Chapter 7

Fair menatap rumput yang lumayan rimbun didepannya itu dengan raut wajah takjub. Sekarang ke enam murid itu telah berada di belakang sekolah yang menurutnya angker karena sepi banget dan dipenuhi rumput liar.

Gadis itu dan Sasa mutusin buat menjaga jarak dari keempat cowok yang bersama mereka tersebut, meski jaraknya tidak jauh-jauh amat. Jujur Fair masih kesal ke kakak kelas yang bernama Tristan itu. Gara-gara cowok itu ia ketahuan pura-pura pingsan dan tetap dapat hukuman. Dasar cowok nyebelin. Makinya dalam hati sambil sesekali melirik sarkas ke Tristan yang sedang fokus dengan rumput didepannya.

"Heh, lo berdua ngapain berdiri aja? Cepet cabut rumputnya! Enak aja diem." seru Gino dengan suara lantangnya.

"I ... iya kak," balas Sasa takut-takut lalu cepat-cepat mencabut rumput didekatnya. Tapi niatnya terhenti ketika Gino kembali berbicara.

"Lo," tunjuk Gino ke Sasa.

"Pergi pinjem alat potong rumput sama tukang kebun sekolah." perintahnya kemudian. Sasa hanya mengangguk mengiyakan dan berbalik pergi meninggalkan Fair sendirian.

"SA, GUE IKUT!" teriak Fair berlari mengikuti Sasa tapi belum sampai empat meter seseorang sudah menghalangi jalannya. Fair menatap cowok itu. Dia lagi, cowok yang membuat pingsan pura-puranya ketahuan. Sih Tristan-Tristan itu.

Pandangan mereka bertemu. Sesaat Fair baru menyadari bahwa ternyata sih kakak kelas bernama Tristan ini lebih tampan lagi kalau dilihat dari dekat, sesaat ia terpesona oleh ketampanan itu.

"Kerjain tugas lo," kata cowok itu datar. Matanya menatap Fair tajam, membuat gadis itu merasa terintimidasi. Ia paling tidak kuat dengan tatapan-tatapan tajam begitu.

Dan inilah nasibnya sekarang. Gadis itu tidak bisa kemana-mana karena kakak kelasnya itu. Belum ada satu pun yang dilakukannya, ia malah mengamati rumput didepannya dan berpikir keras bagaimana cara mencabutnya. Ini pertama kalinya ia diperhadapkan dengan situasi seperti ini, karena itu ia bingung. Di rumah Fair tidak pernah bekerja, dan di sekolahnya yang lama tidak pernah ada hukuman yang sampai begitu. Kalaupun ada, kak Samudera yang menggantikannya. Matanya sesekali melirik Tristan untuk mencuri teknik mencabut rumputnya tapi ia tetap bingung bagaimana memulainya. Ah bodoh amat, ia akan mencoba caranya sendiri saja.

Di dekat gadis itu, pandangan Tristan sesekali melirik Fair mengamati gerak-gerik gadis itu. Terlihat jelas di wajah gadis itu kalau ia sedang bingung, tangannya memegangi rumput didepannya tapi tidak ada pergerakan sama sekali. Sepertinya ia memang tidak tahu caranya mencabut rumput-rumput itu.

Sudut bibir Tristan terangkat ke atas, ia terus mengamati gadis itu dari atas sampai bawah. Seragamnya bahkan sepatunya memang tampak lusuh tapi rambut, wajah dan kulitnya sangat terawat. Lelaki itu juga ingat saat ia memegangi tangan gadis itu tadi, kulitnya sangat halus seperti seseorang yang tidak pernah bekerja sebelumnya. Tristan mulai merasa penasaran pada gadis mungil itu.

"Lo nggak tahu caranya cabut rumput?" itu suara Kiffly. Ia sudah berdiri di sebelah Fair dan sejak tadi melihat wajah bengong gadis itu yang hanya memegangi dan menatap rumput didepannya tanpa mencabutnya. Kellen yang berada tak jauh dari situ ikut memperhatikan mereka.

Fair tersenyum lebar ke arah Kiffly dan berhasil membuat cowok itu membulatkan matanya lebar-lebar menunjukkan ekspresi tidak percayanya.

"Lo bener-bener nggak tahu caranya?" serunya lagi masih tidak percaya. Yang bener aja, nyabut rumput aja nggak tahu. Ngapain aja nih cewek seumur hidupnya?

Sekali lagi Fair tersenyum lebar dengan wajah malu-malu karena tiga kakak kelas yang lain juga ikut-ikutan menatapnya.

"A ... aku lupa caranya kak, ta ... tapi kerjaan yang lain tahu kok." ucap Fair mencari alasan.

Dasar konyol. Keempat cowok itu sama-sama berpikir bahwa penjelasan gadis itu sangat konyol. Mana ada yang lupa caranya cabut rumput, yang ada hanyalah nih orang emang nggak tahu caranya gimana.

"Lo tuh ya, gaya lo gembel gitu tapi belagak banget kayak tuan putri." kali ini Gino yang bersuara. Fair yang mendengar menatap cowok itu jengkel. Kan memang benar dia nggak tahu caranya, bukannya sengaja belagak jadi tuan putri.

"Kenapa natap gue gitu? Nggak suka?" sentak Gino lagi membuat Fair tersentak. Semenjak kecelakaan itu, jantung gadis itu jadi lemah dan suka kaget kalau ada yang berteriak atau bicara kasar padanya. Fair memang pandai menyembunyikan kelemahannya didepan orang lain, tapi kalau di serang tiba-tiba begini ia juga tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menunduk.

"Biarin aja No." tegur Kellen ke Gino karena melihat perubahan sikap Fair. tampaknya gadis itu memang ketakutan. Matanya berpindah ke Fair.

"Nama lo Fair kan?" tanyanya pada cewek yang masih menunduk itu. Fair mengangkat kepalanya perlahan menatap Kellen dan mengangguk mengiyakan. Ia benci berada di situasi kayak begini. Berada di tengah-tengah para cowok beringas dan tempat yang angker membuatnya mati-matian menahan tangis. Wajahnya ditekuk.

"Lo pergi aja, nggak usah maksa kalo nggak tahu." kata Kellen kemudian membuat ekspresi takut Fair berubah senang. Ternyata ada juga yang baik di antara mereka.

"Beneran kak?" tanyanya memastikan. Matanya berbinar-binar Kellen mengangguk. Kasihan juga lama-lama melihat gadis itu, apalagi dia baru habis sakit kemaren.

"Ya udah, makasih kakak ganteng!"

Lalu tanpa aba-aba Fair berlari meninggalkan tempat itu sambil melambai ke mereka semua saking senangnya.

"Cepet banget moodnya berubah." seru Kiffly keheranan. Jelas-jelas tadi ia lihat gadis itu mau nangis karena di sentak Gino, tapi berubah ceria lagi setelah Kellen menyuruhnya pergi.

"Tumben lu ngebelain cewek." ujar Gino melirik Kellen heran.

"Lo aja yang keterlaluan nakutin anak orang. Lo mau dia kejang-kejang lagi kayak kemaren?" balas Kellen mengingatkan. Gino malah mendengus tidak peduli.

"Lo ketipu sama tuh cewek caper," ucapnya merendahkan Fair.

Kellen tidak mempedulikan perkataan Gino. Ia kembali sibuk dengan rumput didepannya. Sebenarnya ia tidak akan peduli dengan adik kelas yang baru dikenalnya itu kalau Gino tidak berlebihan mengganggunya. Baru kemarin sahabatnya itu membuat gadis itu sampai dilarikan ke rumah sakit, kalau tiba-tiba dia sakit lagi kan nggak lucu.

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

semangat otor 💪

2024-07-25

0

Rita

Rita

syukaaa inget Chabby

2023-05-22

0

Lovey

Lovey

next thor, jangan lama²

2023-05-22

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!