Chapter 12

Untuk menghindari Tristan dan yang lain, Fair mati-matian memaksa Sasa berdiri di barisan paling belakang tapi tetap tidak berhasil. Sasa kekeuh mau berbaris di tengah biar bisa dekat sama cowok-cowok ganteng itu. Hasilnya? Dua gadis itu sekarang berada di barisan yang sama dengan ke-empat cowok-cowok idola sekolah tersebut.

Fair heran pada Sasa. Seingatnya waktu diruangan Bk kemaren cewek itu mati-matian nggak mau tukar tempat sama dia karena takut berdiri bersebelahan dengan cowok-cowok itu. Sekarang cewek itu malah yang bersemangat sekali mau dekat-dekat mereka.

Ia kembali menatap ke depan mendengar arahan ketua ekskul yang sudah berdiri didepan mereka semua. Sesekali ia mende s ah pelan. Penjelasan panjang lebar yang di jelaskan kakak kelas itu tak ada satupun yang dia mengerti. Hufft... Fair menghembuskan nafas pelan. Ia berharap pertemuan ini akan cepat selesai.

"Ada yang gak bisa berenang?"

pertanyaan itu keluar dari mulut Larga sih pelatih ekskul. Larga termasuk salah satu perenang tampan yang menyumbang banyak medali buat sekolah itu. Sebenarnya banyak yang menyayangkan kenapa pria hebat sekelas Larga bisa bertahan di sekolah itu.

Padahal dengan prestasinya yang begitu banyak ia bisa memilih sekolah lain, yang jauh lebih bagus. Apalagi pria itu juga punya latarbelakang keluarga yang baik. Entah apa yang membuat Larga bertahan sekolah di sini. Banyak teman-temannya yang penasaran.

Fair malu angkat tangan didepan banyak orang. Ia sengaja menunggu yang lain angkat tangan agar dirinya bisa ikutan dari belakang. Tapi lagi-lagi Sasa menggagalkan rencananya. Gadis itu dengan cepatnya meraih tangan Fair dan di angkatnya tinggi-tinggi. Memang ada beberapa siswi yang juga mengangkat tangan mereka, namun tingkah heboh Sasa membuat semua perhatian fokus ke arah mereka. Fair menutup matanya dalam-dalam menahan kekesalannya. Sungguh ingin sekali dia menendang Sasa ke neraka sekarang juga.

Gadis itu menoleh ke samping dan mendapati Tristan dan genknya juga sedang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda. Gino dengan ekspresi merendahkannya, Kellen dan Tristan  dengan raut wajah datar mereka seperti biasa, dan Kiffly yang malah tersenyum lebar. Fair merutuk dalam hati. Ia sungguh malu sekarang. Karena Sasa.

"Kenapa masuk ekskul ini kalau nggak bisa renang?" suara tegas milik Larga membuat Fair kembali menatap ke depan. Gadis itu merinding ngeri. Tambah satu lagi nih kakak kelas galak. Sesekali ia memijit kepalanya dan merutuki nasibnya yang sial terus sejak masuk sekolah ini.

"Kamu!" tunjuk Larga langsung ke seorang siswi berambut pirang di barisan depan. Fair mengusap-ngusap dadanya karena kaget. Jantungnya selalu lemah kalau mendapat serangan tiba-tiba begitu, meski tidak ditujukan padanya.

Siswi yang ditunjuk Larga menatap pria itu takut-takut.

"A ...i ... itu... kak. Pengen belajar renang aja," jawab siswi itu lalu cepat-cepat menunduk malu. Ia risih diliatin banyak orang. Rambutnya dikepang dua dengan kacamata super tebal. Pasti dia gadis kutubuku yang kurang pergaulan. Fair menyimpulkan dari belakang barisan.

Kakak kelas yang baru ia tahu bernama Larga itu sekarang menatapnya. Gadis itu cepat-cepat menunduk. Dalam hati ia berdoa supaya cowok itu tidak bertanya apapun padanya.

Satu...

Ia mulai menghitung dalam hati,

Dua...

Tiga...

Gadis itu mengangkat wajah dan akhirnya bisa bernafas lega karena sang ketua ekskul tidak menatapnya lagi. Hampir saja, batinnya lega.

                                ***

Pulang sekolah, Fair berbaring lega di kasur kecil yang sudah hampir dua minggu ini ditempatinya. Sesekali ia mendengus kesal mengingat kejadian di sekolah tadi. Ketika ia dipaksa ikut masuk ekskul sama Sasa dan ternyata itu ekskul renang, salah satu kegiatan yang paling dibenci gadis itu.

Bukannya tidak mau belajar. Sebelumnya kak Sam sudah berkali-kali mengajarinya tapi tetap tidak bisa-bisa. Gadis itu akhirnya memilih menyerah belajar renang, itu sebabnya tadi ia sebal sama Sasa karena cewek itu terus memaksanya tadi.

Hufft...

Fair membuang nafas panjang menatap langit-langit kamar sebentar, kemudian mengamati seluruh ruangan itu. Ia baru sadar tempat kosnya ini sangat jelek. Kamar mandinya bahkan tidak dapat dibandingkan dengan rumah ini. Ia jadi heran sendiri dirinya bisa bertahan sampai sekarang tinggal di sini. Gadis itu mengangkat bahu. Biar saja. Ia lebih milih tinggal sendiri daripada tinggal dirumahnya dan melihat wanita penggoda dan putrinya yang terus pura-pura lemah dan kasihan didepan papanya. Belum lagi papanya yang selalu percaya sama mereka. Fair mau lihat sampai kapan papanya termakan kebohongan mama dan anak itu.

Paginya...

Lagi-lagi ia telat bangun. Ia sudah pasrah karena hampir tiap hari ia terlambat ke sekolah. Dulu, di sekolahnya yang lama ia hampir tidak pernah terlambat karena pagi-pagi sekali kak Sam sudah ada di rumahnya dan bangunin dia buat siap-siap.

Fair kangen Samudera. Cowok yang selalu dia panggil dengan sebutan kak Sam. Ia akhirnya sadar betapa pentingnya kehadiran seorang Samudera dihidupnya. Kak Sam sudah dia anggap sebagai pengganti kakaknya. Kalau di tanya siapa seseorang yang sangat penting dalam hidup gadis itu, ia pasti akan menjawab kak Sam yang pertama, bukan papanya. Papanya terlalu sibuk bekerja. Meski ia tahu papanya juga sayang sama dia. Tapi selama ini kak Sam yang lebih banyak mengurusnya.

Fair menggeleng-geleng menyadarkan dirinya sendiri. Ia harus ke sekolah sekarang.

Tak sampai sepuluh menit cewek itu sudah tiba di sekolah. Untung sekolah dekat dari tempatnya tinggal jadi dirinya nggak perlu ribet naik kendaraan. Jalan kaki saja bisa. Lagian dia harus menghemat uang buat hidup mandirinya beberapa bulan ke depan.

Gadis itu mengerutkan dahi bingung menatap parkiran sekolahnya yang dipenuhi dengan lumayan banyak bus. Gadis itu tiba-tiba memegang dadanya, nafasnya mulai sesak. Ia cepat-cepat memalingkan wajahnya ke arah lain.

Hanya papanya, kak Sam, Dilla dan teman-temannya Samudera yang tahu kalau dia punya trauma yang fatal terhadap bus. Bahkan dengan hanya melihat mobil besar itu saja ia bisa kesulitan bernafas.

Fair berhenti sebentar di gang yang entah kenapa sangat banyak penghuninya hari ini. Ia menenangkan dirinya sebentar. Setelah ia merasa sudah sanggup, gadis itu kembali melangkah dengan mata merem. Hal itu dilakukannya supaya matanya terhindar dari melihat bus. Ia tidak peduli sekalipun banyak yang menatapnya aneh. Ini semua supaya masa hidupnya di dunia ini lebih panjang. Tapi tiba-tiba ....

BUKKK!!!

Terpopuler

Comments

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

heran aja, anak gadisnya kabur kok papanya ga nyariin...

2024-01-22

0

💞R0$€_22💞

💞R0$€_22💞

Bego...!!! ikutan ekskul ya biar bisalah, ngapain kalo sudah bisa ikutan,,,definisi ekskul itu menambah ilmu ketrampilan/keahlian diluar mapel wajib..pelatih kok ty begitu, 🤦‍♀️

2024-01-22

0

mrsdohkyungsoo

mrsdohkyungsoo

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!