Ch 16

CPT 16

9 Tahun yang lalu.

Di suatu rumah yang kecil dan sederhana hiduplah sebuah keluarga yang hidupnya sangat pas-pas an,

Nama mereka adalah Gian dan Feni.

Mereka berdua menikah dan memiliki dua anak yang bernama Erina yang masih berumur 10 Tahun dan Eri yang belum genap 1 tahun.

Gian dan Feni bekerja sebagai Hunter dan mereka masih berada di Lantai 30, Gian memiliki Atribut Api sedangkan Feni memiliki Atribut Es.

Mereka sangat bahagia walaupun ekonomi keluarga itu sangatlah pas-pas an.

Lalu di siang bolong , terlihat Erina yang berlari kedalam rumah dan terlihat bersemangat seakan dia ingin meminta sesuatu kepada Orang tuanya.

"Ibu, Ayah!" Teriak Erina yang memanggil Ayah dan Ibu nya.

Terlihat Ibu dan Ayah nya sedang bermain dengan Eri yaitu adik Erina.

"Ada apa Erina sayang~" Feni menjawab dengan tersenyum hangat.

"Anu... Ibu, Ayah! Aku ingin Ibu dan ayah membelikan sebuah Pedang seperti ini!"

Erina menunjukan sebuah kertas lalu terlihat gambar pedang yang berwarna Merah dan Putih. Dia menumukan kertas itu di tengah jalan.

"Hm... " Lalu Gian melihat gambar itu, tetapi di situ ada harga di bawah gambar pedang itu yaitu 250.000 Grie.

Lalu Gian memperlihatkan kertas itu ke Feni yang sedang menggendong Feni.

mereka berdua saling menatap dan mereka berbisik-bisik dengan apa yang di minta Erina.

Lalu setelah itu Gian mendekati..

"Erina, maaf Ibu dan Ayah tidak bisa membali itu. Tolong yang lain saja ya.." Gian mengucapkan itu dengan lembut.

"Tidak! Aku maunya itu, Ayah dan ibu kan sudah janji kepadaku! Ayah dan ibu bilang bahwa hari ini Erina boleh meminta apa saja!"

"Ayah,ibu Pembohong! Aku benci kalian!"

Lalu Erina berlari ke dalam kamar sambil menangis. Erina belum tahu bahwa 250.000 Grie adalah uang yang sangat banyak, sangat sulit untuk mendapatkan uang sebanyak itu dalam beberapa hari.

Ayah dan Ibu Erina hanya bisa mendapatkan 120.000 Grie dalam 1 bulan, tetapi itu juga jika mereka lebih bekerja keras lebih dari biasanya.

Sedangkan Fani dan Gian hanya merasa sedih karena mereka tidak bisa memberikan sesuatu yang di inginkan anaknya. Sedangkan Eri masih saja bermain dengan Ibunya.

Di malam harinya, Erina masih saja berada di dalam kamarnya dan tidak mau keluar sama sekali. Dia tidak mau makan siang ataupun malam.

Lalu Gian pun memasuki kamar Erina yang cukup kecil. Erina yang melihat itu langsung memalingkan wajahnya ke sisi lain.

Lalu Gian duduk di dekat Erina yang sedang berbaring yang sedang memasang muka jengkel tapi dia memalingkan wajahnya di sisi lain. Sehingga Gian tidak melihatnya, tetapi Gian tetap mengetahui nya bahwa anaknya masih marah kepadanya.

Pluk Pluk!

Gian menepuk tangan lengan Erina.

"Erina, apa kau tidak makan malam?" Tanya Gian yang merasa khawatir.

"...." Erina menghiraukannya.

"Ayah tahu ,bahwa ayah telah berjanji kepada Erina akan membelikan apapun yang di inginkan Erina hari ini."

"Tapi Ayah belum mampu membelikan itu."

Erina menghiraukannya.

"Hm... Erina , Ayah akan membelikan itu"

Setelah mendengar itu, Erina langsung semangat dan langsung bangun.

"Benar?" Ucap Erina.

"Benar, Tapi Erina besok harus menjaga Eri ya seharian. Karena Ayah dan Ibu akan pergi ke dalam Dungeon untuk mencari uang untuk mencari uang."

"Jadi Erina harus janji, Erina besok harus bermain dan menjaga Adik Erina ya."

"Nanti Ayah dan Ibu akan membelikan itu jika Erina mau"

Erina mendengar itu pun..

"Setuju, aku akan melakukannya dengan baik!" Jawab Erina dengan senang.

"Yosh! Ini baru anak ayah, Kalau begitu ayo kita makan malam. Semua sudah menunggu Erina loh"

Gian mengajak Erina makan malam dan Erina menurut lalu mereka pun makan bersama dengan bahagia.

Keesokan harinya....

Feni dan Gian pergi ke Dungeon, sedangkan Kedua anaknya itu di tinggalkan di rumahnya.

Erina yang sedang menjaga adiknya yaitu Eri ,mereka sedang bermain bersama. Tetapi di pikiran Erina hanya menginginkan Ayah dan Ibu nya cepat pulang lalu dirinya di belikan pedang yang dirinya inginkan.

Tetapi sebelum itu. Feni memberi Air Asi kepada Eri sampai kenyang sampai bertahan sekitar 2-4 hari, karena Air Asi Feni memiliki efek yang membuat bayi yang meminumnya kenyang lebih lama.

"Khakw!" Eri memanggil Kaka kepada Erina, dan itu membuat dirinya senang karena dirinya baru saja di panggil Kaka oleh adiknya walaupun perkataannya tidak terlihat jelas.

"Waah.. Adik kaka sudah bisa bilang Kaka, coba bilang Ibu, Ayah" Erina mengatakan itu sambil tersenyum hangat dan manis.

"Ibwu, Ayagw!"

Eri mengatakan Ayah dan ibu walaupun perkataannya tidak jelas.

Setelah mendengar adiknya mengatakan "Ibu,ayah" Erina sangat senang.

"Kyaaa, Adik kaka pintar...."

Erina langsung memeluk adiknya dengan erat karena dirinya tidak bisa menahan dirinya sangat senang karena adiknya yang sudah mulai bisa berbicara.

"Ibu dan Ayah pasti senang setelah Eri mengatakan Ibu dan Ayah, Rasanya aku sudah tidak menginginkan pedang itu setelah mendengar Eri bilang 'kaka' tadi"

'Ayah Ibu cepat pulang..'

Dalam Hati Erina dia menginkan ibu dan ayahnya pulang dengan cepat. Tetapi 3 hari kemudian Ibu dan ayah Erina tidak pulang-pulang.

Erina sangat khawatir sedangkan adiknya Eri terus menangis tetapi itu cuma sebentar karena Erina terus menenangkan adiknya Eri.

Sekarang Eri dan Erina sedang di dalam rumahnya. Erina sekarang memasang muka sangat khawatir karena ibu dan ayahnya tidak pulang-pulang, sedangkan Eri sedang tidur di kamarnya dengan pulas.

'Ibu.... Ayah.... Aku rindu kalian....'

Tok tok tok tok!

Ada seseorang yang mengetuk pintu.

"Eh, apakah itu ayah dan ibu?"

Erina segera berlari untuk membuka pintu itu, dia mengira bahwa itu adalah orang tuanya. Rasa senang Erina yang berharap dengan kedatangan kedua orang tuanya kembali sangat luar biasa banyak.

Klak!

Tetapi saat membuka pintu itu bukan Ayah dan Ibunya, tetapi itu adalah orang lain.

"Paman Edas?Oh ya kemana ibu dan ayah paman?"

Paman Edas adalah laki-laki berumur 27 tahun, dia orang 1 Party bersama kedua orang tua Erina. Erina sangat mengenal Edas karena dia sering bermain bersamanya saar umurnya masih balita

Lalu..

Tiba-tiba Paman Edas memeluk Erina dengan erat.

"Paman?di mana ibu ,ayah?"

Bingung tiba-tiba paman Edas memeluk dirinya dan penasaran di mana orang tuanya, seperti itulah ekspesi Erina sekarang.

"Maaf..... Maaf Erina, maaf.." Perkataan maaf yang terdengar dari Paman Edas dan nampaknya ia meneteskan air matanya.

"Maaf...? Paman Edas kenapa kamu minta maaf? Lalu di mana ibu dan ayahku?"

Erina tidak tahu bahwa ada sesuatu hal yang sangat sulit di ucapkan dalam diri paman Edas.

"Maaf.... Erina, Maaf paman tidak bisa membawa ibu dan ayahmu kembali...."

Mendengar perkataan darinya , Erina seakan tidak percaya.

"Apa maksudnya paman?tolong jangan bercanda, ibu, ayahku di mana?ayah,ibu ku pasti sedang belanja sekarangkan?" Ucap Erina yang menyangkal.

"Tidak... Ayah dan ibumu mati, dan jasadnya di bawa oleh monster yang membunuhnya ..."

"... Tapi sebelum itu Ayah dan ibu Erina menyelamatkan paman supaya paman selamat."

Kemudian Edas melepaskan pelukan itu dan lalu.

"Yang bisa paman bawa hanya sebilah pedang yang niatnya di berikan untukmu... Erina." Edas memberikan pedang itu kepada Erina.

Dengan perasan sedih dia mengatakan itu,dengan perasaan menyesal dia mengakatan itu ,dengan perasaan bersalah dia mengatakan itu, dengan berat hati dia mengatakan itu kepada seseorang yang pasti akan sangat sedih.

"Eh?Ibu... Ayah..."

"... Ini pasti bohong paman, ibu dan ayah pasti kembali! Pasti kembali, benar kan paman!?" Erina masih tidak mau mempercayai kebenaran pahit itu.

"Tidak, mereka tidak akan kembali Erina." Ucap Edas dengan terpaksa.

"Heh? Ini bohongkan? Ini...pasti bohong!"

"Ini bohong!Ini bohong!Ini bohong!" Erina menangis dengan kecang, dan terus menyangkal kenyataan itu.

"Ayah, ibu pasti kembali!"

"Ini semua salahku! Ini semua salahku! Ini semua salahku ,karena aku ibu dan ayah tidak kembali!"

Air mata yang terus menetes adalah kesedihan yang sangat tidak bisa di tahan

Kemudian Edas memeluk Erina dengan erat dan mencoba menenangkan Erina.

"Erina, kau harus kuat menerima kenyataan pahit ini! Kau pasti bisa!"Ucap Edas sambil menangis.

"AAAAA!! Ayah.... Ibu..."

Erina menangis dengan kencangnya, sembari meneriaki "Ayah dan ibu"

Kemudian Edas menjadi wali Erina dan Eri selama 5 tahun, alasannya Edas meninggal karena sakit yang tidak bisa di sembuhkan.

Lalu Erina sangat sedih lalu berjuang menghidupi adiknya di usia 15 tahun dengan cara bekerja di berbagai toko dan menerima bayaran yang sangat pas-passan.

Lalu Tiba-tiba saat Eri berusia 6 Tahun di saat itu Erina berusia 16 tahun, Eri mengalami Sakit yang sangat parah, dan membutuhkan sebuah ramuan yang sangat mahal. Karena tidak punya uang akhirnya Erina meminjam uang itu kepada orang kaya sebanyak 1.000.000 Grie dengan waktu pinjam 5 Tahun.

Lalu di usia 18 Tahun. Erina mencoba menjadi mendaftar menjadi hunter dan akhirnya berhasil masuk dengan kemampuan yang sangat minim.

Lalu selama 1 tahun dirinya tidak bisa menyelesaikan 1 lantaipun. Di saat dia hampir mati karena Trol, dia di selamatkan oleh pemuda memakai jubah putih yang seumuruan dengannya.

Lalu dia mencoba membalas kebaikannya itu dengan mengambalikan Kristal Trol yang pemuda itu kalahkan , tetapi tidak bisa karena dirinya tidak memiliki apa-apa lalu pemuda itu memberikan kristal itu padanya. Dan berakhir dirinya di latih oleh pemuda jubah putih itu yang bernama Zaki.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!