Alvian seketika merasa terkejut, wajahnya terlihat gugup. Dia menghentikan langkah kakinya sejenak seperti sedang menghela napas, mencoba untuk menenangkan diri juga bersikap setenang mungkin. Laki-laki berusia 30 tahun itu pun mencoba untuk tersenyum, meskipun senyuman yang terukir dari kedua sisi bibinya itu terlihat dipaksakan.
"Iya, sayang. Mas memang baru saja beli parfum baru, gimana wanginya segar bukan?" jawab Vian kembali melanjutkan langkah kakinya.
"Tapi ini wangi parfum cewek lho?"
"Mas memang sengaja membelikan parfum ini untuk kamu, makannya Mas coba pakai dulu di bajunya Mas."
"Yakin kamu gak bohong?"
"Tentu saja tidak, sayang," jawab Vian membaringkan tubuh istrinya di atas ranjang.
"Lebih baik kamu istirahat, sayang. Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak. Kamu pasti lelah bukan?"
Alena menganggukkan kepalanya, hatinya masih menaruh curiga terhadap sang suami. Dia pulang larut malam lalu pakaiannya tercium wangi parfum perempuan, bukankah itu hal yang tidak biasa?
Wanita itu meringkuk dengan menutup tubuhnya menggunakan selimut tebal. Pikirannya melayang memikirkan yang bukan-bukan. Kecurigaannya mencuat, membuat tubuhnya yang sudah kelelahan setelah mengurus buah hatinya seharian, serta melakukan pekerjaan rumah yang tiada hentinya semakin merasa tidak karuan.
Sementara suaminya segera membersihkan diri, setelah itu Alvian pun berbaring tepat di belakang dirinya. Dia meringkuk dengan membelakangi Alena dan terlelap seketika itu juga.
'Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dari aku, Mas? Apa mungkin ada wanita lain, diam-diam kamu berselingkuh dari aku? Kenapa aku begitu gelisah seperti ini? Feeling ku begitu kuat, bahwa apa yang kamu katakan tadi adalah sebuah kebohongan,' batin Alena mulai meragukan kesetiaan suaminya.
* * *
Keesokan harinya.
Pukul 4 pagi, Alena sudah terbangun dari tidurnya. Dia memang sudah terbiasa bangun pada dini hari agar dirinya bisa melakukan pekerjaan rumah sebelum kedua buah hatinya terbangun. Wanita itu hendak mencuci pakaian, berdiri di depan mesin cuci seraya menatap pakaian suaminya yang dia pakai semalam.
Alena kembali membaui kemeja berwarna putih tersebut. Wangi parfum itu semakin menyengat terasa menusuk hidung. Dia membolak-balikkan kemeja suaminya seraya menatapnya dengan seksama.
"Aku yakin ada yang janggal dengan penjelasan Mas Alvian semalam. Jika memang dia membelikan parfum ini untuk aku, di mana parfumnya sekarang? Ya Tuhan, semoga feeling ku sebagai seorang istri salah kali ini. Suamiku tidak mengkhianati aku dan bermain dengan wanita lain di luar sana," gumam Alena, memasukkan kemeja tersebut ke dalam mesin cuci.
Setelah melakukan hal tersebut. Dia pun melakukan pekerjaan lainnya. Di saat orang lain masih tertidur lelap, berada di atas ranjang bahkan mungkin sedang bermimpi indah, Alena sudah berkutat dengan segudang pekerjaan rumah layaknya seorang asisten rumah tangga.
Semua itu ikhlas dia lakukan demi abdinya kepada sang suami. Selain itu, menjadi ibu rumah tangga adalah pilihannya sendiri, melupakan mimpi-mimpinya, melewatkan masa mudanya begitu saja, dan menikahi laki-laki bernama Alviano adalah pilihan yang tepat menurutnya.
Blug!
Alena berbaring di atas sopa setelah pekerjaan rumah selesai dia kerjakan. Rumah miliknya pun telah bersih tidak ada satupun debu yang tersisa. Fokusnya sekarang adalah mengurus buah hatinya tercinta, Lani dan Lian. Namun, hatinya kembali di landa rasa gundah.
"Ya Tuhan, kenapa perasaan aku gelisah sekali? Aku harus mencari tahu sendiri bahwa suamiku tidak melakukan hal yang bukan-bukan dengan wanita lain," gumam Alena.
Dia menatap sekeliling mencari keberadaan ponsel suaminya. Benda pipih itu nampak tergeletak di atas meja sedang melakukan pengisian daya. Dia pun bangkit dan meraih ponsel canggih milik suaminya tersebut.
"Aku harap tidak ada yang aneh di sini," gumam Alena sebelum dia mulai memeriksa ponsel suaminya.
Alena membuka chat di dalam ponsel tersebut. Bahkan panggilan pun dia periksa, baik panggilan masuk maupun panggilan keluar. Tidak ada yang aneh sama sekali dengan semua isi pesan yang tertulis di sana, bahkan tidak ada panggilan yang mencurigakan dari log panggilan ponsel suaminya itu.
"Syukurlah, tidak ada yang mencurigakan dengan chat dan panggilan di ponsel Mas Alvian. Sepertinya itu hanya kecurigaan aku aja," lirih Alena tersenyum lega.
Dia kembali meletakkan ponsel tersebut. Tubuhnya berbaring di atas sopa, dia pun memejamkan kedua mata mencoba untuk menenangkan pikirnya yang sempat di selimuti berbagai kecurigaan yang terasa begitu menyiksa. Akan tetapi, Alena seketika membuka kedua matanya saat otaknya mengingat sesuatu.
Sms ... Ya ... Dia lupa membuka pesan sms, fokusnya hanya memeriksa chat whatshap, sampai-sampai dia melupakan bahwa ada metode pengiriman pesan yang memang sudah jarang di gunakan lagi pada jaman sekarang.
"Kenapa aku sampai melupakan hal itu? Sms ... Aku harus memeriksa pesan yang satu itu," gumamnya kemudian, kembali bangkit dan meraih ponsel tersebut.
Kedua mata Alena seketika membulat sempurna. Tubuhnya gemetar, dia mengigit bibir bawahnya keras menahan rasa sesak di dadanya kini. Wanita yang saat ini berusia 23 tahun itu pun membaca isi pesan yang sangat mengejutkan.
'Terima kasih karena telah mencintai aku, Alvian. Aku harap hubungan kita bisa berjalan mulus tanpa ada hambatan apapun. Love you.'
Buliran air mata berjatuhan dengan begitu derasnya kini. Ternyata feeling-nya sebagai seorang istri tidak pernah salah.
"Kamu benar-benar telah berkhianat di belakang aku, Mas. Tega sekali kamu berselingkuh di saat aku kerepotan mengurus anak-anak dan juga mengerjakan pekerjaan rumah? Jahat kamu, Mas."
BERSAMBUNG
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Nurr Amirr🥰💞
Aku mampir d karyamu thorrr ... Selingkuh d khianati adalah suatu penyakit yg lebih sakit dr segala penyakit...
2023-06-19
2
Uthie
Awal Cerita pengkhianatan yg menarik hati untuk lanjut baca 👍😁
2023-06-05
1
Lisa Halik
suami selingkuh,kesian alena,saya mampir thor
2023-05-30
2