Sasa tercengang menatap gadis Fair. Ia yakin penjelasannya tadi sudah cukup jelas. Tapi dasar Fair, entah otak tuh cewek terbuat dari apa hingga nggak bisa mengerti bahasa manusia. Apa dia harus pake bahasa planet agar nih cewek ngerti?
Huftt ...
Sasa menghela napas. Sabar Sasa, sabar. Lalu kembali bicara.
"Kan tadi udah gue jelasin kalo nggak ikutan ekskul kita bakalan dijadiin babu, disuruh bersih-bersih sekolah mau lo?"
Fair menggeleng cepat.
"Ya udah. Berarti lo masuk ekskul bareng gue!" putus Sasa sepihak. Bodoh amat Fair setuju atau nggak.
Tapi ternyata Fair mengangguk setuju. Lagian kalau di suruh pilih dia juga nggak tahu pengen masuk ekskul apaan. Mending bareng Sasa aja.
Saat bel pulang berbunyi, Sasa cepat-cepat menarik Fair keluar. Mereka masuk ke sebuah ruang ganti perempuan.
Dahi Fair berkerut samar. Ngapain mereka keruang ganti? Batinnya. Sekarang kan sudah pulang sekolah. Ia bingung dengan sikap Sasa yang sejak tadi pagi terlihat sibuk . Entah apa yang mau dilakukan cewek itu.
"Kita ngapain ke sini?" ia memutuskan bertanya.
"Nih." pandangan Fair turun ke benda yang disodorkan Sasa.
"Ba ... baju renang?" tanyanya lagi kebingungan.
Sasa mengangguk.
"Lo lupa tadi gue bilang kita ada ekskul hari ini?" balasnya sambil mengganti seragam dengan pakaian renangnya. Fair mencoba mencerna kata-kata gadis itu.
"J ... jadi ekskul yang lo ikut itu ekskul renang?"
Sasa mengangguk mengiyakan dan sukses membuat Fair membelalak.
"Emang kenapa? Peminatnya banyak dan ada kakak kelas yang ganteng-ganteng loh, lumayan buat cuci mata."
Fair membuang nafas lelah.
"Tapi gue nggak bisa renang Sa." ucapnya dongkol. Ia jadi menyesal sudah mengiyakan Sasa ikutan ekskul yang sama. Salahnya juga sih nggak pake nanya ekskul apaan. Gadis itu merutuki kebodohannya sendiri.
"Udah lo tenang aja," seru Sasa menatap Fair. "Lagian ini baru pertemuan pertama. Kita bakal di ajarin kok kalo nggak bisa. Yuk,"
Fair terpaksa mengikuti Sasa. Biar deh. Daripada ia disuruh bersih-bersih sekolah. Ia terlihat seperti orang yang tidak punya semangat hidup ketika memasuki kolam renang sekolah. Fair merasa aneh. Dari luar gedung sekolah ini tampak kumuh, didalamnya juga kebanyakan tempat dan kelas kayak sudah nggak layak, tapi kolam renangnya bagus. Kemaren juga ada beberapa tempat yang dia lewati yang bangunannya bagus dan keliatan kayak masih baru. Fair jadi mikir, mungkin bangunan sekolah ini lagi mau di renovasi tapi bertahap. Positif thinking ajalah.
Fair menekuk wajahnya sepanjang jalan, berbeda dengan Sasa yang terlihat sangat ceria. Gimana nggak senang coba, Sasa memang sengaja ikutan ekskul renang karena ada sih ketua ekskul ganteng katanya. Ia juga dengar kakak kelas mereka yang galak-galak itu ambil ekskul yang sama. Lumayan kan bisa cuci mata lihat kumpulan cowok-cowok tampan. Gadis itu senyum-senyum sendiri saat membayangkan gengnya Tristan pake baju renang.
Disaat Sasa sibuk dengan pikirannya sendiri membayangkan hal-hal aneh, Fair memilih duduk menjauh dari gadis itu dengan ekspresi sebalnya. Ia bahkan tidak sadar saat ini dirinya tengah duduk bersebelahan dengan empat cowok tampan yang entah kenapa akhir-akhir ini terus bertemu dengannya.
Gadis itu masih belum sadar dan terus mencak-mencak nggak jelas. Sesekali ia membanting-banting kakinya di lantai. Kellen yang duduk di sebelahnya terus menatapnya bingung. Begitupun dengan Tristan, Gino dan Kiffly. Mereka menatap Fair bersamaan dengan raut wajah heran. Bahkan sampai sekarang gadis itu tidak sadar sedang ditatap heran oleh empat pria itu. Ada orang di sebelahnya saja kayaknya cewek itu nggak sadar.
Beberapa siswi yang sejak tadi mencuri-curi pandang ke Tristan cs merasa tidak senang karena melihat ada siswi lain yang sengaja duduk dekat para cowok populer itu. Cari perhatian banget menurut mereka. Selama ini kan tidak ada yang berani duduk sedekat itu dengan keempat pangeran sekolah mereka.
Dan karena Fair terus sibuk dengan aksi nggak jelasnya, Kiffly yang duduk di sebelah Kellen mencoba menyentuh bahu gadis itu dan mendorongnya pelan.
Dorongan pelan Kiffly berhasil. Gadis itu meliriknya sebentar dan melihat yang lain bergantian. Dari ekspresinya, ia cukup kaget melihat kehadiran mereka.
"Lo ngelamun apaan sampe segitunya?" tanya Kiffly. Caranya bertanya seolah ia dan gadis itu sudah akrab.
"Nggak ada!" jawab Fair asal dengan wajah jengkel. Lagipula menurutnya tidak penting membagi pikirannya dengan kakak kelas kakak kelas itu. Ia heran juga kenapa dari awal masuk sekolah ini tiap hari malah ketemu mereka.
Pandangannya berpindah ke Tristan. Cowok itu juga tengah menatapnya. Fair tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal membalas tatapan Tristan. Ia ingat bagaimana dirinya membuat pria itu sibuk semalam. Tentu ia merasa tidak enak.
"Pasti lo nggak bisa berenang kan?" tebak Kiffly lagi asal-asalan. cowok itu mulai merasa terbiasa berinteraksi dengan Fair.
"Kok tahu?" Fair balas menatap Kiffly. Tebakan Kiffly sukses membuat gadis disampingnya itu keheranan.
"Kalo gak tahu berenang ngapain masuk ekskul ini? Sengaja mau cari perhatian?" ketus Gino tak bersahabat sama sekali. Fair menatap pria itu takut-takut. Kakak kelas yang bernama Gino ini menurutnya sangat galak dan kasar. Suka nuduh lagi. Kayaknya cowok itu memang tidak menyukainya. Pandangannya lalu berpindah mencari-cari keberadaan Sasa. Aduh, gadis itu kemana lagi.
"T ... teman aku manggil kayaknya." katanya lalu cepat-cepat berdiri dan pergi dari situ setelah menemukan keberadaan Sasa. Ia takut dirinya akan mendapat serangan jantung mendadak kalau lama-lama berada didekat Gino yang galak, Kak Tristan dan Kellen yang jarang bicara tapi punya tatapan tajam dan juga menakutkan yang membuatnya merasa terintimidasi dan kak Kiffly yang banyak tanya.
"Lo sih nakut-nakutin dia." omel Kiflly ke Gino. Jelas sekali Fair pergi karena takut pada Gino yang suka cari perkara dan memusuhi banyak orang itu. Sedang Gino menatapnya malas.
"Gue benerkan? Tuh cewek modus doang." katanya cuek. Kiffly menggeleng-geleng kepala menatap sahabatnya itu yang menurutnya terlalu pede. Padahal menurut dia Fair nggak ada tanda-tanda caper ke mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Bzaa
si Gino pen ta jitak aja nih
2024-07-25
0
mrsdohkyungsoo
/Drowsy//Drowsy//Drowsy//Drowsy/
2024-01-16
0
mrsdohkyungsoo
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-01-16
0