Tidak Sejalan

"Ayo, aku ingin sekali menghirup udara bebas!"

Anyelir berjalan mendahului pelayan yang selalu ada di dekatnya, tentu saja bukan karena keinginannya, melainkan perintah langsung dari Putra Mahkota.

Keduanya berjalan menyusuri lorong istana yang sangat mewah dan megah, pilar pilar tinggi berwarna emas semakin membuat istana ini begitu memukau.

Hingga tidak lama akhirnya Anyelir sampai di taman belakang istana Al Faruq yang ternyata menyimpan banyak keindahan. Berbagai jenis bunga bungaan tertata dengan rapih, mulai dari gerbang taman hingga jauh keujung yang pasti akan sedikit membuat kedua kaki sangat princess pegal nantinya.

Namun jarak yang cukup jauh serta luas itu tidak membuat niat Anyelir terhenti, gadis bergaun panjang itu perlahan melangkahkan kedua kakinya, mata sebiru lautan nya itu terus saja memindai ke setiap penjuru taman outdoor ini.

Indah dan cukup membakar, karena sinar matahari menerpa secara langsung tanpa ada penghalang apa pun.

"Tuan Putri, apa anda membutuhkan pa,"

"Tidak perlu! Aku cukup menikmati sinar matahari hari ini. Kau mau tetap disini atau ikut dengan ku?" tanpa berniat meloneh Anyelir terus saja berbicara pada pelayannya.

Sang pelayanan terlihat menggeleng pelan, sepertinya kali ini dia akan membiarkan calon istri majikannya menikmati waktu sendiri.

"Saya akan tetap disini jika Tuan Putri tidak keberatan. Nikmati waktu anda Tuan Putri," sahutnya pelan dan sopan.

Kali ini Anyelir menoleh, sudut bibirnya perlahan terangkat, dengan cepat dia melangkah karena menurutnya ini adalah hal langka sejak seminggu terakhir.

Bebas lepas dari pengawasan Sang pelayan yang sering membuatnya ingin selalu mengurung diri didalam kamar.

Anyelir terus saja tersenyum, aroma wanginya bunga membuat rongga dadanya melebar, terasa ringan sekali. Bahkan tanpa ragu Sang princess membelai satu persatu kelopak bunga yang dia lewati saat ini, aroma bunga mawar kian menerpa hidungnya kala dirinya melewati ratusan bunga mawar yang tengah bermekaran.

Anyelir bahagia karena bebas dari pelayan itu, sedangkan Sang pelayan terlihat tengah mengotak atik ponselnya lalu mengarahkan nya pada Anyelir. Dia mengambil potret Sang princess yang sedang berbahagia, lalu mengirimkannya pada seseorang.

Yang Mulia E 📲 picture {Princess sedang berada di taman belakang, dia terlihat bahagia sekali saat saya bebaskan, Yang Mulia}

Setelah mengirimkan pesan itu dia kembali memasukan ponselnya ke dalam kantung celemek yang dipakai nya. Kedua mata Sang Pelayan terus saja mengawasi Anyelir dari kejauhan, dia membiarkan Sang princess berbuat sesuka hatinya hari ini.

Bahkan saat gadis cantik bermata biru itu mendudukkan diri di atas bunga, dia membiarkannya. Anyelir terus saja tersenyum sembari memejamkan kedua matanya, menikmati semilir nya angin yang menerpa wajahnya. Namun tidak lama netra itu kembali terbuka, bergerak pelan menelisik ke setiap area yang akan dia jelajahi hari ini.

Dahi Anyelir mengerut kala matanya menangkap sesuatu yang menurutnya aneh. Tidak jauh darinya ada sebuah tembok tinggi menjulang, tapi permukaannya banyak di penuhi oleh sesuatu yang tidak rata.

Terlihat seperti area panjat tembok

Kedua mata Anyelir melebar, dia bangkit sembari menepuk bokongnya guna menghilangkan kotoran yang menempel disana. Kedua kaki telanjangnya berlari kecil menuju tempat itu, matanya terus saja menatap penuh rasa penasaran. Namun saat dirinya sedikit lagi sampai, Anyelir menghentikan laju kakinya di kala melihat seseorang datang dengan membawa sebuah ransel di pundak nya. Orang yang beberapa hari ini sering dia lihat dari kejauhan.

Pangeran Kedua

Tapi untuk apa pria itu kemari? Apa yang akan dia lakukan didekat tembok tinggi yang-

Mulut Anyelir menganga lebar saat melihat Pangeran Kedua membuka kaos yang dipakai nya, lalu mulai memanjat tembok setelah memasangkan tapi pengaman di area pinggangnya.

Sang princess dapat melihat punggung lebar berotot nan sexy berwarna coklat yang memukau itu secara langsung. Seakan terhipnotis, dia sama sekali enggan beranjak dari sana atau sekedar memalingkan wajahnya ke arah lain, padahal sekarang otaknya tengah berteriak untuk pergi dari sana namun hati tidak mengizinkan nya.

RELA DAH LIATINNYA AMPE GUMOH🤣🤣🤣🙈🙈

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***