Setelah perkenalan bos baru, kini Alika dan Sabrina pun mulai bekerja seperti biasanya karena restoran itu mulai di padati pengunjung.
Dari kejauhan Edgar menatap Alika dengan tatapan tak sukanya. Edgar sangat membenci wanita yang selalu memanfaatkan kesempatan dan keadaan seperti yang Alika lakukan pada adiknya, karena ia pun pernah mengalami hal serupa beberapa tahun yang lalu.
Karena hal itu membuat Edgar tak ingin berhubungan atau menjalin hubungan dengan siapa pun hatinya seakan sudah tertutup oleh kebencian, baginya semua wanita sama saja mendekati nya dan keluarga nya hanya karena materi semata.
Dan saat Edgar tahu adiknya memiliki seorang kekasih, ia pun mulai menyelidiki identitas wanita yang menjadi kekasih adiknya dan mencari tahu latar belangnya karena ia tak ingin adiknya merasakan hal yang sama seperti yang pernah ia rasakan.
Edgar pun sangat kecewa saat mengetahui bahwa kekasih adiknya adalah tipe wanita yang sangat ia benci, hingga ia pun mulai merencanakan sesuatu untuk memisahkan keduanya.
***
Alika pulang ke kost nya dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang yang hanya muat untuk dirinya sendiri. Hari ini Alika bekerja sedikit lebih keras dari biasanya dan membuatnya sangat kelelahan.
"Dasar bos gila! tidak waras! percuma ganteng tapi tidak punya pri kemanusiaan! ingin sekali aku menjahit mulutnya yang pedas bagaikan cabai seiton itu." Alika merasa sangat kesal, karena di hari pertamanya Edgar menjabat sebagai bos di tempatnya bekerja Edgar terus saja menyuruh dan memerintahkannya mengerjakan sesuatu yang bukan pekerjaannya.
"Kalau begini caranya lebih baik sama si botak aja! walau pun dia genit dan jelalatan, tapi dia masih punya pri kemanusiaan nggak seenaknya seperti dia." Alika terus mengomel tanpa henti mengumpat Edgar.
Di tempat lain Edgar terus bersin-bersin hingga hidung mancungnya terlihat memerah seperti tomat. "Siapa yang sudah berani mengumpatku." Gumam Edgar yang terus menarik tisu yang ada di hadapannya.
***
Keesokan harinya Alika melakukan aktivitas seperti biasanya. Walaupun hari ini ia sangat malas untuk berangkat bekerja tapi demi menyambung hidupnya Alika tak pernah menyerah dan berputus asa, karena ia tahu hidup ini kejam pada orang yang tak memiliki apapun apalagi Alika tak memiliki siapapun lagi di dunia ini.
Setelah kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu, Alika pun memberanikan diri untuk meninggalkan desanya dan memulai hidupnya di kota besar.
"Hai bestie," Sapa Alika pada sahabatnya yang juga terlihat lemas seperti dirinya.
"Hai," Sabrina melambaikan tangannya dan kembali tertidur di meja dengan berbatal lengannya.
"Tumben banget kamu lemes sis, abis lembur apa semalam?" Ucap Alika yang terheran melihat tingkah sahabatnya yang tak seperti biasanya.
"Gue putus sama pacar gue bestie." Pekik Sabrina yang membuat Alika sedikit terkejut karenanya.
"Kadal betina, kenapa loe nangis? bukanya loe pernah bilang hilang satu tumbuh seribu."
"Iya juga sih, tapi dia royal bestie sayang banget kan kalau sumber enak kita hilang begitu saja." Ucap Sabrina tanpa melihat situasi sekitarnya.
Alika menepuk keningnya saat mendengar ucapan sahabatnya yang ceplas-ceplos, hal itu terdengar langsung di telinga Edgar yang baru saja melewati kedua gadis itu.
"Sttt... Kalau ngomong lihat situasi ngapa!" Alika langsung menutupi mulutnya sahabatnya saat melihat Edgar melewati mereka dan memberikan tatapan yang tak dapat di artikan oleh Alika.
"Kenapa aku merasa sangat takut saat melihat tatapan pak Edgar ya??" Gumam Alika membatin merasakan aura yang berbeda saat Edgar menatap ke arahnya.
"Apa kalian semua akan terus bergosip?" Tanya Edgar yang enggan menatap ke arah dua gadis yang sedang duduk itu.
"Maaf pak." Alika sedikit membungkukan tubuhnya dan mulai membawa sahabatnya pergi dari tempat itu.
"Astaga! kenapa aku merasa seperti di kejar hantu saja." Gumam Alika lirih.
"Al, bisa lepasin gue gak? gue gak bisa nafas nih." Keluh Sabrina saat tangan Alika tak kunjung melepaskannya.
"Sorry bestie." Alika terkekeh geli melihat ekspresi sahabatnya saat ini.
"Sab kamu ngerasa ada yang aneh gak sih sama pak Edgar?" Tanya Alika dengan wajah seriusnya.
"Nggak ada yang aneh sih, tapi dia ganteng banget bestie." Sabrina menyahuti pertanyaan sahabatnya dengan sedikit gurauan.
"Agak lain emang kau ini, untung loe sahabat gue kalau bukan udah gue buang ke laut." Ucap Alika yang kini meninggalkan Sabrina yang tertawa karenanya.
"Gitu doang ngambek, gak asik ah!" Seru Sabrina yang masih tertawa saat melihat ekspresi sahabatnya yang sudah terlihat kesal padanya.
Alika tak mempedulikan ocehan sahabatnya saat ini, kini ia pun mulai mengerjakan tugasnya melayani para pengunjung restoran.
Kini Alika akan mengantarkan makanan yang di pesan oleh tiga pria berbadan besar yang duduk di pojokan.
"Ini pesanan anda, selamat menikmati." Ucap Alika dengan ramahnya. Namun salah satu dari ketiga pria itu meremas b*k*ng Alika bagaikan squishy.
Plakk..
Karena terkejut Alika langsung mendaratkan tamparan keras pada pria itu. "Anda jangan kurang ajar ya!" Teriak Alika penuh kemarahan. Ia merasa sangat terhina dan di lecehkan oleh pria itu.
"Kenapa kau harus marah, aku tahu seperti apa wanita sepertimu!" Ujar pria itu sedikit membentak Alika.
Plakkk..
Byuurr...
Alika kembali menampar pipi pria itu dan menyiramkan segelas air di wajahnya. "Jaga sikap anda atau,"
"Atau apa?!" Pria itu terlihat sangat marah dan menarik tangan Alika lalu mendorongnya dengan sangat kuat, namun dengan cepat tangan seseorang menyangga tubuhnya.
"Pak Edgar,"
"Pergi ke ruanganku sekarang juga!" Edgar sedikit menaikan intronasi suaranya pada Alika.
Alika hanya mengangguk menuruti perintah Edgar, sekilas ia melihat Edgar sedang berbicara dengan ke tiga pria asing itu lalu pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah penuh ketakutan.
"Apa yang pak Edgar katakan pada tiga pria itu, kenapa mereka bisa pergi begitu saja bahkan mereka terlihat tak berani menatap ke arahnya?" Alika terus bertanya-tanya dalam hatinya dan masuk ke dalam ruangan bos nya.
Setelah menunggu beberapa menit kemudian kini Edgar pun datang menghampiri Alika dan menatapnya dengan tatapan tajam.
Alika hanya menunduk merasa sedikit ketakutan saat melihat raut wajah big bos nya saat ini.
"Kamu tahu apa kesalahan mu Alika Maheswari?"
"Pak kok bapak tahu nama lengkap saya?" Alika sedikit mengalihkan perhatian Edgar agar tidak memarahinya.
"Diam! jangan mengalihkan pembicaraan saya!" Tegas Edgar.
"Ckkk.. Dasar bos garang apa dia tidak bisa berbicara santai gak pakek teriak-teriak, hello bos ini restoran bukan hutan." Ingin sekali Alika mengungkapkan isi hatinya saat ini, namun ia tak berani dan hanya mengumpat Edgar dalam hati.
"Karena kesalahan yang sudah kamu lakukan malam ini kamu harus bekerja ekstra, dan saya harap kamu bisa bekerja dengan baik dan tidak membuat keributan lagi. Ini alamat pesta kau harus datang lebih awal dari jam yang sudah di tentukan."
"Tapi pak bukan,"
"Keluar!"
"Pak,"
"Keluar...!!" Pekik Edgar yang langsung membuat Alika berlari secepat kilat.
"Dasar bos tidak waras! nasib jadi bawahan." Alika memanyunkan bibirnya menatap kartu yang di berikan Edgar.
"Semangat kerja lembur. " Alika menyemangati dirinya sendiri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
klhtane alika cewek baik2 matre darimana pekerja keras gitu
2025-01-10
0
lovely
benci benar cinta
2023-10-13
0
my name
jangan jahat jahat sama alika dong edgar nanti lama lama bucin lho
2023-07-12
0