Sahabat Terbaik di Saat Terburuk

Selama Jack dan Chloe berbaur dengan tim basker, Tyler menepi ke sudut lapangan dan mengamati keduanya. Tyler telah memperhatikan kegelisahan Chloe di sekitar Jack akhir-akhir ini, dan dia tahu itu ada hubungannya dengan keengganan Jack terlihat bersama di depan umum. Dia juga tahu bahwa Jack idola cewek-cewek cheerleader dan Jack menikmati sanjungan itu. Tyler tidak ingin Chloe terluka.

Suatu hari, sepulang sekolah, Tyler mendekati Chloe yang sedang mengemasi buku-bukunya. "Hei, Chloe, bisakah kita bicara sebentar?" Dia bertanya setelah memastikan Jack tidak ada di sekitar Chloe.

"Tentu. " jawabnya sambil menutup lokernya. “Apa kabar?”

"Aku hanya ingin menanyakan kabarmu. Bagaimana kabar Jack?" Tyler bertanya, menatapnya dengan prihatin.

Chloe ragu sejenak sebelum menjawab. "Baik, tapi ... tampaknya dia ragu terlihat bersamaku di depan umum."

“Tapi saat di lapangan basket beberapa hari lalu, kalian tampak membaur.”

“Yah… aku tahu. Tapi… tetap saja, aku merasa Jack setengah hati membawaku ke sana. Atau aku terlalu berlebihan.”

Tyler mengangguk penuh pengertian. "Ya, aku tahu. Tapi jangan terlalu khawatir tentang itu. Jack hanya... dia belum terbiasa menjalin hubungan yang serius. Dia lebih terbiasa bermain bersama banyak teman. Tapi kurasa dia sangat menyukaimu."

Wajah Chloe menjadi cerah mendengar kata-kata Tyler. "Sungguh?"

"Ya, sungguh. Dan aku tidak hanya mengatakan itu untuk membuatmu merasa lebih baik. Aku mengenal Jack, dan aku belum pernah melihatnya bertingkah seperti ini dengan siapa pun sebelumnya," kata Tyler meyakinkan. 

Chloe tersenyum, merasakan beban terangkat dari pundaknya. "Terima kasih, Tyler. Itu sangat berarti."

"Tentu saja. Dan jika kau butuh sesuatu, beri tahu aku. Aku mendukungmu," kata Tyler, memberinya senyum ramah.

Chloe merasa berterima kasih atas dukungan dan dorongan Tyler. Dia tahu bahwa dia mengutamakan kepentingannya, dan dia senang memiliki Tyler sebagai teman.

"Aku tahu ini berat untukmu," kata Tyler. "Tapi kamu harus ingat bahwa Jack sangat menyukaimu. Dia hanya takut dengan apa yang akan dikatakan teman-temannya jika dia terlihat bersamamu di depan umum. Bukannya dia malu padamu, hanya saja dia tidak ingin membuat kelompoknya canggung."

Chloe mengangguk, merasakan tekad baru. Dia tahu bahwa Tyler benar. Dia tidak bisa membiarkan pendapat orang lain mendikte kebahagiaannya. 

dan dia berterima kasih atas dukungannya yang tak tergoyahkan. "Aku tahu, tapi …." katanya, suaranya sedikit bergetar hampir menangis.

"Aku mengerti," kata Tyler. "Tapi kamu harus percaya pada dirimu sendiri dan pada hubunganmu dengan Jack. Jangan biarkan pendapat atau penilaian orang lain menghalangi apa yang kalian miliki bersama."

Chloe menyeka air mata dari matanya dan mengangguk. "Kamu benar, Tyler. Aku harus kuat dan percaya pada hubungan kami."

Tyler memberinya senyuman manis menenangkan sebelum melepaskannya. "Semangat!" katanya sambil tersenyum lebar. "Dan hei, jika teman-teman Jack benar-benar menganggap Jack teman mereka, mereka juga akan menerimamu apa adanya dan mendukung hubunganmu."

Chloe mengangguk setuju. Dia menarik napas dalam-dalam mencoba menyingkirkan rasa tidak amannya. "Kau benar," katanya. "Aku tidak bisa membiarkan orang lain mendikte perasaanku atau dengan siapa aku. Aku akan berbicara dengan Jack dan membuatnya mengerti bahwa aku bukan hanya rahasia yang bisa dia sembunyikan. Terima kasih sudah mendukungku."

"Itulah semangat seorang Chloe yang kukenal,” Tyler tersenyum padanya. " Apa pun yang kelak terjadi antara kau dan Jack, yakinlah, aku selalu ada untukmu, apapun yang kamu butuhkan."

Chloe merasa beruntung memiliki dua pria hebat dalam hidupnya. Jack mungkin memiliki kekurangannya, tetapi dia tahu bahwa dia peduli padanya dengan caranya sendiri. Dan Tyler selalu ada untuk memberikan dukungan dan saran saat dia membutuhkannya.

Dengan bantuan mereka, dia merasa bisa menghadapi apa pun yang mengadangnya. Dan siapa yang tahu? Mungkin dia dan Jack bisa mengatasi perbedaan mereka dan berhasil pada akhirnya.

“Aku senang bisa membantumu, Chloe," katanya. "Sekarang, bolehkah aku mengantarmu kembali ke asrama?"

Chloe mengangguk, merasa sedikit lebih baik tentang situasinya. Dia berjalan di sisi Tyler kembali ke asrama. Kepalanya kembali terangkat tinggi dan hatinya dipenuhi harapan. Dia tahu bahwa jalan di depan tidak akan mudah, tetapi dia bersedia berjuang untuk apa yang diinginkannya.

Sepanjang jalan dari sekolah menuju asrama, selama lima menit itu mereka habiskan dengan mengobrolkan banyak hal. Sesekali Chloe tertawa manakala Tyler menyampaikan lelucon.

Saat mereka sampai di asrama, Chloe melihat Jack berdiri di samping gerbang asrama, memperhatikan mereka dengan kening berkerut. Tyler dan Chloe berjalan ke arahnya. Chloe sedikit gugup tentang apa yang mungkin dia katakan. 

Melihat Chloe memucat, Tyler berkata, “Maaf, tadi ada yang perlu kubicarakan dengan Chloe. Cuma mengobrol biasa kok.” 

"Hei," sapa Tyler, memberinya senyum kecil.

"Hei," kata Jack, matanya menatap penuh selidik.

Melihat Chloe memucat, Tyler berkata, “Maaf, tadi kami tak sengaja bertemu di jalan. Aku hendak meminjam catatan Claudia.” Tyler pamit masuk ke asrama cewek, mencari teman sekelasnya itu. Sebelumnya dia memastikan Chloe baik-baik saja. Dia berkata, “Kami cuma mengobrol biasa kok.” Tyler lalu masuk ke asrama cewek, menuju lobi asrama itu dan pura-pura sibuk dengan ponselnya. Matanya melirik ke gerbang asrama, memastikan Chloe tidak bertengkar dengan Jack.

 "Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Jack.

Chloe mengangguk. "Ya, aku baik-baik saja," katanya. "Aku hanya butuh sedikit udara segar tadi."

Jack mengangguk, tampak lega. "Aku minta maaf tentang sikapku sebelumnya," katanya. "Aku seharusnya tidak perlu ragu terlihat bersamamu di depan umum. Aku hanya tidak ingin teman-temanku menjaga jarak denganku."

Chloe menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya.

"Aku mengerti," katanya. "Tapi aku tidak bisa terus menyembunyikan hubungan kita. Itu tidak adil bagi kita berdua." Chloe terdiam sejenak lalu melanjutkan, “Dan juga tidak adil bagi cewek-cewek yang berharap lebih padamu”

Jack menatap Chloe sejenak. Mata Jack mencari-cari pemilik mata indah di hadapannya yang sedang menunduk sedih.

"Kau benar," katanya. "Seharusnya aku tidak menempatkanmu di posisi itu. Mulai sekarang, aku akan melakukan yang terbaik untuk lebih terbuka tentang kita."

Chloe merasakan kelegaan menyapu dirinya. Dia tahu itu tidak akan mudah, tetapi dia bersedia mengambil risiko demi hubungan mereka.

"Terima kasih," katanya, memberinya senyum kecil. "Aku sangat menghargainya."

Jack membungkuk, memberinya ciuman lembut di kening. "Apa pun untukmu," katanya, matanya berbinar penuh kasih sayang.

JAntung Chloe berdebar-debar mendengar kata-katanya. Dia tahu bahwa jalan mereka masih panjang, tetapi dia bersedia melakukan perjalanan itu dengan dia di sisinya.

Chloe menggenggam erat tangan Jack, merasa bersyukur memiliki cowok itu sebagai kekasihnya. Saat mereka berpisah, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk mempertahankan hubungannya dengan Jack, tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!