Ch 15

CPT 15

Setelah berjam-jam latihan di tempat Gurunya Zaki dulu, dan akhirnya malam pun tiba.

Erina yang sedang Terbaring di kamar gurunya Zaki pun terbangun, dia tadi pingsan karena kelelahan.

Di saat itu dia merasa bingung, karena dirinya berada di sebuah kamar yang dia tidak di ketahui. "Di mana ini?"Katanya sambil bingung...

Walaupun begitu, Erina tiba-tiba merasakan ada yang berbeda dari tubuhnya.

"Tubuhku?Aku merasakan ada yang aneh dari tubuhku." Erina kebingungan.

"Energi Panas?Eh tidak! Energi dingin?"

Panas dan dingin adalah hal yang di rasakan di tubuhnya, mungkin? Lalu Erina pun turun dari ranjangnya dan kemudian berjalan keluar mencari tempat yang seharusnya dia berada.

"Tubuhku lebih ringan dari biasanya..."

Erina kaget dengan perkembangannya setelah latihan.

Lalu Erina melihat ruangan latihan itu terbuka dan ada cahaya di sana. Lalu suara-suara ayunan pedang yang terdengar sangat rapi di dengar oleh siapapun.

Erina segera memasuki ruangan latihan itu. Seakan ada angin yang sangat menenangkan di sana , Erina merasakannya, terlihat Zaki yang sedang mengayunkan katananya dengan sangat elegan dan indah.

Erina terdiam dengan apa yang di lakukan Zaki, Mata Erina sama sekali tidak bisa di palingkan dari Zaki sekarang. Perasaan hangat,tenang dan tentram, seperti itulah yang di rasakan Erina saat ini.

'Sangat menenangkan dan tentram...' Seakan beban yang di pikul oleh Erina menghilang, dia merasa ada yang ikut menompang beban tersebut.

Tanpa di ketahui Erina meneteskan air matanya, matanya tetap menatap Zaki yang sedang mengayunkan katananya dengan indah. Dia tidak mengatahui dirinya menangis.

Kemudian Zaki merasa ada yang melihatnya, lalu Zaki berhenti mengayunkan Katananya.

"Hm.."

Zaki melihat Erina terus menatapnya ,tetapi aneh nya dia meneteskan air matanya. Mata yang berkaca-kaca dengan rambut merah yang menutupi sedikit mata nya yang indah itu , lalu dengan wajah nampak lega akan sesuatu.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Zaki dengan wajah dinginnya.

Erina yang kaget dengan perkataan Zaki itu,lalu memegang pipinya yang basah akan air matanya.

"Eh?"

Lalu Erina segera mengelap Air matanya dan langsung mendekat ke Zaki untuk melajutkan Latihannya.

"Ha-Hahaha.... Aku tidak apa-apa, Ayo lanjutkan!"

Dia tertawa, seakan dia ingin menyembunyikan beban yang dia pikul yang di rasakan olehnya selama ini. Air mata yang menunjukan bahwa dia sangat terbebani oleh rintangan yang dia hadapi selama ini.

"Hm..."

Zaki kemudian menatap Erina yang terlihat memaksakan wajah semangat dan ceria nya, dia seakan melihat dirinya dari tingkah Erina.

"Ayo Zaki, apa yang harus ku lakukan?" Wajah cerianya terlihat ada sesuatu kesedihan yang tidak terlihat.

Tetapi Zaki tidak menanggapinya, tetapi Zaki mendekati Erina yang memasang wajah palsunya.

Kemudian Zaki memegang kepala Erina lalu menyandarkannya ke tubuhnya..

"Eh?"

Erina kaget dengan apa yang di lakukan Zaki.

"Zaki apa ya-"

"Sampai kau memasang wajah palsu itu?"

Zaki menyela perkataan Erina, sekarang Erina terkejut apa yang di katakannya.

"Tidak apa-apa kau menangis, jika kau ingin menangis?menangislah! Jangan sampai kau menyembunyikannya!"

"Hilangkan semua masalah yang ada di hatimu sekarang! Sudah cukup kau menanggung semuanya sendiri, keluarkan semua masalahmu sekarang!"

Kata-kata yang dingin menyentuh hati Erina dan membuatnya Ingin menangis, tetapi dia tetap ingin menahannya.

Tangannya mulai gemetaran sebagai tanda dia manahan untuk tidak menangis.

"Tidak apa-apa menangis"

"HAAAAAAA!!"Erina menangis dengan kencang di tubuh Zaki, Tangan mungil Erina memegang erat tubuh Tatsuya.

Perasaan yang dia sembunyikan selama ini akhirnya di lepaskan dengan tangisannya

"AKU.... AKU!! AKU INGIN KELUARGA YANG BAHAGIA!!"

"IBU... AYAH, AKU INGIN BERSAMA KALIAN BERSAMA ERI!"

"AKU SANGAT MERINDUKAN KALIAN... AKU INGIN BERTEMU KALIAN!......"

"INI SEMUA SALAHKU! KALIAN TIADA KARENA KU! JIKA SAJA AKU TIDAK MEMINTA HAL YANG TIDAK BISA KALIAN PENUHI."

"AKU... AKU...."

"Teruskan... Keluarkan semuanya!" Ucap Zaki sembari memegang kepala Erina.

"AKU MINTA MAAF! AKU INGIN MINTA MAAF KEPADA KALIAN! AKU SANGAT MENCINTAI KALIAN ! MAKA DARI ITU...."

"HAAAAAAAAAAAAA!!

Kesalahan yang dia perbuat di masa lalu mengakibatkan hal yang tidak di inginkan oleh dirinya.

"IBU... AYAH!! AKU MERINDUKAN KALIAN!..."

Tidak ada hal yang membuat seseorang sedih, kecuali kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya. Orang tua salah satunya bahkan itu adalah hal yang sangat tidak ingin mereka tiada.

Yang sudah mati tidak akan kembali hidup dan menunggu menjadi tanah, yang masih hidup masih menunggu kematian mereka masing-masing. Seperti itulah hukum yang mustahil di bantah.

Lalu tiba-tiba, ada sebuah Aura Panas dan dingin yang sangat kuat dari tubuh Erina , seakan aura seperti tertahan dari dalam.

'Panas dan dingin? Jadi ini adalah atributnya'

'Sepertinya, atribut yang seharusnya muncul dari dulu tetapi tidak muncul-muncul.'

'Sepertinya ini karena dia selalu menyembunyikan beban dan masalahnya sendiri, lalu akibatnya

atribur itu tertahan dari dalam tubuhnya.'

'Dia berbakat. Tetapi beban yang dia pikul sendiri membuat dirinya tidak bisa berkembang.'

'Akhirnya aku mengerti!, Masalah bisa memperburuk bakat seseorang'

Zaki menemukan hal yang sangat berguna. Sementara itu Erina masih menangis di pelukan Zaki.

"3 hari? benar 3 hari! aku akan melatihnya selama 3 hari. Mungkin dia tidak akan kesulitan saat melawan monster-monster di lantai 45 kebawah."

Setelah 10 menit akhirnya Erina berhenti menangis dan melepaskan pelukannya dari Zaki.

"Anu... Terimakasih sudah memberiku tempat menangis" Erina malu dengan apa yang di lakukan Zaki dan apa yang di lakukan dirinya. Sekarang wajahnya sedikit memerah sedangkan Zaki tetap memasang ekspersi dingin

"Ya. Lebih baik kau pulang, sudah malam!" Suruh Zaki ke Erina.

"Ba..ik... Berarti besok sudah ti..-"

"Besok kau datang lagi ke sini, aku akan melatihmu selama 3 hari. Jadi datanglah pagi-pagi!" Ucap Zaki dengan dingin.

Erina agak kaget, dia kira dirinya akan di latih Zaki hanya 1 hari saja. Tetapi ternyata dirinya di latih selama 3 hari lagi.

"Anu... Terimakasih Zaki, aku sangat berterimakasih! Aku pasti akan membalas kebaikanmu!"

Sambil membungkuk kepada Zaki, Erina berterimakasih ,sangat berterimakasih kepada Zaki.

"...."

Zaki tidak menanggapi itu.

Tetapi Erina merasa dia menunggu balasannya, Erina sangat bahagia dan langsung pamit pergi dan pulang ke rumahnya dengan perasaan senangnya.

"Dasar aneh." Ucap Zaki yang sedikit tersenyum.

"Baiklah... Sepertinya aku harus pulang juga."

"Rasanya aku lapar sekali. Apa ada makanan di rumah ya? Jika tidak ada ya beli ke tempat makan yang biasa"

Zaki kemudian pulang ke rumahnya, tetapi sebelum itu dia mengunci rumah milik gurunya. Lalu karena sudah tahu ada yang tahu letak kunci itu sebelumnya, untuk berjaga-jaga dia membawa kunci itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!