Siapa Zia

"Farhan, kenapa kamu diam aja! ayo lihat ibu dan katakan. Apa benar, kalau wanita yang ada di sisi Bu Aminah adalah istrimu?" tanya Bu Rahayu, nampaknya Bu Rahayu sangat marah dengan Farhan. Dia merasa kecewa karena sudah dibohongi.

Farhan mencoba untuk menatap ibu mertuanya.

"I-iya. Dia istri baruku Bu," akhirnya Farhan berani untuk jujur pada mertuanya.

Novi, Pak Husen, dan Bu Rahayu terkejut saat mendengar kejujuran Farhan. Begitu juga dengan Laila. Dia tidak menyangka kalau ayahnya ternyata sudah menikah lagi dengan seorang wanita. Namun, Laila yang masih remaja SMP itu hanya bisa diam. Dia tidak berani bicara apapun pada sang ayah, tentang masalah ini.

"Apa!" pekik Bu Rahayu. Bu Rahayu sudah melayangkan tangannya di depan wajah Farhan. Namun buru-buru Pak Husen mencegahnya.

"Bu, sudah Bu. Jangan ribut di sini. Ayo kita pulang. Nggak baik kita meributkan sesuatu di makam." Pak Husen sudah memegangi tangan istrinya.

"Pak, Farhan sudah melukai dan menyakiti putri kita. Dan Amira sekarang terbaring di rumah sakit karena ulahnya. Ibu nggak akan pernah bisa untuk memaafkan Farhan Pak."

"Sabar Bu, sabar. Kita selesaikan saja masalah ini di rumah. Jangan di sini. Ayo Bu, kita pulang. Jangan ribut di sini," ucap Pak Husen yang sudah memaksa istrinya untuk ikut pulang dengannya.

Pak Husen menatap Novi.

"Novi, ayo kita pulang. Biarkan saja mereka di sini. Bawa Laila juga," ucap Pak Husen.

Laila sejak tadi hanya terdiam, saat melihat keributan di dekat makam adiknya. Laila juga terkejut saat mendengar pengakuan ayahnya. Namun Laila masih terlalu kecil untuk mengerti masalah orang tuanya. Dia tidak mempertanyakan apapun pada ayahnya. Dia yang sejak tadi masih berada di dekat ayahnya, menghampiri Tantenya kembali.

"Tante, aku mau ikut Tante pulang," ucap Laila.

Novi mengangguk.

"Iya Laila. Ayo kita pulang,"

Laila dan Novi kemudian memutuskan untuk pulang ke rumah mengikut langkah Bu Rahayu dan Pak Husen yang sudah berjalan duluan meninggalkannya.

Farhan menatap Bu Aminah dan mendekatinya.

"Bu, di saat-saat seperti ini, kenapa ibu katakan semua sama keluarganya Amira. Kenapa Bu? seharusnya ibu bisa jaga rahasia ini," ucap Farhan yang tampak menyesali perbuatan yang di lakukan ibunya.

Bu Aminah hanya diam. Sudah timbul penyesalan di hatinya setelah dia mengatakan pada besannya tentang siapa Zia.

"Maafkan ibu. Tadi ibu keceplosan Farhan. Sebenarnya ibu juga mau diam. Dan nggak mengatakan hal ini ke siapapun. Namun ibu tidak bisa berbohong. Apalagi pada besan ibu. Lambat laun, semua orang juga pasti tahu kalau kamu itu punya dua istri."

Zia sejak tadi hanya diam. Dia sama sekali tidak berani bicara apapun. Entah apa yang sedang dia fikirkan saat ini.

Mungkinkah dia menyesal dan merasa bersalah pada Amira, atau dia memikirkan tentang Novi. Sahabat dekatnya waktu dia SMA.

Jadi, Mbak Amira kakaknya Novi, sahabat aku. Seandainya aku tahu kalau ustadz Farhan kakak iparnya Novi, tidak mungkin aku mau menerima ustadz Farhan jadi suamiku. Tapi semua sudah terlanjur terjadi. Aku yakin, setelah ini Novi pasti akan membenciku.

Sudah timbul perasaan tidak enak pada diri Zia saat melihat Novi tadi. Novi adalah teman dekat Zia waktu SMA, Zia tidak tahu kalau lelaki yang dia nikahi adalah kakak ipar dari sahabat dekatnya sendiri.

Zia mau menikah dengan Farhan karena Farhan sudah berjanji dia akan membantu perekonomian Zia. Farhan akan membantu membiayai pengobatan kakek Zia dan Farhan juga berjanji kalau dia ingin membiayai kuliah Zia, seandainya Zia mau menjadi istrinya.

Dan wanita mana yang tidak akan terbujuk rayuan lelaki yang ingin memberikan segalanya untuknya. Karena posisi Zia saat ini memang dalam keadaan yang sangat sulit dari segi materi. Tidak ada tempat lagi untuk tumpuan hidupnya. Dan Farhan Ustadz tampan itu, sudah mengiming-imingi kesejahteraan hidupnya setelah Zia jadi istrinya nanti.

"Ya udahlah Mas, kita pulang aja. Sudah lama juga kita di sini. Biarkan Fauzan istirahat dengan tenang di alamnya," ucap Zia.

Farhan mengangguk. Farhan, Bu Aminah, dan Zia kemudian melangkah pergi meninggalkan makam Fauzan.

****

Pak Husen, Bu Rahayu, Novi dan Laila sudah sampai di depan rumah kediaman Amira dan Farhan.

Rumah sederhana yang letaknya berada di dekat mesjid itu, terlihat tampak asri dengan bunga-bunga yang tumbuh subur di sana.

Sepertinya, Amira sang pemilik rumah itu wanita yang suka berkebun. Sudah banyak bunga yang di tanamnya di depan rumahnya. Begitu cantik dan menawan bunga-bunga itu. Namun, bunga-bunga itu tampak layu akibat ditinggalkan beberapa hari oleh pemiliknya.

"Bisa-bisanya Farhan menikah lagi tidak memberi tahu kami," ucap Bu Rahayu dengan berkacak pinggang.

"Sabar Bu. Kita bicarakan masalah ini baik-baik nanti kalau mereka pulang," ucap Pak Husen yang sudah mulai menenangkan amarah istrinya.

Bu Rahayu menatap tajam suaminya.

"Sabar, sabar. Bagaimana ibu bisa sabar Pak. Ibu nggak terima anak ibu diperlakukan seperti ini oleh Farhan. Farhan sudah menyakiti dan melukai putriku. Bagaimana ibu bisa tenang," ucap Bu Rahayu yang masih tersulut emosi.

"Aku juga nggak habis fikir. Bisa-bisanya Mas Farhan nikah sama sahabat aku. Dan dia itu wanita yang alim dan pendiam. Kok tega sih, dia merebut Mas Farhan dari tangan Mbak Amira. Bagaimana ceritanya, sampai-sampai mereka bisa menikah," ucap Novi.

Novi masih tampak bingung. Pasalnya, tidak ada isu apapun atas kedekatan Zia dan kakak iparnya di kampungnya. Padahal mereka tinggal satu kampung walaupun rumahnya berjauhan.Begitu rapatnya Zia dan Farhan merahasiakan hubungan mereka selama ini.

"Jadi, wanita itu sahabat kamu?" tanya Bu Rahayu.

"Iya Bu. Dia pernah dekat dengan aku, karena kami pernah satu kelas. Bahkan satu bangku. Tapi kenapa dia tega ya, melakukan hal memalukan seperti ini dengan menikahi suami orang. Seandainya aku tahu hal ini sejak awal, nggak akan aku biarkan Mas Farhan menikah dengan Zia."

"Dia sebenarnya wanita yang seperti apa sih? apa dia memang seorang wanita penggoda?" tanya Bu Rahayu

"Zia itu wanita yang baik Bu. Dia sudah berhijab dari SMP. Dia pendiam, alim dan tidak banyak tingkah seperti teman-temanku yang lain. Dan dia juga kuper, dan tidak banyak teman. Tidak pantaslah dia berperilaku seperti ini."

"Kok bisa sih dia menikah dengan Farhan?

Pak Husen menatap Bu Rahayu dan Novi tajam. Mereka masih berdiri dan membahas masalah Zia dan Farhan yang diam-diam menikah.

"Novi, Ibu. Sudah, sudah, jangan meributkan masalah ini di depan Laila. Kasihan Laila. Dia masih sedih atas kehilangan adiknya, jangan kalian tambah beban fikirannya lagi. Novi, lebih baik kamu bawa Laila ke kamar. Biarkan dia istirahat dulu."

Novi mengangguk. Dia mendekati ponakannya, merangkulnya, dan membawanya ke kamar.

Episodes
1 POV Amira
2 Kejujuran
3 Di rumah mertua
4 Penasaran
5 Demam
6 Gadis miskin
7 Ijab kabul
8 Percaya
9 Pulang
10 Kabar mengejutkan
11 Kepergian anak lelaki
12 Kejutan di makam
13 Siapa Zia
14 Ceraikan anak ku!
15 Siuman
16 Tangisan Laila
17 Kekhawatiran kakak ipar
18 Kemarahan Farhan
19 Teguran Dokter
20 Gelisah
21 Di ruang operasi
22 Sebuah kebohongan
23 Telpon dari istri muda
24 Bersama Galih
25 Berkemas
26 Tangis seorang ibu
27 Mengecewakan
28 Pergi ke istri ke dua
29 Luka batin Amira
30 Kedatangan ibu ke rumah
31 Kemarahan ibu mertua
32 Kekecewaan ibu mertua
33 Kesal
34 Obrolan Galih dan ibunya
35 Ketiduran
36 Pergi diam-diam
37 Sekali kecewa akan tetap kecewa
38 Cekcok
39 Kedatangan ibu dan kakak
40 karma
41 Ceraikan saja Zia
42 Ditinggal pergi lagi
43 Drama queen
44 Jebakan Zia
45 Berubah
46 Abi lebih mentingin istri barunya
47 Kebohongan Zia
48 Macet
49 Bisik-bisik tetangga
50 Kehilangan uang
51 Kemarahan Amira
52 Kecewa
53 Keinginan Laila
54 Sudah berlalu
55 Kedatangan Zia
56 Basa-basi Zia
57 Makan bersama
58 Dukungan Galih.
59 Teman-teman Laila.
60 Orang ke tiga
61 Sakit parah
62 Sekarat
63 Hamil
64 Izin dari ibu
65 Berkemas
66 Mangga muda
67 Keributan di pagi hari
68 Kebaikan hati Galih
69 Perkara gamis
70 Telpon dari Rachel
71 Kehadiran Dion
72 telpon dari istri pertama
73 Cemburu
74 Istri manja
75 Kesedihan Laila
76 Surat cerai.
77 Talak
78 Pergi ke rumah sakit
79 Kekhawatiran Farhan
80 Kondisi Zia
81 Telpon dari ibu
82 Kerapuhan seorang suami
83 Kedatangan Padhe
84 Siuman
85 Kehilangan untuk yang ke dua kalinya
86 Setelah badai berlalu
87 Penyesalan Farhan
88 Bertemu lagi
89 Kekhawatiran seorang ibu
90 Uang dari Abi
91 Tentang Gus Farid
92 Galau
93 Karma memang ada
94 Keinginan untuk merujuk Amira
95 Di rumah Abi
96 Kedekatan Laila dengan Pade
97 Kedatangan Gus Farid
98 Obrolan bersama Dion
99 Cerita Farhan
100 Rujuklah denganku
101 Dua hati yang tersakiti
102 Keinginan Laila
103 Akhir kehidupan Farhan.
104 Pemakaman
105 Keikhlasan
106 Ekstra part
Episodes

Updated 106 Episodes

1
POV Amira
2
Kejujuran
3
Di rumah mertua
4
Penasaran
5
Demam
6
Gadis miskin
7
Ijab kabul
8
Percaya
9
Pulang
10
Kabar mengejutkan
11
Kepergian anak lelaki
12
Kejutan di makam
13
Siapa Zia
14
Ceraikan anak ku!
15
Siuman
16
Tangisan Laila
17
Kekhawatiran kakak ipar
18
Kemarahan Farhan
19
Teguran Dokter
20
Gelisah
21
Di ruang operasi
22
Sebuah kebohongan
23
Telpon dari istri muda
24
Bersama Galih
25
Berkemas
26
Tangis seorang ibu
27
Mengecewakan
28
Pergi ke istri ke dua
29
Luka batin Amira
30
Kedatangan ibu ke rumah
31
Kemarahan ibu mertua
32
Kekecewaan ibu mertua
33
Kesal
34
Obrolan Galih dan ibunya
35
Ketiduran
36
Pergi diam-diam
37
Sekali kecewa akan tetap kecewa
38
Cekcok
39
Kedatangan ibu dan kakak
40
karma
41
Ceraikan saja Zia
42
Ditinggal pergi lagi
43
Drama queen
44
Jebakan Zia
45
Berubah
46
Abi lebih mentingin istri barunya
47
Kebohongan Zia
48
Macet
49
Bisik-bisik tetangga
50
Kehilangan uang
51
Kemarahan Amira
52
Kecewa
53
Keinginan Laila
54
Sudah berlalu
55
Kedatangan Zia
56
Basa-basi Zia
57
Makan bersama
58
Dukungan Galih.
59
Teman-teman Laila.
60
Orang ke tiga
61
Sakit parah
62
Sekarat
63
Hamil
64
Izin dari ibu
65
Berkemas
66
Mangga muda
67
Keributan di pagi hari
68
Kebaikan hati Galih
69
Perkara gamis
70
Telpon dari Rachel
71
Kehadiran Dion
72
telpon dari istri pertama
73
Cemburu
74
Istri manja
75
Kesedihan Laila
76
Surat cerai.
77
Talak
78
Pergi ke rumah sakit
79
Kekhawatiran Farhan
80
Kondisi Zia
81
Telpon dari ibu
82
Kerapuhan seorang suami
83
Kedatangan Padhe
84
Siuman
85
Kehilangan untuk yang ke dua kalinya
86
Setelah badai berlalu
87
Penyesalan Farhan
88
Bertemu lagi
89
Kekhawatiran seorang ibu
90
Uang dari Abi
91
Tentang Gus Farid
92
Galau
93
Karma memang ada
94
Keinginan untuk merujuk Amira
95
Di rumah Abi
96
Kedekatan Laila dengan Pade
97
Kedatangan Gus Farid
98
Obrolan bersama Dion
99
Cerita Farhan
100
Rujuklah denganku
101
Dua hati yang tersakiti
102
Keinginan Laila
103
Akhir kehidupan Farhan.
104
Pemakaman
105
Keikhlasan
106
Ekstra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!