kamu, bahwa saya ingin hubungan kita berakhir sekarang juga. Saya akan segera menjemput istri dan anak-anak saya. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa dia akan memaafkan saya, karena saya tahu dia sangat mencintai saya, tulus." Lagi-lagi ucapan Alvian penuh penekanan.
"Yakin? Kamu yakin kalau istri kamu itu akan memaafkan kamu dan bersedia untuk menerima kamu kembali? Ingat, Vian. Tidak mudah memaafkan perselingkuhan seorang suami. Justru semakin dia mencintai kamu, maka semakin sulit untuk istri kamu memaafkan pengkhianatan suaminya!"
"Cukup! Saya minta kamu pulang sekarang juga dan jangan temui saya lagi, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi sekarang. Paham?"
Aprilia terlihat kecewa. Dia menarik napas berat lalu menghembuskannya kasar. Ya ... Salahnya karena telah berani mencintai laki-laki beristri, hal seperti ini pasti akan terjadi. Dia di campakkan oleh laki-laki ini dan lebih memilih istrinya.
"Oke, aku akan pergi. Terima kasih atas semua yang telah kamu berikan kepadaku selama ini. Terima kasih juga untuk semua kenikmatan yang telah kamu suguhkan kepadaku. Aku gak akan pernah melupakan semua itu. Aku cinta sama kamu, Vian. Jika istri mu menolak untuk kembali kepadamu, maka ada aku yang akan selalu membuka pintu rumah ku untuk mu, Alviano." Tegas April, dia pun berdiri lalu meninggalkan rumah itu begitu saja.
Alvian hanya menghela napas panjang. Dia pun menatap punggung Aprilia dengan tatapan mata sayu. Walau bagaimana pun rasa cintanya kepada wanita itu tidak sebesar rasa cintanya kepada Alena.
'Maafkan saya, April,' batin Alviano mengakhiri hubungan mereka adalah keputusan yang terbaik dia rasa.
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Jumiah
klo alena berpikir pisah itu sdh tepat ..
dri pd sakit hati berkepanjangan
klo berpisah bsa jd ad yg sanggup ..
mengobati luka mu..
yg bisa buat bahagia dan tenang..
2025-03-08
0
Maria Magdalena Indarti
selingkuh penyakit. tak ada rasa Setia
2024-05-17
0
Eri Ariyanti
anak masih kecil, pernikahan br seumur jagung sdh selingkuh...bagaimana nanti
2023-10-19
0