Terpuruk

...~Happy Reading~...

Hari demi hari berlalu, sejak kepergian ayah nya. Kini, Eleena lebih sering menghabiskan waktu di dalam kamar sang ayah. Wanita itu masih menangis dan belum bisa menerima kepergian pak Brata.

Bayangan saat sejak dirinya masih kecil hingga besar. Kenangan indah bersama ayah nya, semakin membuat luka dalam hati Eleena kian mendalam.

Eleena masih merasa kehilangan dan sangat menyesal, karena ia belum sempat membahagiakan sang ayah.

Bayangan demi bayangan masa lalu, dimana dirinya selalu membuat ayah nya marah bahkan kesal karena ulah nya. Membuat rasa penyesalan di benak Eleena semakin besar.

Tok ... Tok ... Tok ...

Mendengar suara pintu yang di ketuk pun, sama sekali tidak membuat nya bergeming. Ia masih begitu erat memeluk fotonya bersama pak Brata sambil menangis terisak.

Cklek!

Yusuf membuka pintu yang ternyata tidak di kunci. Setelah pintu terbuka, ia bisa melihat bagaimana istrinya yang sedang meringkuk di atas tempat tidur sambil membelakangi pintu.

Menarik napas panjang, Yusuf melangkahkan kaki nya untuk masuk dan mendekati tempat tidur lalu mendudukkan diri tepat di depan Eleena.

“Mas, Papa lagi ngapain ya?” tanya Eleena dengan pandangan yang kosong, namun air matanya terus mengalir hingga membasahi bantal nya.

"Papa udah makan belum? Hiks hiks hiks, sekarang papa udah gak sakit lagi kan? Papa gak harus minum obat lagi hiks hiks."

"Aku mau tidur biar bisa ketemu papa di mimpi, tapi kenapa aku gak bisa hiks hiks. Aku pengen ketemu papa Mas hiks hiks."

“Papa jahat sama Ele, Papa ninggalin Ele. Lalu apa bedanya Papa dan Mama? Mama ninggalin Ele saat Ele kecil, lalu Papa juga ninggalin Ele. Seharusnya Mama gak datang lagi, biar Papa gak pergi hiks hiks hiks.”

“Sayang .... “ Dengan lembut, Yusuf mengusap surai rambut Eleena, “Sholat dulu, yuk?” ajak nya.

“Kalau aku sholat, apa Papa bisa kembali?” tanya Eleena langsung menatap wajah suami nya.

“Astagfirullah, sadar Sayang. Istighfar, Papa sudah tenang di sana, ikhlasin ya. Kita doakan supaya papa di berikan tempat terbaik, di sisi-Nya. Jangan seperti ini, yang justru akan memberatkan jalan papa di sana.”

“Kamu menyayangi papa, Bukan?” tanya Yusuf yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Eleena, “Kalau kamu sayang sama papa, doakan. Jangan terus menangisi seperti ini, justru ini yang akan menyulitkan papa.”

“Sayang, sudah ya nangis nya. Sudah cukup sedih nya, kasihan papa di sana. Apa kamu ingat apa yang di inginkan oleh Papa?” tanya Yusuf yang lagi lagi di balas anggukan kepala oleh Eleena.

“Papa ingin Ele bahagia, hiks hiks hiks,” tangis Eleena langsung pecah, namun Yusuf dengan sigap segera memeluk Eleena sambil mengusap punggung nya.

Yusuf hanya diam, membiarkan Eleena menumpahkan semua kesedihan nya. Sesekali ia menganggukkan kepala mendengar ocehan demi ocehan yang keluar dari mulut Eleena.

Bagi Yusuf, mungkin ini adalah cara terbaik agar Eleena bisa tenang dan mengikhlaskan kepergian ayah nya. Eleena butuh pendengar, butuh sandaran dan butuh dukungan.

Selama beberapa hari, Eleena mengurung diri di dalam kamar ayah nya dan mengunci nya. Siapapun yang mengetuk atau ingin masuk tak pernah ia izinkan. Maka dari itu,Yusuf tidak bisa bicara dengan Eleena.

Dan kini, pada akhirnya ia bisa bertemu dan kembali memeluk istri nya. Rindu, tentu saja ia sangat merindukan Eleena.

Walaupun mereka masih di rumah yang sama, namun selama ini Eleena seolah bersembunyi dan tidak mau bertemu dengan siapapun termasuk dirinya.

Setelah cukup lama Eleena menangis, kini wanita itu sudah mulai sedikit tenang, “Kita sholat dulu ya, setelah itu makan. Atau kamu mau makan dulu?” tanya Yusuf dengan begitu lembut.

Yusuf menghapus air mata Eleena sambil merapikan anakan rambut yang berada di wajah Eleena, entah sudah berapa lama istrinya tidak menyisirnya.

Eleena terlalu larut dalam kesedihan, hingga membuat wanita itu tidak memperdulikan apapun selain ayah nya.

...~To be continue ......

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***