Dia bukan wanita baik-baik

"Bunda ..." Suara panggilan lemah membuat Via berbalik saat berada di ambang pintu. Ia menatap putri kecilnya yang sedang terbaring, lalu melangkah mendekat dan duduk di bibir tempat tidur. Tangannya membelai lembut wajah mungil gadis kecil itu, dengan senyuman tulus seorang ibu.

"Kenapa, Sayang?"

"Bunda dalimana? Tadi Lyla cali-cali Bunda gak ada," Suara cadel menggemaskan yang selalu menjadi alasan bagi Via untuk bahagia. Mata yang sayu, wajah pucat dan bibir kering. Tubuh lemah gadis kecil itu bahkan tak membuat semangat hidupnya berkurang. Dan, Mendengar panggilan bunda dari bibir Lyla saja membuat Via menemukan semangat hidupnya.

"Bunda kan cuma keluar sebentar. Lyla tidak menangis kan?" tanya Via diikuti anggukan pelan oleh Lyla.

"Lyla kan kuat, Bunda. Gak boleh nangis-nangis. Nanti Bunda syedih kalau Lyla nangis," ucapnya sambil tersenyum.

Via menyembunyikan air matanya. Semangat Lyla dalam melawan sakitnya menjadi kekuatan baginya untuk berjuang.

Jangan menangis Via, Lyla saja tidak menangis! Via berusaha menguatkan hatinya yang rapuh.

Wanita itu melirik jam di dinding yang masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Sambil tersenyum, ia mengusap wajah gadis kecil itu. "Lyla tidur lagi, ya. Ini kan masih malam. Lihat! Di luar masih gelap!" menunjuk ventilasi yang jelas terlihat bahwa hari masih gelap.

"Iya, Bunda. Tapi Lyla mau bobo sama Bunda."

"Kalau begitu Lyla berdoa dulu ya!"

Dengan senyuman, Lyla mengangkat kedua tangannya lalu berdoa. Setiap kata yang terucap dari bibir mungilnya adalah kekuatan bagi Via. Lyla, seorang gadis kecil penderita kanker dengan semangat yang menyala.

Setelah berdoa, Via membaringkan Lyla sehingga posisi mereka kini saling memeluk. Dengan kelembutan, Via mengusap rambut gadis kecil itu hingga tertidur.

*****

Pagi menjelang...

Seperti biasa, Via akan menyuapi Lyla sarapan dahulu, sebelum berangkat kerja. Hari itu ia memutuskan akan mengundurkan diri dari butik tempatnya bekerja selama bertahun-tahun itu dan fokus merawat istri Tuan Gunawan. Bayaran yang ditawarkan Tuan Gunawan dapat ia gunakan untuk pengobatan Lyla.

"Syudah kenyang, Bunda!" ucap Lyla.

"Kan buburnya belum habis, Sayang. Sedikit lagi ya. Kasihan makanannya tidak habis. Nanti nangis kalau dibuang."

"Kalau dibuang makanannya syedih ya, Bunda?"

"Iya, Sayang. Selain itu, dosa loh, kalau buang-buang makanan."

"Ya udah, Lyla mau habisin bubulnya, Bunda." Via menyuapkan lagi beberapa sendok bubur, hingga piring itu kosong.

Setelah memberi obat pada gadis kecilnya, Via berangkat menuju tempatnya bekerja. Seperti biasa dengan naik bus. Jarak panti asuhan dan butik tempat Via bekerja tidak begitu jauh, sehingga hanya butuh waktu dua puluh menit, Via telah tiba di butik ternama itu.

Saat hendak memasuki bangunan itu, bersamaan dengan dua pria tampan yang baru saja keluar dari sana. Seketika Via menunduk saat berpapasan dengan salah satu dari dua pria itu. Wira ternyata adalah teman dari anak pemilik butik itu.

Wira menatap Via dengan tajam. Sangat jelas terlihat aura kebencian dari sorot matanya. "Van, siapa dia?" tanya Wira pada Ivan.

"Dia Via, Wira. Salah satu karyawan ibuku," jawab Ivan.

Wira melirik wanita di depannya, dari ujung kaki ke ujung kepala. Tatapan mengintimidasi nya seakan mampu membelah tubuh Via menjadi dua bagian. Sementara Via masih menunduk malu. Ia masih ingat pernah bertemu Wira saat pertama kalinya ia menginjakkan kaki di tempat terkutuk itu.

"Pe-permisi, Mas! Saya mau ke dalam," ucap Via tanpa berani mengangkat kepalanya.

"Silakan, Via!" balas Ivan.

Wira masih menatap pintu kaca yang baru saja dilewati Via dengan wajah menggeram, hingga tepukan mendarat di bahunya.

"Ada apa, Wir? Kenapa kau menatap Via seperti itu?" tanya Ivan penasaran.

"Sudah berapa lama dia bekerja di butik ibumu?"

"Sepertinya sudah lama. Aku juga tidak begitu mengenalnya. Kau tahu kan, aku baru pulang dari luar negeri beberapa bulan ini dan aku juga jarang kemari."

Wira memejamkan matanya kasar. Tangannya yang tadi mengepal geram perlahan terbuka, pertanda kemarahannya mulai menyurut. Laki-laki berperawakan tinggi tegap itu menghela napas beberapa kali. Teringat pada temuannya semalam.

"Van, dia itu bukan perempuan baik-baik. Dia wanita penghibur."

Ivan nampak sangat terkejut mendengar ucapan Wira. Ia belum dapat percaya sepenuhnya. "Apa maksudmu, Wira? Oke, aku belum terlalu mengenal Via. Tapi dia itu wanita baik-baik. Pembawaannya tenang, ahlaknya baik, dan aku beberapa kali melihatnya beribadah."

Wajah Wira yang tadinya sudah tenang, kembali menggeram. "Dia wanita malam! Aldi pernah membayarnya untuk menghabiskan malam bersama. Dan semalam, aku melihatnya lagi dengan seseorang yang sangat kukenal, keluar dari tempat hiburan."

"Siapa?" tanya Ivan penasaran.

Dengan wajah kesal bercampur sedih, Wira menjawab, "Ayahku! Wanita penggoda itu keluar dari tempat itu bersama ayahku. Mereka pergi bersama, Van!"

Jika saja yang mengatakan itu bukan Wira, Ivan pasti tak akan percaya begitu saja. Terlebih, Via adalah karyawan kesayangan ibunya. "Kau yakin?"

"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, Van. Ayahku ... teganya dia berbuat begini padahal ibuku sedang sakit. Karena itulah pagi ini aku memutuskan mundur dari perusahaan. Aku mau bekerja di kantor mu saja. Terserah jabatan apapun yang mau kau berikan padaku!"

"Tapi ayahmu bukan orang seperti itu!"

"Van, siapapun bisa berubah! Bagaimana dengan Shera yang pergi dengan laki-laki lain? Tidak ada manusia yang benar-benar suci!"

Mendengar Wira menyebutkan nama Shera, Ivan akhirnya menyerah. Wira tidak pernah mau menyebutkan nama yang sangat ingin dilupakannya itu. Tidak ingin sahabatnya itu berlarut-larut dalam kesedihannya, Ivan akhirnya mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita ke kantor saja."

Mereka kemudian menuju sebuah mobil yang terparkir di depan bangunan besar itu. Sambil melajukan mobil, sesekali Ivan melirik Wira yang masih tampak jelas sisa-sisa kemarahan di wajahnya.

"Van, kalau bisa minta ibumu memecat wanita itu dari butiknya. Wanita malam itu tidak pantas bekerja di tempat yang layak seperti di butik ibumu."

"Aku akan bicarakan dengan ibu. Masalahnya ibuku sangat menyukai Via. Dia terus memuji-mujinya. Katanya, dia belum pernah bertemu wanita sebaik dan sejujur Via."

"Itu semua hanya topeng." Bayang-bayang kebersamaan ayahnya dengan Via semalam kembali bermunculan di benar Wira. Semalam, saat akan pulang ke rumahnya, tanpa sengaja Wira melewati tempat hiburan dimana ayahnya dan Via baru saja keluar bersama. Mengingat itu, rasanya Wira ingin memaki-maki Via. "Aku harus menjauhkan wanita itu dari ayahku. Tapi bagaimana caranya?"

"Sebenarnya aku belum yakin apa yang kau bicarakan, Wir! Kau yakin, semalam tidak sedang mabuk?" tanya Ivan ingin memastikan. Wira pun menyahut dengan berdecak kesal.

"Aku tidak minum semalam. Oh ya... Wanita itu tinggal dimana?"

"Aku tidak tahu dimana persisnya! Tapi yang aku tahu, dia tinggal di panti asuhan."

*****

Jangan lupa like dan komennya 🤭🤭

Terpopuler

Comments

Bebby_Q'noy

Bebby_Q'noy

🥺🥺🥺

2024-02-15

0

Lela Lela

Lela Lela

wira via itu orang baik tau

2023-05-26

2

Lela Lela

Lela Lela

smg wira baik sm via

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Hari pertama
3 Di paksa kembali
4 Perjanjian jual beli
5 Rumah besar
6 Dia bukan wanita baik-baik
7 Kenangan Buruk
8 Ancaman
9 Sebuah Syarat Pernikahan
10 Bolehkah Lyla tinggal di rumah ini?
11 Fokus Mencari
12 Pengumuman Give away
13 Mengapa Mereka Berbeda?
14 Sebuah Foto Bayi
15 Dia Sulit Dihubungi
16 Lyla lebih suka boneka dari Bunda!
17 Dia itu Wanita Baik-Baik
18 Harus Cari Tahu Tentangnya
19 JANGAN!!!
20 Maafkan Aku, Via!
21 Tuhan Tak Pernah Tidur
22 Akan Seperti apa Dia?
23 Dimana Kau Meninggalkannya?
24 Om Wila Jahat sama Bunda, Opa ...
25 Dia adalah Lyla
26 Lyla anakku ...
27 Dosakah jika mencintai Secara Berlebihan?
28 Lihat, Betapa Dangkalnya Pemikiranmu!
29 Kau Melakukan Kesalahan Fatal
30 Ayah Sayang Lyla....
31 Bagaimana aku bisa membalasnya?
32 Lyla tidak apa apa kalau tidak punya Ayah, Bunda!
33 Aku Terlalu Jahat
34 Membuat Adik Untuk Lyla ...
35 Sesuatu yang tertunda
36 Drama Salah paham
37 Aku sedang Mencobanya
38 Kedatangan Seseorang Yang Tidak Diharapkan!
39 Bukankah Pernikahanmu Hanya Status Palsu?
40 Berani Sekali Kau ...!!!
41 Jangan Bilang Tidak!
42 Ayah, Jangan Jahat sama Bunda Lagi!
43 Harapan satu-satunya.
44 Tolong Bujuk Mbak Shera, Mas!
45 MAAFKAN AKU, AYAH!
46 Seperti Apa Wanita Yang Menggantikanku?
47 Wanita Itu Biasa-Biasa Saja!
48 TIDAK AKAN LEBIH DARI INI ....
49 Wira Hanya Ingin Membalasku
50 Pengumuman give away
51 Tuhan menjodohkan kami dengan cara yang unik!
52 Jadi Dia Hanya Seorang Wanita Malam?
53 Sekarang Mbak Shera Tahu ....
54 Jangan pernah kau mengakui dirimu ...
55 Apakah Mas Wira masih mencintai Mbak Shera?
56 Harus Saling Terbuka
57 Apa kau Cemburu?
58 Tunggu aku di kamar, kita harus bicara!
59 Via Istriku, Dia Milikku!!
60 Ketika Kaktus Tertanam di Padang Pasir
61 Anak ke dua On the Way ....
62 Kau boleh minta apapun dariku, kecuali Wira!
63 Apa Kurangnya Wira Bagimu?
64 Hasil tes Keluar
65 Rekomendasi Novel
66 Kau tidak Bisa menjadi ....
67 Dewasalah, Tuan Wiratama Abimanyu!
68 Fix, dia lebih bodoh dari Kak Zian ...
69 Positif
70 Kau Tidak Perlu Ragu!!
71 Aku mencintaimu ...
72 Kau mau Jadi Pebinor, ya??
73 Bunda Jangan Pergi!
74 Tetap Di sini dan memulai dari awal, Bersamaku!
75 Kau Masih Sama Seperti Dulu, Pemaksa!
76 Maaf, Aku Sudah Berlebihan!
77 Tidak Akan Meminta Apapun Lagi.
78 Panik!!!
79 Aku Tidak Akan Bisa Memaafkan Diriku
80 Ungkapan Hati Wira Sableng!
81 Istri Itu Butuh Perhatian
82 Jangan beritahu suami Durjanamu ini!
83 TEMAN DURJANA!!
84 Aku juga bisa perhatian!
85 Jatuh Tersungkur!!!!
86 Ayah, Malahin Om Itu, Yaaa ...!!!
87 Lakukan Sesuatu Biar Bayinya Cepat Keluar!
88 Apa Maksudmu Via didorong?
89 Aku Belum Pernah menjewer Orang!
90 Kenapa ada Noda Darah?
91 BWM 90
92 Keajaiban Untuk Lyla
93 Lyla, Sayang ... Bangun, ini Bunda ..."
94 Tidak Boleh Kehilangan Harapan
95 PELANGI SETELAH HUJAN
96 Lyla Harus Kuat
97 Tidurlah Dalam Kedamaian, Anakku ...
98 Pada Akhirnya Semua Akan Berlalu
99 Kaktus di ladang Pak Sableng
100 Akibat Pil Setan!!!
101 Lain Kali Aku Minta Lagi, Yaa...
102 Willy dan Pil Setannya
103 Gara - Gara Tik Tok
104 Bagai Menemukan Harta Karun
105 FINAL EPISODE
106 Extra Part Lebaran -- (Bersolo Karier itu Apa?")
107 Extra Part -- (Be Smarter Than Your Smartphone)
108 EXTRA PART (SKI- DI-PAPAPH yang Gagal!!)
109 Me And The Rich Man
110 HIDDEN WIFE
111 Suami Bohongan
112 MY SEXY LITTLE WIFE
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Prolog
2
Hari pertama
3
Di paksa kembali
4
Perjanjian jual beli
5
Rumah besar
6
Dia bukan wanita baik-baik
7
Kenangan Buruk
8
Ancaman
9
Sebuah Syarat Pernikahan
10
Bolehkah Lyla tinggal di rumah ini?
11
Fokus Mencari
12
Pengumuman Give away
13
Mengapa Mereka Berbeda?
14
Sebuah Foto Bayi
15
Dia Sulit Dihubungi
16
Lyla lebih suka boneka dari Bunda!
17
Dia itu Wanita Baik-Baik
18
Harus Cari Tahu Tentangnya
19
JANGAN!!!
20
Maafkan Aku, Via!
21
Tuhan Tak Pernah Tidur
22
Akan Seperti apa Dia?
23
Dimana Kau Meninggalkannya?
24
Om Wila Jahat sama Bunda, Opa ...
25
Dia adalah Lyla
26
Lyla anakku ...
27
Dosakah jika mencintai Secara Berlebihan?
28
Lihat, Betapa Dangkalnya Pemikiranmu!
29
Kau Melakukan Kesalahan Fatal
30
Ayah Sayang Lyla....
31
Bagaimana aku bisa membalasnya?
32
Lyla tidak apa apa kalau tidak punya Ayah, Bunda!
33
Aku Terlalu Jahat
34
Membuat Adik Untuk Lyla ...
35
Sesuatu yang tertunda
36
Drama Salah paham
37
Aku sedang Mencobanya
38
Kedatangan Seseorang Yang Tidak Diharapkan!
39
Bukankah Pernikahanmu Hanya Status Palsu?
40
Berani Sekali Kau ...!!!
41
Jangan Bilang Tidak!
42
Ayah, Jangan Jahat sama Bunda Lagi!
43
Harapan satu-satunya.
44
Tolong Bujuk Mbak Shera, Mas!
45
MAAFKAN AKU, AYAH!
46
Seperti Apa Wanita Yang Menggantikanku?
47
Wanita Itu Biasa-Biasa Saja!
48
TIDAK AKAN LEBIH DARI INI ....
49
Wira Hanya Ingin Membalasku
50
Pengumuman give away
51
Tuhan menjodohkan kami dengan cara yang unik!
52
Jadi Dia Hanya Seorang Wanita Malam?
53
Sekarang Mbak Shera Tahu ....
54
Jangan pernah kau mengakui dirimu ...
55
Apakah Mas Wira masih mencintai Mbak Shera?
56
Harus Saling Terbuka
57
Apa kau Cemburu?
58
Tunggu aku di kamar, kita harus bicara!
59
Via Istriku, Dia Milikku!!
60
Ketika Kaktus Tertanam di Padang Pasir
61
Anak ke dua On the Way ....
62
Kau boleh minta apapun dariku, kecuali Wira!
63
Apa Kurangnya Wira Bagimu?
64
Hasil tes Keluar
65
Rekomendasi Novel
66
Kau tidak Bisa menjadi ....
67
Dewasalah, Tuan Wiratama Abimanyu!
68
Fix, dia lebih bodoh dari Kak Zian ...
69
Positif
70
Kau Tidak Perlu Ragu!!
71
Aku mencintaimu ...
72
Kau mau Jadi Pebinor, ya??
73
Bunda Jangan Pergi!
74
Tetap Di sini dan memulai dari awal, Bersamaku!
75
Kau Masih Sama Seperti Dulu, Pemaksa!
76
Maaf, Aku Sudah Berlebihan!
77
Tidak Akan Meminta Apapun Lagi.
78
Panik!!!
79
Aku Tidak Akan Bisa Memaafkan Diriku
80
Ungkapan Hati Wira Sableng!
81
Istri Itu Butuh Perhatian
82
Jangan beritahu suami Durjanamu ini!
83
TEMAN DURJANA!!
84
Aku juga bisa perhatian!
85
Jatuh Tersungkur!!!!
86
Ayah, Malahin Om Itu, Yaaa ...!!!
87
Lakukan Sesuatu Biar Bayinya Cepat Keluar!
88
Apa Maksudmu Via didorong?
89
Aku Belum Pernah menjewer Orang!
90
Kenapa ada Noda Darah?
91
BWM 90
92
Keajaiban Untuk Lyla
93
Lyla, Sayang ... Bangun, ini Bunda ..."
94
Tidak Boleh Kehilangan Harapan
95
PELANGI SETELAH HUJAN
96
Lyla Harus Kuat
97
Tidurlah Dalam Kedamaian, Anakku ...
98
Pada Akhirnya Semua Akan Berlalu
99
Kaktus di ladang Pak Sableng
100
Akibat Pil Setan!!!
101
Lain Kali Aku Minta Lagi, Yaa...
102
Willy dan Pil Setannya
103
Gara - Gara Tik Tok
104
Bagai Menemukan Harta Karun
105
FINAL EPISODE
106
Extra Part Lebaran -- (Bersolo Karier itu Apa?")
107
Extra Part -- (Be Smarter Than Your Smartphone)
108
EXTRA PART (SKI- DI-PAPAPH yang Gagal!!)
109
Me And The Rich Man
110
HIDDEN WIFE
111
Suami Bohongan
112
MY SEXY LITTLE WIFE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!