Jodohku
Masa yang paling indah adalah masa SMA. Kalimat itu sering diucapkan setiap orang. Memang betul apa yang diucapkan oleh orang lain, dikarenakan aku juga merasakan hal terindah saat SMA. Namaku Rina Gita, aku bersekolah di salah satu Madrasah Aliyah Negri atau setara dengan SMAN di Jakarta Timur. Aku termasuk siswa yang cerdas di sekolah dan di saat kelas X selalu juara kelas, sehingga pada kelas
XI IPA aku masuk di kelas unggulan. Semua siswa yang mendapatkan juara 1,2,3 dikelas X maka akan masuk di kelas XI IPA unggulan.
Aku adalah anak yang pendiam, jarang sekali untuk mengobrol dengan teman-teman terkecuali yang berkaitan dengan mata pelajaran aku akan selalu aktif untuk berpartisipasi agar nilaiku sempurna. Kelas XI IPA Unggulan ini semua siswanya terbaik dalam hal akademik, tentunyamembutuhkan usaha yang keras agar aku bisa mempertahankan nilaiku agar tetap bertahan pada peringkat 3 besar.
Ira adalah teman sebangku saat di kelas XI IPA Unggulan, ia anak yang ceria, supel dengan semua orang. Ira
orangnya latah setiap teman yang mengagetkannya ia akan latah dengan semua omongan akan diucapkannnya termasuk kata yang dianggap tabu. Aku pun terhibur dengan sikapnya dan menjadi nyaman rasanya di kelas ini,padahal kelas lain merasa kelas ini terasa angker berisi anak-anak pintar yang kutu buku serta bersaing antara satu dengan yang lainnya.
Setelah upacara Senin pagi, dan kebetulan guru PJOK berhalangan hadir dikarenakan sakit. Ira pun curhat kepadaku tentang sosok cowok yang ia sukai. “Rin, aku mau curhat nih !” aku pun yang tadinya sedang membaca novel langsung menengok dan serius menghadap ke Ira. “Iya ra, ada apa ? kamu ada masalah ? apa yang bisa aku bantu ?”.
Ira pun tampak malu untuk bercerita, awalnya ia ragu namun akhirnya ia cerita juga “ Rin, aku lagi suka dengan seseorang ?”. aku pun langsung meresponnya dengan mata terbelalak “ Ra, kamu suka sama siapa ? teman sekelas kita ?” rasa kepo ini langsung menjalar mencoba menebak siapakah orang yang disukai oleh
sahabatku ini.
“Ah, aku malu mau sebut Namanya, kira kira ia suka sama aku atau tidak ya? Rin, kamu janji ya jangan bilang sama yang lain,aku percaya sekali sama kamu Rin.” Aku pun langsung mengangguk menandakan setuju dan janji untuk menyimpan rahasianya. “ Orang yang aku suka, bukan teman sekelas kita , ia anak kelas sebelah kita yaitu anak XI IPS 1. Kamu pasti kenal lah Rin yang orangnya tinggi dan rumahnya dekat denganku.”
Aku langsung berpikir dan menebak siapa orang yang Ira Suka dan langsung menemukan nama Ahmad. “ Ra, kamu suka sama Ahmad ? Yakin Ra?” Ira pun langsung mengangguknya dan menandakan tebakanku benar adanya. Sebagai sahabat tentunya akun sangatlah mendukung Ira menyukai Ahmad, dikarenakan Ahmad sosok anak yang religius dan sangat baik kepada siapa saja.Tak lupa aku pun menasehati Ira untuk tetap fokus belajar dan Ahmad sebagai salah satu motivasi Ira untuk jadi yang terbaik di kelas, mengingat kelas kita adalah kelas angker..hehehe anaknya semua pintar.
Semenjak Ira dekat dengan Ahmad, aku pun mulai berjarak wajarlah Namanya juga sedang jatuh cinta dan berbunga-bunga hatinya. Aku pun mulai menyendiri dan hanya sibuk untuk membaca buku pelajaran ataupun buku novel sebagai hiburan. Di saat sedang menyendiri, temanku Ketua Osis terpilih yaitu Sigit mulai menghampiriku dengan duduk di bangku Ira saat jam istirahat. “ Rina sibuk ya ?” Sigit memulai pembicaraan. Aku pun menjawabnya sambil menutup buku novel yang sedang dibaca.” Tidak, hanya sedang membaca novel. Ada apa ya Sigit ?” Sigit pun tersenyum mendengarnya, ia pun mulai bertanya alamat rumah serta keadaan keluargaku. Tampak dari pintu kelas Ira dan Ahmad sedang memperhatikanku saat mengobrol dengan Sigit. Tak lama bel masuk berbunyi dan semua siswa Kembali ke bangkunya masing-masing untuk belajar Kimia dengan guru yang terkenal killer dikalangan anak IPA. Saat sampai dibangkunya Ira pun langsung meledekku “Ciye-ciye ada yang PDKT nih dengan ketua Osis kita yang paling ganteng, Rin kamu tahu Sigit itu punya mantan di kelas sebelah dan kayaknya mantannya itu si Nina masih suka deh … kamu harus hati-hati ya Rin.” Aku pun langsung memberikan jempol kepada Ira “Siap bu Ahmad .” Ira kaget dengan jawabanku dan langsung tertawa sehingga guru kimia langsung menegur kita berdua dikarenakan
berisik.
Semenjak Sigit mengobrol denganku saat jam istirahat, ia pun sering mendekatiku dengan mengajak mengobrol bahkan setiap lewat tempat duduk saya ia selalu tersenyum. Awalnya aku merasa tidak nyaman dengan sikap Sigit, namun teringat ucapan Ira bahwa jangan terlalu kasar untuk menolak seseorang . Ira pernah cerita tetangganya pernah disakiti oleh mantannya dengan cara mistis. Untuk itu aku pun bersikap biasa dan hanya membalasnya dengan alakadarnya saja. Ada perasaan takut, jangan sampai kejadian
tetangga Ira akan menimpa kepada diriku.
Aku tidak menyangka dengan apa yang ku dengar dari Sigit. Hari ini ada kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sekolah kami pun turut memperingatinya dengan kegiatan yang positif yaitu Tablig Akbar dengan memanggil seorang ustadz yang sering muncul di layar kaca. Saat aku mau pulang setelah kegiatan tersebut selesai, aku mengecek di aplikasi percakapanhijau ada chatt yang masuk dari Sigit yang isinya “Rin, setelah kegiatan Maulid tunggu aku sebentar ya di masjid sekolah, aku beres beres lapangan sekolah dulu
tidak lama kok.” Aku langsung membalasnya “ Ada perlu apa Git, aku mau pulang .” Setelah terkirim percakapanku, tanpa aku sadari Sigit sudah ada diparkiran dekat motorku, aku kaget sekali langsung
berucap “Astagfirullah, Sigit kamu mengagetkanku saja.” Sigit pun langsung meminta maaf kepadaku , ia pun memohon kepadaku untuk mau menunggunya. Aku tak tega melihat muka Sigit yang memohon, aku pun langsung mengiyakan “ Sigit aku tunggu kamu di masjid dekat Balai Rakyat ya, Aku tidak mau di masjid sekolah
rasanya tidak nyaman.” Sigit pun langsung tersenyum, sambal berlari ia berkata “Makasih, tunggu aku ya .”
Hampir 1 jam aku menunggu Sigit di Masjid dekat Balai Rakyat. Aku pun duduk di teras masjid tidak lama terdengar adzan Ashar, aku langsung berwudhu dan menunaikan Solat Ashar berjamaah. Saat aku keluar dari pintu masjid, Sigit langsung menghampiriku dan berkata” Aku Solat dulu ya Rin tunggu sebentar ya .” aku pun mengiyakan. Sambil menunggu Sigit, aku mulai membuka Al Quran dan membacanya. Tanpa aku sadari Sigit
menungguku sampai aku selesai tadarus. Aku pun langsung menyimpan Al quran kedalam tas.
“Maaf ya Rina, aku terlambat .Kamu menunggu sangat lama. Tadi sebelum pulang aku dipanggil Pembina Osis membahas kegiatan untuk Minggu depan.” Aku pun menjawabnya , “ Tak Pa, ada apa Sigit kamu mengajak ketemuan ?” Sigit pun mengajakku ke warung bakso tidak enak mengobrol di teras masjid dan aku langsung mengikutinya menuju warung Bakso di sebelah masjid. Sigit memesan 2 porsi bakso Urat dan 2 es teh manis, tidak lama pesanan kami datang. Saat makan Sigit langsung berbicara serius kepadaku.” Rin, ada yang mau aku sampaikan tapi kamu jangan marah ya.” Tatapan Sigit membuat aku jadi salah tingkah bahkan hati ini tiba-tiba menjadi deg-degan entah perasaan apa yang aku alami dan belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.
Sigit langsung mencurahkan isi hatinya, aku pun tidak fokus dengan bakso urat yang terkenal sangat enak
dikalangan teman temanku.” Rin, apakah aku boleh mengenalmu lebih dekat ?. Jujur dari bulan Juli saat aku tahu kamu sekelas denganku aku sudah mulai menyukaimu, ada perasaan nyaman di saat dekat denganmu. Aku ingin jadi teman terdekatmu saat ini.”
Jujur aku bingung harus menjawab apa. Rasanya mulut ini pun kaku tidak bisa berkata apapun. Cukup lama aku terdiam, hingga akhirnya Sigit bertanya Kembali “Gimana Rin, apa jawabanmu ?” Dengan tertunduk malu aku pun hanya bilang “Beri aku waktu ya Git, aku bingung.” Sigit pun langsung menanyakan Kembali “ Berapa lama ? kapan aku mendapatkan jawabannya ?” Otakku yang biasanya berpikir untuk menghitung soal matematika sangatlah cepat , ini mendadak kaku tidak bisa berpikir hanya bingung dan melamun. “Seminggu ya Git, Jumat depan setelah pulang sekolah, aku tunggu di warung bakso ini.” Mendengar jawabanku, Sigit langsung ceria dengan lahapnya ia menghabiskan bakso, bahkan ia sampai menambah baksonya menjadi 2 porsi entah karena kelaparan ataupun karena rasa senang.
Selama perjalanan pulang menuju rumah, fokusku ambyar hampir saja terserempet angkot dikarenakan masih memikirkan apa yang disampaikan oleh Sigit. Sampai di rumah pun, aku langsung masuk ke dalam kamar. Ibu yang sedang menyapu halaman jadi bingung kenapa anaknya tidak mengucapkan salam ataupun mencium tangan ibu. Ibu pun langsung menghentikan menyapu halaman dan langsung menuju kamar Rina.”Rin, kamu kenapa nak?kamu sakit ?”Rina hanya menggelengkan kepala dan langsung menuju kamar
mandi untuk mandi.
Setelah kejadian itu aku selalu menghindari untuk kontak langsung dengan Sigit, ada perasaan yang bingung serta malu saat bertemu dengannya. Setelah 6 hari berpikir dan bingung dengan perasaan ini serta apa yang harus memberikan jawaban apa kepada Sigit. Aku tidak berani cerita kepada Ira, bukannya tidak percaya kepada Ira hanya saja aku malu sekali untuk cerita. Akhirnya malam hari sebelum aku memberikan jawaban kepada Sigit, aku memberanikan diri untuk bercerita kepada Ibu. Aku menangis menceritakan semuanya, setelah itu perasaan ini terasa lega sekali, padahalsudah 6 hari ini dada terasa sangatlah sesak seperti ada yang menghimpitnya. Ibu pun langsung memelukku “ Ibu tidak melarang kamu dekat dengan Sigit, kalian masih sekolah jadikan perasaan itu sebagai motivasi untuk lebih berprestasi serta jaga diri Rina dengan baik hindarilah hal yang dilarang oleh agama ataupun norma.” Aku pun langsung membalas pelukan ibu dengan sangat dan berkata “Terima kasih ibu dan pesan ibu Rina akan ingat selalu/”
Hari ini aku memberikan jawaban kepada Sigit, saat pulang sekolah aku langsung menuju warung bakso. Ternyata Sigit sudah berada di sana , tampak bakso dan es teh manis sudah tersedia. Aku pun langsung tersenyum dan menuju ke meja Sigit. “ Maaf ya , kamu sudah menunggu lama ya. Tadi aku dan Ira membahas tugas kelompok yang akan dikumpulkan pada hari Senin nanti.” Sigit pun hanya tersenyum. Dengan keberanian ekstra , padahal hati ini rasanya tidak karuan seperti jantung ini mau copot aku memulai pembicaraa. “ Git, setelah aku pikir-pikir selama 6 hari ini, dengan berat hati bukan begitu maksudku aku mau jadi teman dekatmu kok.” Sigit pun tiba-tiba langsung berteriak Alhamdulillah sehingga para pengunjung warung bakso lainnya melihat ke arah kami , rasanya malu sekali mukaku sudah merah seperti udang rebus. “Astagfirullah, Sigit kecilkan suaramu, malu semua orang melihat kita.” Aku pun menyampaikan pesan Ibu ke sigit “Ibu mengizinkan aku dekat dengan kamu dengan syarat nilaiku tidak boleh turun dan kita harus menjaga kesopanan , moral dan agama.” Sigit dengan sigap menjawabnya “ Siap 86 Rin,makasih ya Rin semoga kita langgeng ya.” Aku langsung terbelalak hah langgeng ?? udah kayak orang nikah.
Ada rasa bangga dan senang disukai oleh ketua Osis yang ganteng, pintar serta soleh. Incaran makhluk Wanita di sekolah, baik teman seangkatan, kakak kelas ataupun adik kelas. Pastinya kedekatan aku dan Sigit banyak orang tidak akan menyukainya, aku pun harus Bersiap dengan lapang dada omongan netizen julid kenapa Sigit suka kepadaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments