Malam harinya, di kamar. Dita memainkan kalung yang di berikan oleh Raka. Hatinya begitu berbunga-bunga. Dita sudah tidak sabar dengan pinangan Raka. Raka pun sudah menabung dari uang menyanyinya untuk membelikan Dita rumah yang sederhana. Raka adalah seorang yatim piatu dan selama ini tumbuh di panti asuhan. Untuk menyambung hidupnya, Raka menggunakan suaranya untuk mendapatkan uang. Karena Raka adalah mahasiswa yang pintar, dia selalu mendapatkan beasiswa saat sekolah, bahkan saat kuliah sekalipun. Kesederhanaan lah, yang membuat Dita jatuh cinta pada Raka. Tiba-tiba lamunan Dita buyar, saat Mamanya mengetuk pintu kamarnya.
" Dita, ayo kita makan malam." Teriak Bu Sari, Mama Dita.
" Iya, Ma. Sebentar lagi Dita turun." Sahut Dita.
" Cepat ya, Papa mau bicara sama kamu." Kata Bu Sari.
" Iya, Ma." Jawab Dita. Dita segera merapikan bajunya dan segera beranjak dari tempat tidur lalu menuju ruang makan. Disana sudah menunggu Pak Wijaya, Papa Dita. Pak Wijaya dengan tubuh yang gagah serta kumis tebal bak Pak Raden, hehehe. Keluarga Dita sendiri memiliki keturunan darah biru dari kakek buyutnya, dari Kerajaan Majapahit. Untuk itu, sampai detik ini Pak Wijaya selalu menjunjung tinggi adat istiadat serta tradisi dari leluhurnya. Pak Wijaya dan Bu Sari sama-sama berdarah Jawa, karena bisnis Pak Wijaya yang berkembang pesat, maka harus pindah ke kota. Dan beruntunglah Dita di lahirkan saat orang tua Dita pindah ke kota. Setidaknya cara berfikir Dita lebih modern dan tidak kuno dengan tradisi yang di junjung tinggi keluarganya.
" Cah ayu, piye kuliah mu?" tanya Bu Sari dengan bahasa Jawa. Pak Wijaya dan Bu Sari, masih sering menggunakan bahasa campuran Indonesia dan Jawa.
" Lancar kok, Ma. Sebentar lagi Dita lulus, Ma."
" Baguslah, sebentar lagi kamu lulus. Semakin cepat, semakin baik ya, Ma." Sahut Pak Wijaya.
" Berarti Dita di ijinin pacaran dong?" tanya Dita antusias.
" Untuk apa pacaran, Nduk. Nikah aja langsung, nggak baik kelamaan pacaran." Imbuh Bu Sari. Kalimat Bu Sari sungguh membuat Dita bahagia. Membuatnya ingin memperkenalkan Raka pada keluarganya. Dita pun menyantap makan malamnya dengan lahap karena sangat bahagia berharap mendapat lampu hijau dari kedua oang tuanya.
" Lebih baik saat selesai wisuda saja, sekalian kita rayakan. Biar semuanya plong." Kata Pak Wijaya.
" Iya, Pa." Jawab Dita singkat. Apa yang Dita pikirkan berbeda jauh dengan yang dia harapkan. Selama ini orang tua Dita membebaskan Dita untuk menikmati masa remajanya, bergaul dengan siapa pun di bebaskan namun untuk urusan pasangan hidup, orang tua Dita sudah menyiapkan pasangan untuk Dita. Yang sama-sama memiliki darah biru.
🌻🌻🌻🌻🌻
Keesokan harinya, di ujung jalan. Raka sudah menunggu Dita dengan vespa tuanya. Setiap kali keluar rumah, Dita selalu mengendap-endap supaya orang tuanya tidak curiga. Dan selalu beralasan ingin naik taxi, angkot, ojek online, atau bus.
" Door !" seri Dita sambil menepuk keras bahu Raka.
" Pagi, matahariku?" Sapa Raka dengan romantis.
" Matahari? Panas dong aku?" celetuk Dita.
" Kamu ini bisa aja. Ayo cepat naik." Pinta Raka. Dita segera duduk di jok belakang sambil melingkarkan tangannya di pinggang Raka.
" Oh ya kapan aku boleh ke rumah kamu?"
" Setelah wisuda aja ya. Semalam Papa dan Mama udah bahas itu. Ya katanya sih nggak usah pacaran lama-lama, mending suruh nikah aja. Apa orang tua aku diam-diam tahu hubungan kita ya. Aku kok deg-degan ya."
" Semoga semuanya memihak pada niat baik kita ya sayang?"
" Amin." Jawab Dita penuh harap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Sriza Juniarti
ternyata bagus...jeng🥰💕💕
2022-12-20
0
indah auliya
lanjuttt
2021-03-29
0
Virgo Girl
like
2020-10-12
0