Bab 4

Suara leng-guhan dan des-ahan yang keluar dari bibir keduanya saling bersahutan memenuhi ruangan itu, membuat suasana semakin terasa panas kala Edgar meninggalkan bekas kecupan di tempat-tempat yang ia jelajahi.

Alika menjerit kesakitan saat Edgar berhasil membobol miliknya, begitu pun dengan Edgar yang berteriak saat kuku panjang Alika menancap sempurna di pundaknya.

Malam itu mereka berdua melakukan hubungan panas bagaikan pasangan kekasih yang sedang di mabuk cinta karena pengaruh obat yang di berikan tuan Riu.

Hingga Edgar dan Alika melakukannya sampai beberapa kali sampai akhirnya mereka tertidur karena kelelahan.

Kecurangan tuan Riu dan kebodohan Edgar yang terlalu percaya diri karena kebencian nya terhadap Alika membawanya pada masalah tak pernah ia duga sebelumnya.

Setelah malam panjang mereka berakhir pagi pun mulai menyingsing cahaya matahari mulai memasuki celah jendela kamar itu namun keduanya masih tertidur nyenyak, hingga tanpa mereka sadari seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan memotret keduanya yang masih tertidur saling berpelukan.

Waktu terus berputar kini jam pun menunjukan angka sebelas siang, Alika terbangun dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Auwhhh... Ada apa denganku? kenapa rasanya sakit semua." Alika meregangkan otot tubuhnya perlahan.

Kini ia pun baru tersadar bahwa ia berada di ruangan asing bukan di kamar kost nya. "Astaga! dimana aku?" Alika menatap tubuhnya yang tak memakai sehelai benang pun.

"Ini tidak mungkin! bagai mana ini bisa terjadi?" Air mata Alika pun mulai luruh saat melihat seorang pria yang masih tertidur pulas membelakanginya.

"Siapa dia? Alika kenapa kau sangat ceroboh bagai mana jika Arga tahu dirimu yang seperti ini, apa yang akan dia pikirankan tentang aku." Alika semakin terisak perlahan ia pun mulai turun dari ranjang dan mengambil semua baju yang berserakan di lantai.

Dengan langkah gontay ia pun keluar dari ruangan itu tanpa ingin melihat siapa pria yang sudah merenggut kehormatannya.

Alika pulang ke kost tempat ia tinggal dan melihat setumpuk paket yang tersusun rapih di depan pintu kamarnya. Namun tak ada sedikit pun niatan untuk menyentuh bungkusan-bungkusan tersebut karena ia tahu siapa pengirimnya.

Alika mengunci kamar kost nya dan mulai menangis sejadi-jadinya di ruangan itu karena ia tahu semua penghuni kost sedang tidak berada di kamar mereka, jadi ia bebas untuk meluapkan segala kesedihan yang ada di dalam hatinya saat ini.

"Kenapa harus terjadi padaku!" Alika menggosok tubuhnya yang di penuhi bekas tanda percintaan nya dengan pria asing semalam.

Ponsel Alika terus berdering memperlihatkan nama Arga di layar benda pipih itu, Alika hanya meliriknya sekilas tanpa berniat untuk menjawab panggilan tersebut.

"Maafkan aku arga, aku memang sangat mencintaimu tapi mulai saat ini aku harus mulai belajar melupakanmu karena aku sudah tak suci lagi aku sudah tak pantas lagi untukmu dan aku tidak ingin kau kecewa karena hal ini, empat tahun sudah kita bersama tapi takdir tak mengizinkan kita untuk terus melanjutkan hubungan ini, maaf." Alika kembali terisak ia merasa sangat bersalah karena sudah mengkhianati cintanya pada sang kekasih.

Dengan tangan bergetar kini Alika pun mulai mengambil ponselnya dan mulai menuliskan pesan untuk kekasihnya setelah itu ia pun menonaktifkan ponselnya.

Dengan tatapan mata kosong kini Alika pun keluar dari rumah kost nya berjalan tanpa menggunakan alas kaki meninggalkan tempat itu.

Setelah Alika pergi kini Edgar terbangun dari tidurnya dan menatap selilingnya Edgar memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.

"Riu minuman apa yang sudah ia berikan padaku?" Gumam Edgar yang kini memindai sekelilingnya.

Edgar meringis saat merasakan perih di pundaknya. "Argghh..." Edgar turun dari ranjangnya untuk melihat luka di pundaknya namun kini ia baru tersadar bahwa saat ini dirinya tak memakai sehelai benang pun.

Edgar menatap seluruh ruangan itu terlihat kosong tak ada penghuni lain selain dirinya. "Syukurlah tidak ada siapapun disini." Dengan santai ia pun kembali memakai pakaian nya. Namun pandangannya terhenti saat melihat bercak merah mengotori seprei putih itu.

Perlahan tangan Edgar pun mengusap noda tersebut dengan sangat hati-hati. "Ini tidak mungkin!" Edgar menarik seprei itu dengan sangat kasar hingga sebuah benda kecil pun jatuh tepat di hadapannya.

Edgar mengambil benda kecil itu dan menatapnya dengan seksama. "Anting-anting ini. Tidak! ini tidak mungkin terjadi, aku tidak mungkin menyentuh wanita licik itu." Edgar berjalan ke arah cermin untuk melihat luka di pundaknya yang berbentuk cakaran, tak hanya itu kini ia pun melihat beberapa bekas kecupan di dada bidangnya.

Argghh.....

"David..!!" Teriakan penuh kemarahan Edgar menggelar memenuhi ruangan itu.

"David...!!"

Edgar berjalan keluar ruangan mencari keberadaan asisten pribadinya, namun kini ia di hadang oleh segerombolan orang-orang tuan Riu.

"B*debah!"

***

Di tempat lain seorang pria muda tampan dengan hidung mancung, bibir tipis dan alis yang tebal dengan rahang yang tegas tengah merasa kebingungan karena sejak kemarin kekasihnya tidak dapat di hubungi. Dialah Arga Anggasta kekasih yang sangat di cintai Alika Maheswari.

"Alika kemana kamu, kenapa tidak mengangkat panggilan dariku?" Arga merasa sangat cemas karena tak seperti biasanya Alika melakukan hal seperti itu.

"Apakah dia marah padaku karena mengirimkan banyak paket pagi ini? tidak, tidak!"

"Apa aku harus datang ke kost nya? tidak! itu kost putri pria sangat di larang masuk ke tempat itu, jika aku memaksa masuk maka Alika pasti akan terkena masalah." Arga berjalan mondar mandir memikirkan sesuatu.

Ting

Satu pesan masuk di ponsel Arga.

Arga jangan pernah menelepon atau mengirimkan barang apapun lagi padaku, Arga aku rasa hubungan kita cukup sampai disini saja. Jangan pernah menanyakan kenapa? karena aku sendiri tidak memiliki jawabannya.

"Apa maksud gadis itu mengatakan hal ini?" Dengan cepat Arga pun kembali menghubungi nomor kekasihnya namun kini nomor Alika sudah tidak bisa di hubungi.

Argghh....

Arga merasa sangat frustrasi saat kekasihnya mengakhiri hubungan mereka begitu saja tanpa sebab.

Dengan cepat ia pun mengambil kunci mobilnya dan bergegas menghampiri kekasihnya.

Setelah beberapa menit berkendara kini ia pun sampai di depan kost putri tempat Alika tinggal. Arga meminta ijin untuk menemui Alika pada pemilik kost namun saat ibu kost melihat kamar Alika sudah tak berpenghuni.

Arga seperti orang yang kehilangan arah ia pun terus mencari keberadaan kekasihnya yang kini entah dimana.

Disisi lain Alika sudah berada di rooftop sebuah bangunan terbengkalai menatap kosong ke arah dasar.

"Kenapa hidup ini selalu mempermainkan manusia lemah sepertiku, apakah aku tidak pantas bahagia menjalani kehidupan ini? ayah ibu aku akan datang menemuimu." Alika memejamkan matanya bersiap untuk melompat dari gedung tersebut, namun tangan seseorang menariknya mencegah Alika melakukan hal konyol itu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

my name

my name

kasihan banget alika,

2023-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!