“AAAA… DASAR CABUL… APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADAKU!!!”
Seketika pemuda yang masih terlelap di samping Allea langsung membuka kedua kelopak matanya lebar-lebar, teriakan cempreng itu membuat telinga si pendengar mendadak pegang sebelah.
Kesadarannya benar-benar sudah kembali, sorot mata tajam yang mengisyaratkan kebencian terpancar jelas dari iris mata hitam pekatnya, entah apa yang akan terjadi kepada Allea karena telah berani mengusik ketenangannya pagi ini.
“Anda siapa?!” sentak Allea sok berani sambil menarik selimut untuk menutupi hampir seluruh tubuhnya.
Pemuda itu berpindah posisi, dari yang semula tengkurep dengan wajah memandang Allea sekarang berubah miring dan kepalanya bertumpu pada telapak tangan kiri. pemuda itu menatap lekat gadis di depannya tanpa berucap sepatah kata pun, membuat mental Allea kembali menciut.
“Ba… bagaimana Anda bisa berada di sini?!”
Bukannya menjawab, pemuda itu berpindah posisi lagi, dia duduk bersandar pada dipan ranjang untuk menyamankan tubuhnya. Sikap yang terlihat sangat angkuh, membuat setan dalam tubuh Allea meronta ingin keluar.
“Kapan Anda masuk dan kenapa Anda bisa tidur di kamar ini dengan saya?”
Berondongan pertanyaan terus menghujami pemuda itu.
“Seharusnya pertanyaan itu milikku!” jawab pemuda itu santai sambil menatap Allea tajam. “Kau siapa?! Bagaimana bisa kau berada di atas ranjang ku tanpa…”
Kalimatnya tergantung, iris mata pemuda itu menilik penampilan Allea saat ini. Dengan wajah belepotan karena make-up yang luntur, rambut panjang acak-acakan menyerupai surai singa ditambah Allea seperti tidak mengenakan baju sehelai pun membuat tubuh pemuda itu tiba-tiba bereaksi.
“Adikku meresponnya?!” batin pemuda itu.
Spontan Allea mempererat selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. “Tolong, matanya dijaga!” protesnya risi.
Senyum tipis terukir di bibir pemuda itu mendengar celotehan dari Allea. “Wajar saja! Pagi-pagi kau menarik Harimau pejantan yang siap kawin.”
“Dasar gila!”
Pemuda itu memicingkan mata, baru kali ini dia mendapatkan cacian dari seorang wanita. Bukannya marah pemuda itu justru merasa senang dan terhibur.
“Sepertinya kau menepati janjimu.”
“Hah?”
Allea bingung, janji? Sebenarnya janji apa yang sudah ia buat dengan pemuda ini, Allea bahkan tidak mengenal siapa dia.
“Kau Allea kan,” kata pemuda itu sambil mendekapkan kedua tangannya di atas dada.
Kedua alis Allea menyatu, otaknya berpikir keras, sebenarnya siapa pemuda ini. Wajahnya sangat asing bagi Allea.
“Bukankah aku sudah menyamarkan nama asliku!”
Allea mencoba menerka, bagaimana pemuda itu bisa tahu nama aslinya, apa jangan-jangan Claudia membocorkan informasi pribadi pekerjanya kepada klien yang dianggapnya penting.
“Aku sudah tertipu Mami Clau, teganya dia menjadikanku seperti ini,” batin Allea tersayat.
“Heh!!”
Allea tersentak dari lamunannya, saat mata Allea ingin menatap pemuda itu, iris matanya tanpa sengaja menangkap sebuah benjolan yang tersembunyi dibalik ****** ***** pemuda itu, fokusnya langsung buyar membuat Allea kesusahan meneguk salivanya sendiri.
"Ehmm..."
Dehaman itu memgembalikan kesadaran Allea, dalam hitungan detik, ia kembali memalingkan wajahnya.
“A… apa Anda salah satu klien saya semalam?” tanyanya takut jika apa yang dipikirkan Allea benar-benar terjadi.
“Klien? Mungkinkah sekarang dia sudah jadi wanita murahan?!” batin pemuda itu geram. “Kalau sedang mengobrol tatap lawan bicaranya, tidak sopan!”
“Saya hanya…”
“Hanya?”
“Iya, hanya saja…”
“Tidak terbiasa melihat tubuh laki-laki atau bahkan belum pernah,” sanggah pemuda itu. “Jangan-jangan sekarang kau sedang membayangkan sesuatu bersamaku lagi.” sambungnya.
Pemuda itu berbohong, padahal ia tidak tidur dengan Allea, ia hanya ingin melihat reaksi apa yang lagi yang akan ditunjukan Allea untuk menghiburnya.
“LAGI?!” batin Allea bergejolak, apa jangan-jangan ia sudah melakukan hal itu dengannya. Tanpa merespon Allea beranjak dari tempat tidur.
“Mau kemana kau? Apa kau tahu berapa banyak wanita yang ingin bersamaku!”
Allea memutar tubuhnya, menatap pemuda itu dengan mata berkaca-kaca. Seharunya ia meminta pertanggung jawabannya bukan, akan tetapi sudah menjadi resiko atas kesalahan Allea sendiri.
“Siapa peduli, mau 100 atau 1000 wanita pun saya tidak ada urusan lagi dengan Anda! Tolong bayar dua kali lipat karena Anda orang pertama yang menikmati tubuh saya.”
Allea menahan air matanya, ia harus menggunakan segala cara untuk mendapatkan uang lebih cepat, meskipun dengan menguras kliennya. Tetapi satu prinsip Allea sekarang, ia tidak mau melakukannya dengan klien yang sama. Karena sudah terlanjur masuk ke lubang neraka, Allea sudah tidak peduli lagi akan harga dirinya.
“Hahaha… ” pemuda itu kembali tertawa lepas. “Berarti dia masih bersih, kenapa dia sampai mau melakukan pekerjaan kotor, melihat sifatnya yang unik, pasti dia terpaksa.” Batinnya bahagia. Entah kapan terakhir kali pemuda itu merasakan perasaan mengelitik seperti ini.
“Aku akan memberimu sepuluh kali lipat,”
“Benarkah?” sahut Allea antusias dengan mata berbinar.
“Mungkin dia memang membutuhkan banyak uang, tapi untuk apa. Dilihat dari penampilannya yang sederhana aku rasa dia bukan wanita yang suka berfoya-foya.” batin pemuda itu menilai. “Iya, dengan syarat.”
“Apa Tuan,” tanya Allea kembali duduk di sudut ranjang.
“Hahaha…” gelak tawa kembali terdengar. “Bagaimana bisa kepribadianmu berubah-ubah dengan cepat,” kata pemuda itu. “Saat pertama bertemu kau sangat takut padaku tapi sekarang, kau seolah bukan Allea yang dulu.”
Allea semakin bingung, bagaimana pemuda ini bisa tahu kepribadiannya. Pasalnya ia tidak akan pernah lupa kejadian-kejadian yang menurutnya penting dalam hidupnya. “Sebenarnya Anda siapa? Apa kita pernah kenal sebelumnya!”
Pemuda itu sedikit frustrasi, rambutnya disisir dengan jari ke belakang, memperlihatkan jidatnya yang sangat menawan. “Kau sungguh tak mengenaliku? Padahal aku kira tidak ada satu orang pun yang akan bertanya siapa aku!”
“Hah?” Allea melongo, matanya membulat sempurna. Wah, ada ya manusia yang tingkat kepercayaan dirinya setinggi ini. “Memangnya Anda Presiden atau Raja yang harus dikenal semua orang termasuk saya?!” Jawab Allea tanpa sadar.
“Hahaha,” pemuda itu banyak tertawa hari ini. “Apa semua kejadian dan perlakuan mu padaku ini hanya kepura-puraan saja agar aku semakin penasaran padamu?!”
Allea menggelengkan kepalanya, dia tidak mengerti jalan pikiran pemuda ini. “Dari kata-katanya… mungkin aku wanita pertama yang menolaknya?! Apa begitu! Dasar orang kaya belagu!”
“Apa yang sedang kau pikirkan?” serunya karena Allea tak kunjung menjawab.
Allea memutar bola matanya, mencari sebuah alasan agar dirinya bisa kabur dari situasi ini. Ia harus menjernihkan pikirannya dahulu. Mendadak perutnya tiba-tiba mual, menjadi alasan dirinya untuk melarikan diri. Tangan Allea perlahan berjalan ke perut, menundukkan kepala dengan ekspresi seperti orang kesakitan.
“Sepertinya saya mau muntah, saya ke kamar mandi sebentar, Tuan.”
Pemuda itu membuang napas, mau tidak mau ia mengangguk mempersilahkan Allea untuk ke kamar mandi. “Bersihkan dirimu sekalian, alkohol di tubuhmu terlalu menyengat.”
Tanpa membalas lagi, Allea langsung meluncur ke kamar mandi, tak lupa mengunci pintunya. Dia menatap pantulan dirinya sendiri di depan kaca. Membasuh seluruh wajah dan rambut, untuk mendinginkan isi kepalanya.
“Kau sudah gila Alle, kenapa kau bisa sebodoh ini. Apa yang sudah kau lakukan, almarhum ayahmu dan ibumu akan terluka melihatmu begini.”
“Tapi bagaimana dengan Ibumu? kau mau melihat ibumu tidak tertolong!”
Pergolakan batin sedang bermonolog di kepala Allea.
“Sekarang aku harus bagaimana, aku sudah terlanjur melakukannya!” lirih Allea sambil melepaskan selimut yang tadi menutupi seluruh tubuhnya.
Allea kembali melihat pantulan dirinya di depan kaca, memeriksa bagian tubuhnya secara menyeluruh tanpa terlewat sejengkal pun namun tidak ada tanda-tanda kemerahan sama sekali.
“Aneh, apa dia tidak mengigitku?” Allea pun memberanikan diri meraba bagian sensitifnya, “Kok tidak terasa sakit.” batinnya.
Dari apa yang pernah Allea baca sebelumnya di sebuah artikel, menjelaskan jika perempuan yang sudah melakukan hal itu dengan pasangan untuk pertama kali, pasti alat kewanitaannya akan teras ngilu dan sakit. Namun yang dirasakan Allea sekarang biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa.
“Kami sudah melakukannya atau belum?” tanya Allea pada dirinya sendiri. “Sudahlah, banyak hal yang lebih penting yang perlu kau pikirkan!” seru Allea pada diri sendiri kemudian dia membersihkan tubuhnya, hingga beberapa menit setelahnya, Allea selesai dan keluar dari kamar mandi.
Allea melihat sekeliling, kosong tidak ada tanda-tanda batang hidung pemuda itu. “Pas sekali untuk kabur.” Dia kemudian mengendap-endap untuk keluar agar tidak terpergok pemuda yang tidak dikenal itu.
Saat gagang pintu sudah berada di genggaman Allea tiba-tiba terdengar suara yang menginterupsi.
“Kau mau pergi begitu saja meninggalkan uang sepuluh kali lipat dariku?”
Spontan Allea menoleh dan mendapati pemuda itu sedang duduk di depan kaca bening yang tertutup gorden.
“Iya, saya sudah tidak menginginkannya. Anda tidak perlu membayar saya sepeserpun?” jawab Allea mantap, ia sudah mengetahui fakta bahwa dirinya ternyata masih murni, itu sudah membuat akal sehatnya kembali ke jalan yang benar.
“Kau memberikan keperawananmu cuma-cuma padaku?!”
“Saya tahu Anda berbohong, sebenarnya kita tidak pernah melakukan apapun kan.”
“Bagaimana kau bisa tahu?”
“Karena saya pemilik tubuh saya sendiri, jika ada yang salah sedikit saja pasti saya bisa merasakannya.” balas Allea.
Bibir pemuda itu tertarik sedikit. “Ternyata otakmu sudah kembali berfungsi.”
“Apa?!”
Pemuda itu menghampiri Allea dengan piyamanya. “Seberapa banyak uang yang kau butuhkan, setidaknya hargailah tubuhmu sendiri.”
Kalimat yang disuarakan pemuda itu menjadi suatu tamparan untuk Allea. Benar, siapa lagi yang bisa menjaga tubuhnya sendiri kalau bukan pemiliknya, Ibu Allea pasti juga tidak akan menginginkan anaknya menjadi kupu-kupu malam.
“Terima kasih atas nasihatnya Tuan,” seru Allea sambil menyeka air matanya. Allea sangat malu terutama pada dirinya sendiri, hampir saja ia tidak bisa menjaga satu-satunya harta miliknya. “Saya permisi, Tuan.”
Pemuda itu ingin menahan kepergian Allea namun ia tahu, saat ini gadis itu perlu menenangkan dirinya sendiri.
“Aku pasti bisa bertemu denganmu lagi.”
.......
.......
.......
...Jangan lupa tinggalin jejak Bestie 🖤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ning Rum
lea konyolll
2020-11-12
1
Bew Wok
hhha
2020-11-12
1
Vinna Na Oby
visual nya dong thor
2020-10-16
3