Sepanjang makan malam tidak ada satu orang pun yang bersuara termasuk Kiana. Kiana tentu saja tidak berani mengangkat suara dan hanya menundukkan kepala sambil makan.
Arfan melirik Kiana sekilas lalu menatap Asisten Kai.
"Kai!" panggil Arfan
"Iya Tuan?" asisten Kai mendongak menatap bos nya.
"Ini kamu yang masak?" tanya Arfan.
Asisten Kai melirik Kiana dan Kiana pun melirik pada Asisten Kai.
"Awalnya memang Saya yang masak tuan tapi selebihnya Nona Kiana yang melanjutkan masak yang lain nya. apa ada masalah Tuan?" Asisten Kai menatap serius pada Arfan.
"Tidak. setelah ini kamu ikut aku ke kamar Kai. ada yang harus aku bicarakan sama kamu" ujar Arfan yang tidak ingin memuji masakan nya Kiana. Arfan melirik Kiana sekilas lalu berdiri.
"Tuan sudah selesai?" tanya Asisten Kai demi melihat isi piring milik Arfan sudah kosong tak tersisa.
"Aku sudah kenyang. Kiana terimakasih atas masakan nya!" Arfan menatap Kiana
Kiana mendongak dan mengangguk.
Arfan pun beranjak ke kamar nya."Kai aku tunggu!" ujar Arfan
"Iya Tuan!" jawab Asisten Kai.
Asisten Kai hendak membereskan meja makan dan piring kotor bekas makan dirinya dan juga bekas majikan nya. namun Kiana dengan sigap menahan pergerakan Asisten Kai dan mengambil alih untuk membereskan semuanya.
"Biar saya saja Pak. bapak sudah di tunggu sama Pak Arfan" ujar Kiana.
"Terimakasih Nona, tidak apa-apa saya bisa bantu Nona Kiana dulu" ujar Asisten Kai lalu membawa piring kotor itu ke wastafel.
"Nggak apa-apa Pak, biar saya saja. saya sudah biasa kok mengerjakan pekerjaan seperti ini!" ujar Kiana.
"Kai!" Seru Arfan memanggil Asisten kai dengan suara lantang terdengar.
Kiana dan Asisten Kai pun menoleh ke belakang mengikuti sumber suara Arfan yang terdengar dari dalam kamar nya.
"Nah kan Pak Arfan sudah memanggil loh Pak!" Kiana menoleh pada Asisten Kai.
Asisten Kai pun mengangguk dan menyerahkan pekerjaan dapur pada Kiana. Asisten Kai lalu beranjak masuk ke kamar Bos nya.
"Lama banget sih Kai" Arfan memasang wajah garang menatap Asisten Kai setelah Asisten Kai masuk dan menutup pintu kembali.
"Ma'af Tuan, tadi bantuin Nona Kiana dulu sebentar?" ujar Asisten Kai lalu duduk di hadapan Arfan.
"Perhatian banget kamu sama Dia!" cetus Arfan
"Hah?" Asisten Kai bingung menanggapi bos nya "Saya hanya kasihan saja sama Nona Kiana Tuan, tidak lebih!" ujar Asisten Kai.
"Baguslah. kamu memang tidak boleh melebihi dari sekedar kasihan saja. Aku ada tugas khusus buat kamu Kai!" Arfan menatap serius pada Asisten Kai.
"Apa itu Tuan?" tanya Asisten Kai.
"Besok kita akan datang menemui orangtua Kiana, aku akan membantu melunasi hutang orangtuanya. Tapi aku harus menikahinya Kai" Arfan memalingkan wajah nya ke samping menghindari tatapan Asisten Kai.
Asisten Kai melebarkan bola matanya menatap Bos nya. Asisten Kai begitu kaget dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh Arfan.
"Tuan jangan Bercanda. ini sangat tidak lucu Tuan!" Asisten Kai masih tidak percaya dengan keputusan Bos nya yang mendadak.
"Apa aku terlihat sedang bercanda?" Arfan menatap tajam pada Asisten Kai.
"Tapi Tuan. Apa Nona Kiana mau menikah dengan Tuan, dan atas dasar apa Tuan tiba-tiba ingin menikahi Nona Kiana yang bahkan belum ada sehari Tuan mengenal nya!" ujar Asisten Kai tidak habis pikir.
Arfan menghela nafas panjang. Arfan pun menjelaskan tujuan nya menikahi Kiana adalah semata untuk melindungi gadis itu dari tawanan Juragan tua bangka Itu, Arfan merasa dirinya harus melindungi dan menjaga gadis itu. entah apa yang membuat Arfan begitu yakin ingin menikahi Kiana. mungkin kah hanya karna rasa kasihan.
Asisten Kai mengangguk-anggukan kepala mengerti dengan rencana Bos nya yang menurutnya memang sedikit masuk akal. namun Asisten Kai menangkap lain dari gelagat bos nya itu.
Asisten Kai mengiyakan saja apa yang di perintahkan oleh bos nya.
"Jadi Tuan akan menikah siri dulu dengan Nona Kiana?" tanya Asisten Kai
"Iya. Setelah kita pulang ke jakarta nanti. aku akan meresmikan pernikahan itu" jawan Arfan dengan yakin.
"Ma'af Tuan apa itu sama saja Tuan membeli Nona Kiana untuk di jadikan Istri dengan imbalan Tuan akan melunasi hutang orangtuanya. lalu Apa bedanya Tuan dengan Juragan Burhan itu?" Asisten Kai tanpa Sadar telah mencibir bos nya membuat Arfan mendelik menatap Asisten Kai.
"Kamu ngomong apa Kai. jelas beda lah. tentu saja Kiana lebih mau dengan ku di banding dengan tua bangka itu!" Arfan memukul bahu Asisten Kai dengan keras membuat asisten Kai mengaduh.
"Ma'af Tuan. tapi pernikahan itu kan bukan sebuah permainan Tuan. apa lagi menikah tanpa dasar cinta" Asisten Kai mencoba menasehati bos nya.
"Tahu apa kamu tentang Cinta, kayak pernah pacaran aja!" Cetus Arfan tanpa filter
Asisten Kai pun terdiam tersenyum miring dan menghela nafas.
"Sudah lah Kai, ikuti saja apa yang aku perintahkan. siap kan Uang nya!" Arfan tidak mau lagi di bantah.
"Baiklah Tuan!" Asisten Kai akhirnya menurut tanpa berani mencegah lagi
Asisten Kai keluar dari kamar Arfan untuk segera mengurus uang yang akan di berikan kepada orangtua Kiana untuk melunasi hutang-hutang nya.
Asisten Kai menghentikan langkah nya Saat Melihat Kiana masih beres-beres di dapur.
Ada Rasa kasihan pada Kiana yang entah bagaimana nanti nasib nya setelah menikah dengan bos nya. Asisten Menatap kasihan pada Kiana namun tidak berani untuk bertindak apapun.
Asisten Kai pun beranjak keluar dari Apartemen.
Kiana Yang sudah selesai dengan urusan nya di dapur. segera masuk kamar untuk mengistirahatkan tubuh nya yang terasa lelah.
Namun setelah di dalam kamar Kiana lagi-lagi kepikiran dengan kedua orangtuanya. Kiana tidak bisa menghubungi keluarga nya karna ponsel nya terjatuh di jalanan.
Kiana menghela nafas panjang lalu keluar kembali. Kiana berharap Arfan berada di luar kamar agar dirinya bisa mencoba meminjam ponsel nya untuk mengabari orangtuanya.
Secara kebetulan Arfan pun keluar dari kamar nya menutup pintu. Arfan menoleh pada Kiana yang juga baru saja menutup pintu hendak keluar.
"Belum tidur?" tanya Arfan menatap datar pada Kiana.
Kiana menggelengkan kepala sambil menekan bibir bawah nya. Lidah nya terasa kelu hanya sekedar meminta ijin untuk meminjam ponsel Arfan. Kiana tidak berani namun dia butuh berkabar pada Orangtuanya.
Kiana Menghela nafas dan memberanikan diri mendekati Arfan yang sudah duduk di sopa ruang tamu.
"Ma'af Pak!" Kiana tercekat dan lagi-lagi menghela nafas berat.
Arfan mendongak ke arah dimana Kiana berdiri di samping nya.
"Ada apa?" tanya Arfan menatap Kiana.
"Saya, mau pinjam handphone bapak sebentar boleh?" Kiana dengan Hati-hati meminta ijin.
Arfan melirik ponsel nya yang sedang dia pegang.
"Kamu mau pakai?. Silahkan pakai saja" Arfan memberikan ponsel nya pada Kiana dan menyuruh nya untuk duduk.
Kiana pun Duduk di sopa di hadapan Arfan. Arfan memperhatikan wajah Kiana dengan tatapan dalam. entah kenapa Arfan selalu merasa hatinya bergetar setiap kali dirinya menatap gadis malang itu.
Arfan pun menundukkan kepalanya memalingkan wajah nya pada Saat Kiana kebetulan menatap nya.
***
Ada apa dengan Arfan?.
Tunggu up selanjutnya ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments