Di Kediaman Keluarga Aiden Graham, tiga puluh menit sebelumnya,
"Dad?" Tristan bertanya tanya karena melihat Aiden telah menggunakan setelah jas.
"Kamu bersama Aunty Is dulu ya, Dad harus pergi sebentar," waktu sudah menunjukkan pukul enam. Belum lama tadi, Aiden mendapatkan telepon dari Ivander bahwa salah satu klien bisnis mereka mengadakan pesta ulang tahun.
"Apa aku tak bisa ikut? Aunty Fre belum pulang," pinta Tristan memelas.
Aiden setengah berlutut kemudian memegang bahu Tristan, "Dad harus menemui seseorang dulu, tak akan lama. Tristan putra Daddy yang kuat dan berani kan? Sebentar lagi Aunty Fre juga pasti pulang," ucap Aiden.
Dipuji kuat dan berani oleh ayahnya, membuat Tristan bersemangat. Ia pun tersenyum dan menganggukkan kepala. Tristan mengijinkan dan membiarkan ayahnya pergi. Setelah nanti Dad Aiden pulang, begitu juga dengan Aunty Fressia, ia akan mendapatkan pujian dari keduanya.
Tristan akhirnya naik ke lantai atas dan masuk ke kamar tidurnya setelah mendapat ciuman dari Dad Aiden. Aiden tersenyum saat melihat putranya tak membantah permintaannya. Ia melihat jam di pergelangan tangannya dan merasa heran karena Fressia belum juga kembali, padahal matahari sudah tenggelam dan hari mulai beranjak malam.
"Ke mana dia pergi?" gumam Aiden.
Ivander datang menjemput Aiden, dan mereka akan pergi bersama sama ke acara perayaan ulang tahun rekan bisnis mereka.
Tak sampai tiga puluh menit, Aiden telah sampai. Ia sedikit menautkan kedua alisnya saat melihat foto yang terpajang di dekat pintu masuk. Ia menoleh ke arah Ivander dan Ivander pun mengerti apa yang ditanya oleh Aiden.
"Yang berulang tahun hari ini adalah kekasih Tuan Wang," ucap Ivander.
"Kalau aku tahu yang berulang tahun adalah kekasihnya, seharusnya aku tak perlu datang ke sini, Van. Lain kali, sortir lagi hal hal semacam ini, jangan semua diterima," ucap Aiden.
"Baik, Tuan. Maaf."
Aiden dan Ivander pun masuk ke dalam ruang acara bersama sama. Aiden melihat ke sekeliling di mana ternyata banyak sekali wanita wanita muda yang ia yakini pasti undangan dari kekasih Tuan Wang.
Seharusnya aku menemani Tristan saja di rumah. - batin Aiden.
Aiden bersama Ivander pun berjalan ke arah panggung. Di sana terlihat Tuan Wang berdiri bersama kekasihnya, menerima ucapan selamat dan tentu saja hadiah.
Ia pun naik ke atas panggung setelah ikut mengantri bersama para tamu yang lain. Aiden bahkan sedikit berdecak karena melihat acara perayaan ulang tahun itu lebih mirip acara resepsi pernikahan.
Saat sampai di atas panggung dan mendapat giliran bersalaman, Aiden pun mendekati Tuan Wang. Setidaknya ia sudah setor muka yang menyatakan bahwa ia datang untuk mengapresiasi undangan yang diberikan.
"Terima kasih atas undangannya, Tuan Wang. Selamat ulang tahun, Nona," ucap Aiden.
"Terima kasih juga atas kehadiran anda di sini, Tuan Aiden. Kami sungguh tersanjung anda menyempatkan waktu untuk hadir di sini," ucap Tuan Wang.
Lucia yang berdiri di samping Tuan Wang, menatap kagum saat melihat Aiden. Ia bahkan tersenyum cantik, siapa tahu bisa membuat pria di hadapannya itu luluh dan menjadikannya kekasih. Ia sudah bosan dengan Tuan Wang yang menurutnya sudah tua.
Aiden tak suka dengan tatapan yang diberikan oleh Lucia. Ia benci dengan wanita yang begitu mudahnya berpindah dari satu pria ke pria lain. Jenis wanita seperti ini tak akan bertahan lama karena ia pasti akan mencari yang baru jika sudah bosan dengan yang lama.
Ivander menghampiri Tuang Wang dan juga Lucia. Ia menghadiahi Lucia sebuah tas mewah keluaran terbaru. Tentu saja Aiden tak tahu hadiah apa yang diberikan oleh Ivander karena ia memang tak terlalu peduli. Bahkan siapa yang berulang tahun saja, ia baru tahu saat sampai di lokasi.
Aiden turun dari panggung terlebih dahulu. Ia ingin segera meninggalkan acara tersebut karena ia memang merasa tak nyaman. Namun, matanya menangkap sosok seorang wanita yang ia kenal, sedang sibuk memilih milih makanan.
Fressia? - batin Aiden.
Aiden mengepalkan tangannya karena Fressia tak memberitahunya bahwa ia akan datang ke acara seperti ini. Pengasuh putranya itu hanya meminta izin untuk mengunjungi keluarganya, tapi malah bersenang senang di sebuah pesta.
Masih dengan rasa geram di hati, Aiden kembali diperlihatkan dengan adanya seorang pria yang mendekati Fressia. Pria itu tampak cukup berumur dengan gaya perlente.
Aiden berjalan mendekati keduanya karena ingin tahu apa yang keduanya bicarakan.
"Nona," sapa seorang pria di dekat Fressia.
Fressia yang merasa tidak mengenal siapa pun di acara tersebut pun diam saja, karena merasa bukan dirinya yang dipanggil atau pun disapa. Tapi tiba tiba suara itu kembali terdengar, bersamaan dengan rasa sakit di pergelangan tangannya.
"Nona! Saya itu memanggil anda," ucap pria itu.
Fressia langsung menghempaskan pegangan itu dan memundurkan tubuhnya agar sedikit menjauh.
"Maaf, Tuan. Saya tidak mengenal anda," ucap Fressia.
Pria itu tertawa kecil, kemudian melangkah lebih dekat lagi dengan Fressia.
"Justru itu, saya ingin kita saling mengenal. Kamu pasti teman Lucia kan? Kenalkan, namaku Dalton. Dalton Brown."
"Salam kenal, Tuan. Saya permisi dulu," tak ingin dianggap tak sopan, Fressia pun menjawab. Ia ingin segera menghindar dari sana.
"Tunggu, Nona!" sekali lagi Dalton menggenggam pergelangan tanga Fressia dengan kasar, kemudian berniat membawanya dengan ke luar ruangan. Fressia berusaha melepaskan cengkeraman tangan yang sangat erat tersebut, tapi ia tak mampu.
"Tuan, lepaskan aku," pinta Fressia. Ia terus melihat ke dalam, mencari Karen. Namun, tak terlihat sosok Karen sama sekali.
Karen, tolong aku. - batin Fressia.
"Cepatlah, aku sudah tidak tahan!" Dalton terus menarik Fressia. Bahkan Fressia sempat terjatuh saat Dalton menariknya dengan kasar. Beberapa tamu yang mereka lewati melihat kearah keduanya. Namun, tak ada seorang pun yang berniat untuk menolong karena mereka berdua dianggap sebagai sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
Aiden yang tadi sempat kehilangan Fressia, kini melihat wanita itu sedang ditarik menuju pintu keluar. Tanpa diberi tahu pun, Aiden tahu apa yang diinginkan pria itu dari Fressia.
Dengan langkah sedikit lebar dan cepat, Aiden menghampiri. Matanya menatap tajam ke arah pria bernama Dalton.
"Lepaskan dia!" teriak Aiden.
Fressia yang mendengar suara majikannya pun menoleh, begitu juga dengan Dalton yang mendengar suara keras. Beberapa orang tamu di sana juga melihatnya karena apa yang mereka lakukan begitu menarik perhatian. Dalton menatap tajam pada Aiden. Ia memang sedikit mabuk karena meminum alkohol di pesta tadi.
"Memangnya siapa kamu, hingga aku harus melepaskan wanita ini? Apa jangan jangan kamu mau bermain dengannya juga? Tunggu giliran saja, aku antrian pertama," ujar Dalton.
Bughhh
Aiden langsung memukul Dalton dan menarik pergelangan tangan Fressia yang sebelah lagi, hingga terlepas dari Dalton.
"Ia adalah tunanganku!" ucap Aiden mengakui Fressia.
🧡 🧡 🧡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Patrish
👍🏻👍🏻❤❤
2025-01-13
0
Ria Nasution
wow amazing
2023-05-24
1