Perut Chloe melilit saat dia berjalan ke lapangan basket yang penuh sesak. Dia dan Jack datang untuk menonton pertandingan tim bola basketnya, dan dia tahu bahwa dia akan bertemu teman-teman Jack untuk kedua kalinya, dan tim cheerleader untuk pertama kalinya. Dia telah banyak mendengar cerita tentang mereka. Konon tim cheerleader inti itu gaduh dan eksklusif. Dia khawatir tentang bagaimana reaksi mereka terhadap kehadirannya.
Saat mereka menemukan tempat di bangku penonton, Chloe memperhatikan tim itu berkerumun bersama, tertawa dan bercanda. Dia merasakan sedikit kecemburuan saat dia melihat Jack bergabung dalam olok-olok mereka. Di mata Chloe, Jack bagai orang lain yang berbeda dari yang dia kenal.
Salah satu anggota tim, seorang pria jangkung berotot dengan senyum ramah, mendekati mereka.
"Hei, Jack!" katanya, menepuk punggungnya. "Siapa wanita cantik ini?"
Jack memperkenalkan Chloe, dan lelaki itu, yang bernama Ryan kelas XI, memberinya senyuman hangat. “Kita belum pernah bertemu sebelumnya, karena waktu itu Ryan belum tiba,” bisik Jack ketika melihat tampang Chloe yang kebingungan karena Ryan belum mengenalnya.
"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu," kata Ryan.
Chloe tersenyum gugup, merasa sedikit lebih nyaman.
Anggota tim lainnya segera menyadari kehadiran Jack dan Chloe dan mulai berjalan mendekat. Chloe mencoba yang terbaik untuk bersikap ramah dan menarik, tetapi dia tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa mereka semua menilai dan menghakiminya.
Saat permainan dimulai, Chloe mencoba untuk fokus pada aksi di lapangan, tetapi dia tidak bisa menahan rasa malu saat teman-teman Jack berkerumun dan berbisik di antara mereka sendiri.
Setelah permainan berakhir, teman-teman Jack mengundang mereka untuk pergi makan bersama di kantin sekolah. Chloe ragu-ragu, tetapi Jack menggenggam erat tangannya untuk meyakinkan dan mengatakan mereka harus pergi.
Saat mereka berjalan ke kantin, Chloe merasa seperti sedang berjalan di atas mentega. Dia mencoba yang terbaik untuk menyesuaikan diri dengan kelompok teman Jack sekaligus menjaga benar-benar ucapan dan leluconnya. Mereka semua tampaknya bersenang-senang, tetapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa dia tidak cocok.
Di kantin, Chloe duduk di sebelah Tyler. Chloe terkejut akan ketidaksengajaan itu. Tapi anehnya, kehadiran Tyler di sebelahnya justru membuat Chloe mulai sedikit lebih santai. Mereka mengobrol tentang latihan dan pertandingan yang akan datang, dan Tyler dengan senang hati membisikkan istilah yang tidak dimengertinya.
Tapi seiring berlalunya malam, percakapan berubah menjadi pesta liar dan malam yang gila. Chloe mendengarkan dengan sopan, tetapi dia tidak bisa menahan perasaan tidak enak tentang beberapa hal yang mereka bicarakan.
Jack memperhatikan ketidaknyamanannya dan merangkulnya.
"Hei, ayo ganti topik pembicaraan," katanya, matanya bertemu dengan mata Chloe. "Bagaimana kalau kita membicarakan sesuatu yang sedikit lebih sopan?"
Chloe merasa bersyukur atas campur tangan Jack, dan mau tidak mau dia tersenyum melihat pesonanya.
Jack memperhatikan ketidaknyamanan Chloe dan merangkul bahunya, menariknya lebih dekat ke arahnya. "Jangan khawatir," bisiknya di telinganya. "Mereka hanya cemburu karena mereka tidak memiliki seseorang yang luar biasa sepertimu."
Chloe tersenyum lemah, berterima kasih atas dukungan Jack. Tapi saat mereka terus berbaur dengan tim, dia merasa seperti orang luar. Mereka semua tampaknya memiliki kisah bersama dan lelucon bersama yang dia tidak mengerti.
Chloe mencoba santai, tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan sebagai orang luar. Dia menyaksikan para pemain bola basket mengobrol dan tertawa satu sama lain, merasa seperti berada di dunia yang berbeda. Dia tidak tahu bagaimana berbicara dengan mereka atau apa yang harus dikatakan.
Rekan satu tim Jack, Alex, datang dan memperkenalkan dirinya pada Chloe. "Hai, aku Alex. Senang bertemu denganmu," katanya sambil mengulurkan tangannya.
Chloe menjabat tangannya, merasa lega karena ada yang mencoba mengikutsertakannya. "Hai, aku Chloe. Senang bertemu denganmu juga," sapanya sambil tersenyum canggung.
Seiring berlalunya hari, Chloe mencoba berbasa-basi dengan teman-teman Jack, tetapi dia masih merasa seperti orang luar. Dia memperhatikan saat mereka berbicara tentang bola basket, video game, dan hal-hal lain yang tidak dia mengerti. Dia tidak bisa nimbrung dan merasa seperti dia tidak pantas berada di sana.
Kegelisahan semakin menyelimuti seluruh pikirannya, membuatnya semakin tidak bisa berfokus mengikuti obrolan tim basket ini. Sebelum semakin bertambah parah dan berakhir dengan mempermalukan dirinya sendiri atau juga Jack, Chloe minta diri pergi ke kamar mandi. Dia perlu waktu untuk menenangkan diri. Jack menyusul kekasihnya itu dan menunggui Chloe sampai gadis itu muncul kembali dari kamar mandi.
Jack meraih tangan Chloe dan berkata, "Maafkan teman-temanku," kata Jack, merasakan ketidaknyamanan Chloe. "Terkadang mereka bisa sedikit berlebihan."
Chloe mengangkat bahu. "Tidak apa-apa. Aku hanya merasa agak salah tempat."
"Kamu tidak salah tempat," kata Jack, meraih tangannya. "Kamu pantas berada di sini bersamaku." Jack merengkuh tubuh Chloe, memeluk dan mengecup kening Chloe, “karena kamu kekasihku.”
Gadis itu tersenyum, merasakan ketegangan sarafnya mulai mereda. Kata-kata Jack meyakinkan, dan dia tahu bahwa Jack bersungguh-sungguh. Sebelum kembali bergabung dengan teman-teman Jack, mereka mengobrol berdua sebentar.
Chloe mulai rileks dan percaya diri. Jack lucu dan menawan, dan dia senang berada di dekatnya. Dia bahagia memiliki Jack dalam hidupnya dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan membiarkan pendapat teman-temannya menghalangi hubungan mereka. Mereka berdua pun kembali bergabung dengan teman-teman yang lain.
Seiring berlalunya malam, Chloe semakin nyaman berada di dekat teman-teman Jack. Mereka tidak terlalu buruk seperti perkiraannya. Tapi dia masih merasa seperti orang luar, seperti dia tidak cocok dengan kelompok mereka.
"Terima kasih telah datang merayakan kemenangan tim bersama kami," katanya, matanya bersinar dengan kasih sayang. "Aku tahu itu tidak mudah, tapi aku senang kau ada di sini."
Chloe kebahagiaan meluap-luap dalam hatinya. Terlepas dari interaksi yang canggung dengan teman-temannya, dia tahu bahwa Jack benar-benar peduli padanya, dan hanya itu yang terpenting.
Jack memperhatikan ketidaknyamanan Chloe dan merangkul bahunya, menariknya lebih dekat ke arahnya. "Jangan khawatir tentang mereka," bisiknya di telinganya. "Mereka hanya cemburu karena mereka tidak memiliki seseorang yang luar biasa sepertimu."
Chloe tersenyum lemah, berterima kasih atas dukungan Jack. Tapi saat mereka terus berbaur dengan tim, dia merasa seperti orang luar. Mereka semua tampaknya memiliki sejarah bersama dan lelucon di dalam yang dia tidak mengerti.
Pada satu titik, salah satu pemain membuat komentar kasar tentang seorang gadis di kelas mereka, dan Chloe merasa perutnya mual. Dia memandang Jack, berharap dia akan mengatakan sesuatu, tetapi dia hanya tertawa bersama yang lain.
Merasa gelisah, Chloe minta diri dan pergi ke kamar mandi, perlu waktu untuk menenangkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments