Julian mengobati luka Lea di keningnya. Lea menatap Julian tanpa berkedip sama sekali.
“Hei,” ucap Lea.
“Hmm?” sahut Julian.
“Menikahlah denganku,” kata Lea to the point.
Julian tertawa pelan dan masih mengobati kening Lea.
“Aku serius, Julian. Aku tak bisa kehilangan dirimu,” kata Lea menatap lekat mata Julian.
Julian menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah mata Lea.
"Jika hanya untuk menemani tidur, kau tak perlu menikah denganku, Lea. Aku akan menemani sampai kau sembuh. Aku janji," jawab Julian tulus.
"Benarkah kau akan melakukan itu? Bagaimana jika kau punya kekasih?" tanya Lea.
"Aku akan menjomblo sampai kau sembuh," jawab Julian.
"Apakah kau selalu baik seperti ini pada semua wanita, Julian?" tanya Lea.
"Kalau pun kau pria, aku juga akan menolongmu," jawab Julian dan membuat Lea tertawa lirih.
Lalu Lea memeluk Julian.
"Thank you. Kau sangat baik, Julian," ucap Lea.
"Kau ingin imbalan apa?" tanya Lea.
"Aku sudah memiliki segalanya," jawab Julian dengan pede-nya.
Lea berdecak dan menepuk bahu Julian lalu melepaskan pelukannya.
"Jika kau perlu bantuanku, katakan saja. Aku akan membantumu sebisaku," ucap Lea.
Julian memencet hidung mancung Lea.
"Hmm, akan kuingat itu," jawab Julian.
Lalu Julian menutup kotak obatnya dan menggendong Lea hingga Lea menyerupai bayi koala yang menempel pada induknya.
"Hei, turunlah," ucap Julian.
"Tidak, ini terlalu nyaman bagiku. Antar aku ke kamar. Aku akan menunggumu di sana saja nanti," jawab Lea.
Julian kemudian berjalan keluar dari area dapur dan mengantar Lea ke kamar dengan masih menggendong bayi besar itu. Alen melihatnya dari ruang tengah dan ia tak suka dengan pemandangan itu.
Ia menganggap Lea adalah wanita manja dan murahan. Ia tetap ingin mendekati Julian karena ia yakin bahwa Julian akan tertarik padanya daripada Lea yang menurutnya tak memiliki kelebihan apa pun selain manja dan hanya menjadi pemuas nafsu Julian saja.
Julian menurunkan Lea di atas ranjang dan kemudian berbalik pergi.
"Julian," panggil Lea dan membuat Julian menoleh lagi pada wanita berambut pirang itu.
"Hmm?" sahut Julian.
"Alen menyukaimu. Jangan tergoda padanya," ucap Lea terus terang.
Julian tertawa pelan.
"Aku tahu itu. Tidurlah, setengah jam lagi aku akan masuk," jawab Julian dan berbalik pergi tanpa menutup pintu kamar.
Lea tersenyum dan kemudian mengambil ponselnya. Ia mengirim pesan singkat pada Apple untuk menanyakan kapan Apple pulang ke Rusia karena Lea sudah sangat merindukannya.
Setelah itu, Lea menaruh kembali ponselnya di meja nakas. Ia kemudian mulai memejamkan matanya dan tampaknya ia masih kesulitan tidur sendirian tanpa menggunakan obat tidur atau tanpa Julian di sisinya.
Lalu Lea kembali beranjak berdiri dari ranjang dan berjalan ke arah kopernya. Wanita itu mengambil buku di dalam kopernya dan kemudian kembali lagi ke atas ranjang. Lea membaca buku itu agar matanya cepat mengantuk.
*
*
"Julian, bisakah kau nanti mengantarku pulang? Albert tak bisa menjemputku," ucap Alen.
"Bersama kami saja," sahut Anne.
"Ya, bersama Jody dan Anne saja. Aku tak bisa meninggalkan Lea sendirian jika malam," sahut Julian.
Alen terpaksa mengangguk dan tersenyum palsu meskipun ia kecewa dengan jawaban Julian.
"Terima kasih, Anne," kata Alen.
"It's oke. Rumah kita searah dan Julian pasti tak akan bisa keluar karena selalu repot dengan Lea setiap malam," jawab Anne yang disambut tawa oleh yang lainnya.
Alen mengambil gelasnya di meja dan tersenyum kecut sembari meminum minumannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Sri Sudaryanti
co cweet
2024-05-23
0
Bee RasyieQah
Kejadian lagi.. Yg melamar perempuan 🤣🤣🤣🤣
2024-05-09
0
Fifid Dwi Ariyani
trudberkarya
2024-01-17
0