“Rin, kamu harus percaya sama aku, antara aku dan Dewi biasa saja. Kita akrab karena ia salah satu pengurus Osis. Apabila Dewi masih menyimpan perasaan sama aku itu bukan urusanku lagi. Mantan ya tetap mantan.” Kata-kata Sigit dan wajahnya masih terbayang-bayang. Susah sekali fokus untuk belajar malam ini. Padahal besok ada ulangan harian matematika serta test persiapan lomba olimpiade.
Kesal sendiri jadinya, rasanya ingin marah tak bisa. Aku pun mulai berbicara sendiri dengan menghitung sepuluh jari tanganku “ Percaya… tidak percaya … percaya, tepat di jari ke sepuluh ternyata tidak percaya.” Ahhh..ahhhh “ Aku berteriak sendiri jadinya. Setelah berdebat dengan hati sendiri, akhirnya meyakinkan dalam hati untuk percaya … Bismillah.
Sejak aku tahu, mantannya masih ada perasaan dengan Sigit, ada sedikit khawatir dan curiga atu cemburu mungkin. Ini semua membuat hatiku jadi uring-uringan saat di rumah sikapku lebih sensitif dan baperan. Sampai mama sendiri pun bingung dengan sikapku.
Sejak saat itu, aku mulai terbiasa dan tidak malu lagi apabila Sigit menunjukkan perhatiannya kepadaku. Aku mulai senang dengan perhatian yang Sigit berikan kepadaku. Bahkan ia sering mengajakku untuk nongkrong dengan temannya yang mayoritas pengurus Osis.
Saat jam istirahat Sigit menghampiri di mejaku “Gimana ulangan matematika ? kamu pasti nilainya sempurna.” Sigit pun langsung mengambil buku soal matematika olimpiade yang sedang aku isi. “Kok bukunya diambil sih, kembalikan nanti setelah pulang aku ada test dari guru pembimbing.” Aku pun langsung merebutnya Kembali buku tersebut.
“Jangan marah Rin, nanti cepat tua!” Ujarnya dengan tertawa. aku pun hanya memberikan ekspresi cemberut padanya. “Aku juga setelah pulang sekolah ada rapat nanti kita pulang bareng ya?” ujarnya dengan penuh berharap.
“hem..gimana ya ,” belum aku selesai menjawab pertanyaannya , ia sudah langsung meresponnya “Tidak ada kata menolak Rin, tenang aku sudah siapkan helm spesial untukmu.” Ujarnya sambil berdiri untuk menuju mejanya.
Ternyata saat kita mengobrol, Ira sudah di belakang bangkuku dan mendengarkannya “ Ciye -ciye ketua osis kita sama ketua KIR kita makin lengket aja nih, kompak habis.” Ira berkata dengan berteriak sehingga teman-teman yang lainnya pun langsung melihat ke arah kami. Akhirnya teman teman yang lainnya pun langsung menimpalinya “Beda emang, kalo pacarannya orang pinter tetap ngerajain soal matematika.” Fajar meledekku.
“ Sudah , sudah jangan ganggu Rina yang cantik .” Gombalnya Sigit membelaku. Langsung gemuruh kelas menggema di sertai dengan tepukan tangan. “ Iya tahu Git, “ begitu respon teman sekelasku. Tanpa sadar guru Fisika sudah berada di pintu kelas.
“Oh ternyata ada pasangan couple terhot ya , kenapa bapak baru tahu.” Ujar guru fisika sambil tertawa.”
Semua temanku langsung bersorak Kembali. Sumpah malu sekali rasanya, muka ini sudah merah seperti udang rebus.
Tak lama keadaan kelas tenang karena ada ulangan harian Fisika dadakan “ Anak-anak kumpulkan buku Fisika kita Ulangan harian sekarang.” Ujar guru Fisika disertai membagikan kertas ulangan harian. Semua siswa langsung terdiam, pastinya lagi berpikir bisa jawab atautidak.
Ira pun langsung mencolekku “Rin, masa ulangan dadakan ga bilang-bilang nih guru. Manalagi aku belum belajar.” Muka Ira pun seperti bingung.. Aku hanya tersenyum melihat kelakuannya, Alhamdulillah sebelum subuh tadi pagi aku sudah belajar.
Di saat pulang sekolah, Sigit memberikan pengumuman di depan kelas “ Assalamualaikum, teman-teman aku mengundang kalian besok malam setelah solat Ashar untuk menghadiri tasyakuran yang ke 17 tahun datang ya, Kostumnya warna hijau tosca ya.” Sigit mengundang teman sekelas untuk menghadiri ultahnya yang ke-17. Teman sekelas pun kompak menjawabnya “Siap Git, makan makan kita!”
“Ah Sigit besok ultah, kok aku ga tahu ya ?Astagfirullah.” Aku berbicara sendiri dalam hati. “Nanti malam minta diantar mama untuk beli kado ya!” Pikirku.
Aku pun langsung ke ruangan bimbingan olimpiade untuk menyelesaikan soal persiapan tes sebelum olimpiade. Soalnya hanya 5 buah tapi jawabannya bisa sampai berlembar-lembar membutuhkan pemahaman yang ekstra.
Setelah 2 jam mengotak atik menjawab soal akhirnya selesai juga. Besok akan diberitahu hasil jawaban serta akan di sampaikan hal apa yang masih kurang dan harus dipelajari lagi. Tepat pukul 17.00 aku diperbolehkan pulang oleh guru pembimbing.
Aku pun setelah 2 jam baru sempat membuka hp tenyata ada pesan masuk dari Sigit “Aku masih rapat,
tunggu ya sebentar.” Pesan tersebut dikirim sekitar 5 menit yang lalu. Aku membalasnya “Iya, aku tunggu di dekat pos satpam ya.” Kukirimkan pesan tersebut melalui aplikasi hijau.
Hampir 20 menit aku menunggu Sigit selesai rapat, akhirnya selesai juga. Dari kejauhan ia menghampiriku, tampak di belakangnya Dewi memanggilnya namun Sigit abaikan. “ Maaf ya Rina cantik kamu nunggunya lama. Sebentar aku ambil motor dahulu ya , kamu tunggu sini saja.” Ujarnya.
Temannya Zaki pun berpamitan sama aku dan Sigit “ Git, kamu pulang sama Rina ya, hati hati aku duluan ya .”Sigit pun menjawabnya “ Iya Zak hati hati juga.”
Ternyata Dewi menghampiri Sigit, aku bisa melihatnya dari Sini. Entah apa yang dibicarakannya. Terlihat
jelas Sigit marah lalu mengabaikannya. Ada rasa cemburu di hati, tapi melihat sikapnya Sigit ke Dewi tampaknya omongan Sigit itu benar.
“Rin, kok melamun?” Sigit bertanya dengan memakaikan helm kepadaku. Kagetnya, ternyata Sigit Sweet
sekali. Tidak akan mungkin aku jujur kalau melamun mikirin Sigit dan cemburu padanya. “Iya, ini helm baru ya?” Aku bertanya kepadanya, apalagi ini hel warna pink.Sigit pun hanya tersenyum.
Dari jauh terlihat Dewi yang cemberut dan marah melihat Sigit memakaikan helm padaku. Hatiku sunggu
senang, ingin rasanya jingkrak-jingkrak namun aku gengsi dan malu untuk membuat selebrasi kemenangan. Betul kata Sigit “Mantan ya tetap Mantan, hempaskan saja ..hahaha.” aku jadi bicara sendiri dalam hati.
Selama di motor tidak ada percakapan apapun. Sungguh lelah capek dan pusing setelah di sekolah seharian
ulangan harian ditambah mengerjakan soal olimpiade. Tak terasa sudah sampai depan rumah. Pikirku betul juga yang Ira sampaikan kepadaku “kalau hati senang apalagi Bersama orang yang kita sayang waktu terasa sebentar.” Itu yang kurasakan, padahal waktu tempuh dari sekolah ke rumah lumayan, apalagi di jam pulang kerja bisa mencapai 1 jam waktu tempuhnya.
Sigit pun dengan cekatan membuka helmku “Rin, besok bada Dzuhur sudah di rumah ya. Ada pengurus Osis
juga besok yang bantu untuk merapihkan rumah. Sekalian kenalan sama Ibu dan Bapak ya Rin.”
“Kok bada dzuhur? Kan kita sekolah pulang ashar?” aku bertanya pada Sigit dengan heran. Sigit pun
heran dengan pertannyaanku “ Besok libur Rin, tanggal merah nasional. Kamu memang bintang kelas pikirannya sekolah mulu.” Sigit menjawab pertanyaanku dan mulai menstarter motornya.
“Astagfrullah, malu sekali aku. Bisa bisanya tiak tahu dan lupa kalau besok tanggal merah.” Pikirku
dan mulai masuk ke rumah. Aku pun langsung menegok Kembali ke arah Sigit “ hati hati di jalan dan makasih ya.” Sigit memberikan lambaian tangannya.
Saat aku masuk rumah dan hendak mandi serta solat Magrib, terdengar hp ku berisik sekali. Aku pun
penasaran aku buka, ternyata grup kelas sangatlah ramai, ada yang posting di grup kelas saat Sigit memakaikan aku hel di sekolah tadi. “Astagfirullah, “ aku pun langsung beristigfar.
Aku membaca komentar dari semua teman sekelasku, mayoritas mereka mendoakan aku dan Sigit. Bahkan digadang-gadang sebagai pasang couple tahun ini. Bahkan ada yang bilang “ Aku pikir, kutu buku ga pacaran ya?” Zaki memberikan komentar dan semua teman perempuanku langsung menyerang Zaki. Jadi lucu membaca komentar mereka. Komentar Sigit, “Doakan ya semoga kita
berjodoh.”
“Ha …Jodoh ?” jangan bilang kalian setelah SMA langsung nikah ya ?” komentar Ira. Aku pun hanya membalas komentar teman teman digrup “terima kasih ya teman-teman.”
Tanpa sengaja, aku liat status Sigit di Aplikasi Hijau “Foto saat sedang memakaikan helm padaku.”
Astagfirullah, aku langsung berteriak sampai mama ke kamarku “ Ada apa Rin,”
“Tidak ada apa-apa mama, hanya ada kecoa.mama kan tahu Rina takut kecoa.”Jawabkau pada mama. Mama
pun langsung mengingatkan untuk segera mandi dan solat magrib. Aku masih berpikir kenapa Sigit posting seperti itu Bersiap jadi trending topik nih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments